20 - End

660 43 7
                                        

   Kini Yoraa sudah hampir seminggu belum sadarkan diri, Jaemin masih setia menunggu Yoraa sampai sadar.

  Kini Jaemin sedang duduk di bangku sebelah Yoraa yang sedang terbaring tak berdaya, Jaemin menggenggam tangan kanan Yoraa dan menciumnya.

"Kamu kapan bangun Yor, aku kangen," Jaemin memandang wajah Yoraa dengan penuh harapan.

~~

   Jaemin tertidur sambil memegang tangan Yoraa, namun tiba-tiba Yoraa membuka kedua matanya perlahan-lahan, ia melihat ke sekeliling ruangan, lalu melirik ke arah Jaemin yang sedang tertidur, Yoraa tersenyum tipis melihat Jaemin.

  Yoraa mengelus-elus rambut Jaemin lembut dengan menggunakan tangan kirinya, Jaemin sedikit risih lalu ia terbangun dari tidurnya.

  Jaemin bangun dari tidurnya, ia terkejut campur bahagia karena melihat Yoraa kini telah sadar kembali.

"Yoraa!! Kamu udah sadar?" tanya Jaemin antusias.

  Yoraa tersenyum. "Iyah."

"Apa yang sakit? Cerita siapa yang udah buat kamu kayak gini!! Biar aku balas mereka!"

"Aku enggak papa kok, kamu enggak perlu lakuin apapun,"

"Tapi Yor, mereka parah udah buat kamu kayak gin--" dengan cepat Yoraa menempelkan jari telunjutnya ke bibir Jaemin seketika ucapan Jaemin terpotong.

"Shuttt, aku enggak mau bahas itu sekarang. Aku cuma mau bilang aku kangen kamu,"

"Aku juga,"

   Jaemin menggenggam tangan Yoraa, seperti tidak boleh ada yang mengambil Yoraa.

"Na ... " panggil Yoraa.

"Kenapa sayang?" tanya Jaemin.

"Aku punya 2 permintaan sama kamu,"

"Apa itu?"

"Satu, jangan pernah benci sama orang yang udah buat aku kayak gini. Kedua aku mau tidur bareng kamu,"

"Kapan?"

"Sekarang,"

"Sekarang? Yakin?"

   Yoraa mengangguk, Yoraa bergeser memberi tempat untuk Jaemin tidur di sampingnya, untung ranjang rumah sakit sedikit luas jadi muatlah untuk 2 orang.

   Jaemin merebahkan dirinya di samping Yoraa, lalu Jaemin mencium pipi Yoraa sekilas sambil berbisik. "Aku sayang kamu,"

Yoraa tersenyum ke arah Jaemin. "Aku juga,"

"Naa ... "

"Hm?"

"Aku pernah mimpi, kalau aku menikah sama kamu, lalu kita punya anak-anak yang lucu-lucu. Apa itu bakal terwujud?" tanya Yoraa.

"Itu semua akan terwujud, tapi kamu harus sembuh dulu," Jaemin menyentuh pucuk hidung Yoraa sekilas.

Yoraa tersenyum mendengarnya. "Makasih,"

"Buat apa?"

"Semuanya, karena kamu hidup aku lebih berwarna,"

"Iyah. Maaf dulu aku pernah membullymu,"

"Shuttt, itu masa lalu. Lupakan."

Jaemin tersenyum, ia memeluk Yoraa pelan dan mereka berdua memejamkan matanya lalu tertidur.

~~

   Jaemin bangun dari tidurnya, ia tidak tahu berapa lama ia tidur bersama Yoraa, Jaemin bangkit dari posisi tidurnya dan turun dari ranjang, ia tersenyum melihat wajah Yoraa yang masih tertidur.

  Jaemin membangunkan Yoraa, kali ini ia berencana untuk mengajak Yoraa jalan-jalan ke taman rumah sakit.

"Ra ... " Jaemin menggoyangkan tangan Yoraa pelan.

  Namun tidak ada balasan dari Yoraa.

"Yor ... " Yoraa masih diam.

"YORAA!!!"

   Jaemin gegerupuh mencek nadi Yoraa yang berada di tangan, namun tidak ada denyutan di dalamnya, tidak sampai situ Jaemin mencek nafas Yoraa, namun kini nafas itu sudah tidak ada.

  Jaemin menangis histeris, ia mencium tangan Yoraa berkali-kali, lalu ia mencium kedua pipi Yoraa, mencium kening Yoraa, dan yang terakhir ia mencium bibir Yoraa yang terakhir kalinya, walaupun tidak ada balasan dari Yoraa.

End~

Maaf ya kalo cerita ku jelek dan gak nyambung dan makasih yang udh baca cerita aku walaupun alur nya berantakan. Intinya lapyuu sekian terima Jaemin rl🤣💚💚😍

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BULLYING - NA JAEMINWhere stories live. Discover now