Bagian 22.

2.5K 354 202
                                    

Np : SOLO - JENNIE

*****

"Iya, aku sudah menunggu di pintu keluar sejak sepuluh menit yang lalu" jawab seorang wanita dengan atasan kaos crop top putih dan celana kain berwarna hitam yang kini tengah menelepon tepat di sisi kiri pintu keluar bandara.

Bibir wanita itu mengerucut menunjukkan ekspresi kesal setelah mendengar jawaban dari seberang, "menyebalkan sekali, tahu seperti itu aku kan bisa menunggu di dalam sembari makan siang. Kau tau? Aku bergegas keluar karena aku fikir kau sudah menungguku di sini. Tapi ternyata justru aku yang menunggu mu" rutuknya.

"Aku tidak menerima alasan apapun. Aku ingin merajuk saja" ucapnya ketika seseorang di seberang telepon terdengar sedikit memberi alasan untuk membenarkan keterlambatannya.

"Sebagai permintaan maaf, kau harus mentraktirku makan siang yang banyak sebelum kita menuju ke rumah sakit. Bagaimana? Setuju atau tidak? Jika tidak juga tidak apa-apa. Paling aku hanya akan merajuk hingga dua tahun lagi" ucapnya terdengar begitu mengancam.

Kali ini gelengan cepat dia beri ketika seseorang di seberang telepon melakukan penawaran kecil, "tidak! Aku tidak mau coklat hazelnut karena coklat hazelnut buatan ku lebih enak dari buatan siapapun." ucapnya dengan nada berbangga yang kentara, "aku ingin makan siang! Aku ingin bibimbap, aku ingin sup Seolleongtang, aku ingin bulgogi, aku ingin semua makanan Korea yang sudah tidak pernah ku cicipi lagi" ucapnya sembari mendaftar beberapa makanan berat yang melintas di benaknya saat itu.

"Setuju. Kau mentraktirku makan siang dan aku akan membuatkan mu coklat hazelnut." Ucapnya disertai satu senyum kecil, "ya sudah ayo cepat kemari. Jika dalam lima menit kau tidak juga datang, aku tidak jadi ikut ke rumah sakit, bye!" Dan sambungan telepon tadi dia putus secara sepihak sebelum detik selanjutnya dia terkekeh pelan merasa puas berhasil mengerjai seseorang di seberang sana.

Wanita tadi kini kembali menunggu sembari terus memegang paspor di tangan kirinya. Rambut hitam legam sebatas bahu yang dia miliki tampak berterbangan ditiup angin musim semi. Membuat dia tampak seperti bunga matahari yang baru saja mekar dengan indahnya.

Wanita itu tidak lain adalah Jennie Kim, dia kembali ke Korea dengan senyum ceria terlukis di wajahnya. Jennie akhirnya memantapkan hati untuk kembali setelah menghabiskan waktu selama dua tahun lebih menetap di Manila. Dua tahun sudah berlalu, banyak kejadian yang sudah dia lewati seorang diri, Jennie benar-benar mulai menikmati hidupnya. Tidak ada lagi luka, tidak ada lagi air mata. Segala sesuatu yang ada di hidup Jennie saat ini hanyalah rasa bahagia.

Lima menit berlalu begitu cepat dan benar saja, sebuah Lexus hitam kini berhenti tepat di hadapan Jennie, menampilkan sosok yang sejak tadi dia tunggu-tunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lima menit berlalu begitu cepat dan benar saja, sebuah Lexus hitam kini berhenti tepat di hadapan Jennie, menampilkan sosok yang sejak tadi dia tunggu-tunggu.

"Satu porsi iga bakar adalah bayaran paling tepat untuk dua puluh detik keterlambatan mu"

"Hanya dua puluh detik Jen. Itu tidak bisa dibilang terlambat"

FAVORITE SINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang