Bagian 1.

3.2K 407 52
                                    

Indahnya musim semi saat ini nyaris kalah indah jika dibandingkan dengan senyum seorang wanita muda yang melangkah penuh rasa bahagia di sepanjang koridor rumah sakit. Senandung ringan mengiringi langkahnya yang terkadang berubah menjadi lompatan-lompatan kecil sesuai dengan lantunan lagu yang dia nyanyikan. Tidak akan ada satu orang pun yang dapat menyangkal bahwa wanita dengan balutan sweater putih itu tampak sangat bersinar siang ini.

Wanita muda nan cantik itu bernama Jennie Kim, seorang pasien yang sekitar dua bulan lalu mengalami kecelakaan dan harus di rawat intensif di rumah sakit ini tiga Minggu lamanya. Hingga saat ini Jennie Kim masih rutin memeriksakan diri ke rumah sakit dikarenakan cidera yang dia alami di bagian bahu kanannya cukup parah. Iya, kecelakaan dua bulan lalu itu menyebabkan bahu kanannya cidera akibat benturan hebat dengan aspal jalanan. Namun, hal itu tidak menjadi masalah bagi Jennie.

Jennie senang ke rumah sakit ini, sangat senang bahkan. Dengan datang ke mari membuat Jennie dapat bertemu dengan seseorang yang dia suka. Benar, seseorang yang Jennie sukai bekerja di rumah sakit ini, dan setiap kali dia kesini maka dapat di pastikan mereka akan bertemu.

Hal itu pastilah terjadi karena seseorang yang Jennie sukai adalah dokternya sendiri. Oleh karena itu siang ini Jennie tampak begitu semangat melangkah di sepanjang koridor rumah sakit. Membayangkan bertemu dokter itu saja sudah berhasil membuat kupu-kupu di perutnya berterbangan dengan liar. Apalagi nanti setelah mereka benar-benar bertemu?

"Selamat siang, saya Jennie Kim yang sudah membuat janji untuk bertemu dengan dokter Kim" ujar Jennie setelah dia sampai ke meja seorang perawat yang ada di bagian Taehyung bekerja.

"Tunggu sebentar ya nona, masih ada pasien lain di dalam" tutur sang perawat.

Jennie mengangguk. Dia kemudian duduk tepat di seberang ruang kerja dokter yang akan dia temui. Sungguh, sedetik pun senyum indah itu tidak pernah terhapus dari wajah cantiknya. Hari datang ke rumah sakit adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Jennie. Jika saja bisa maka setiap hari saja dia ingin datang ke mari.

Jennie tidak perlu menunggu lama karena lima belas menit setelah dia duduk, pasien yang semula ada di dalam ruangan dr. Kim sudah beranjak keluar.

"Nona Jennie, silahkan masuk" ucap perawat tadi.

Jennie melangkah penuh rasa percaya diri, dan kala kakinya mulai memasuki ruang kerja sang dokter maka senyumnya semakin bertambah lebar.

"Selamat siang dokter Kim"

Dokter tampan yang semula masih asik dengan kertas resep di mejanya kini sudah menoleh pada Jennie dan ikut membalas senyuman wanita itu.

"Hai, selamat siang Jennie. Ayo duduk" ujarnya ramah dan lembut sama seperti biasa.

"Tadi ketika aku berangkat bekerja, aku melihat hampir semua bunga sudah bermekaran dengan indah. Apa kau juga melihatnya Jennie?" Tanya dr. Kim memulai obrolan diantara mereka berdua.

Jennie mengangguk semangat karena ucapan dokter Kim benar, ini adalah awal musim semi sehingga nyaris seluruh bunga masih bermekaran dengan indah. Ah dulu ketika Jennie masih bersama Jimin, dia akan sangat senang setiap musim semi tiba. Mereka akan pergi festival musim semi di Seoul Grand Festival dan menghabiskan waktu berdua di sana. Sayang, semua kenangan indah itu harus tercoreng akibat perselingkuhan yang Jimin lakukan.

"Benar sekali dokter, aku juga melihatnya"

"Baguslah, semoga hari mu sama indahnya dengan bunga-bunga di musim semi ini" ucapnya tulus.

Oh tuhan, katakan lah bagaimana caranya agar Jennie tidak jatuh cinta jika pria yang dihadapkan padanya adalah seorang dokter kim? Dokter Kim adalah definisi pria sempurna dengan tubuh tinggi hampir mencapai 180cm. Bertubuh tegap dengan bahu lebar yang bisa membuat Jennie membayangkan bagaimana nyamannya jika dia bersandar di bahu itu. Memiliki garis wajah yang sempurna, dan Jennie sangat yakin secanggih apapun teknologi plastic surgery di negaranya ini tidak akan mampu membentuk wajah seindah wajah dokter Kim. Terlebih lagi pria itu memiliki senyum yang menenangkan dan hati yang lembut. Jennie tahu dia tidak akan bisa, Jennie tidak bisa mencegah dirinya sendiri untuk jatuh cinta pada pria tampan dengan balutan jas putih di hadapannya saat ini.

FAVORITE SINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang