Bagian 21.

1.8K 337 204
                                    


N

P : The One that Got Away - Katy Perry

*****

Seminggu telah berlalu semenjak hari dimana Taehyung merasa separuh bagian dirinya hilang secara tiba-tiba akibat kepergian Jennie. Semenjak saat itu  Taehyung tidak pernah berhenti menghubungi nomor Jennie dan mendatangi apartemen wanita itu meskipun sebenarnya dia sendiri tau, usahanya hanya akan berakhir sia-sia, teleponnya tidak akan pernah tersambung dan Jennie tidak akan kembali ke apartemen. Meskipun begitu Tehyung tidak perduli, dia hanya akan tetap melakukan hal itu karena jauh di dalam lubuk hatinya dia masih menaruh harapan agar usaha membuahkan hasil.

Dia merindukan Jennie, sangat merindukan Jennie hingga dia bisa merasa seluruh inci tubuhnya merintih memanggil nama wanita itu. Taehyung kini sadar betul, dia benar-benar sudah jatuh cinta pada Jennie, namun sayang cinta itu harus berakhir bahkan ketika dia belum benar-benar memulainya. Semua ini salahnya. Andai dia bisa bersikap lebih tegas, mungkin Jennie tidak akan pergi, mungkin Jennie akan tetap di sini bersamanya dan mereka bisa bersama dalam sebuah hubungan yang jauh lebih baik setelah semua selesai.

Taehyung menyesal. Demi tuhan, dia ingin membawa Jennie nya kembali, tapi hingga saat ini dia masih tidak tau dimana wanitanya itu berada.

Bukan Taehyung tidak ingin mencari, demi tuhan Taehyung sudah mencoba mencari Jennie melalui Hoseok, Suga dan Jisoo setiap hari. Taehyung bahkan terus memohon pada mereka meminta salah satunya memberi informasi di mana Jennie berada. Tapi yang Taehyung dapatkan tetap sama, nihil. Tidak ada satupun dari mereka yang mau merespon Taehyung, bahkan ketiganya begitu kompak menghilang ketika Taehyung mendatangi gedung sekolah mereka.

Taehyung benar-benar kehabisan cara, tapi dia tidak ingin menyerah.

"Taehyung..." Panggilan lembut seorang wanita lantas menyentak lamunan Taehyung malam ini.

Irene, wanita itu kini tengah berdiri tepat di hadapannya dengan ekspresi wajah yang sulit Taehyung artikan.

"Ada apa Rene? Kau sakit? Kalau begitu ayo ke rumah sakit sekarang" ucapnya tanpa memberi jeda untuk Irene merespon terlebih dahulu.

Setelahnya seperti tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama, Taehyung kemudian bangkit dari sofa yang tadi dia duduki dan bergegas mengambil kunci mobil di dalam kamar. Tidak lupa, pria itu juga mengambil sebuah jaket kulit dan memakaikannya ke pundak Irene.

"Ayo pergi sekarang."

"Taehyung, tunggu" tarikan Irene pada lengan Taehyung menghentikan pergerakan sang suami yang sudah bersiap hendak melangkah pergi.

Detik selanjutnya Irene menghambur ke dalam pelukan Taehyung, memeluk suaminya erat-erat sembari menahan ledakan air mata yang sejak tadi dia bendung.

Sementara itu Taehyung mengernyitkan kedua alisnya sedikit bingung, "kalau sakit ayo pergi sekarang Rene, jangan sampai terjadi apa-apa dengan anak kita" ucap Taehyung tanpa membalas pelukan Irene sama sekali.

Irene menggeleng keras, "aku tidak sakit. Kita tidak perlu pergi kemana-mana" lirihnya.

Meskipun sudah berusaha menahan air mata sekuat yang dia bisa, Irene pun akhirnya gagal. Cairan kristal di pelupuk matanya tumpah dengan deras membasahi kaos putih polos yang kini Taehyung kenakan. Irene menangis begitu lirih, membuat siapa saja yang mendengar bisa ikut merasa kesedihan yang sama dengan apa yang kini dia rasakan.

"Kita sudah ke rumah sakit selama empat hari berturut-turut Taehyung. Hari ini tidak perlu, aku tidak sakit sama sekali, aku sehat, bayi kita sehat" ujar Irene disela-sela tangisannya, "aku hanya ingin berbicara dengan mu. Itu saja" lanjutnya dengan tangisan yang semakin pecah.

FAVORITE SINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang