Jeno terus mencari keberadaan Jaemin, ia sudah mencari ke seluruh ruangan sekolah termasuk rooftop, namun masih belum ada tanda-tanda di temukannya Jaemin.
Jeno menanyakan kepada salah satu siswa yang berada di kantin. "Liat Jaemin gak?"
"Kalo enggak salah, tadi dia ke belakang sekolah,"
"Ngapain dia ke sana," batin Jeno. "Oke thank ya!" Jeno langsung menyusul Jaemin ke belakang ke sekolah.
Sampai di belakang sekolah, Jeno menemukan Renjun dan Jisung babak belur dan Jaemin yang sedang mengajar Haechan habis-habisan, Jeno yang melihat itu segera menghampiri dan memisahkan Jaemin dan Haechan.
"Udah Min!!" tegas Jeno, sambil menahan tubuh Jaemin yang akan menghajar Haechan kembali.
"Lepasin ajg!! Dia harus di kasih pelajaran!!" kesal Jaemin.
Haechan diam sambil memegang pinggir bibirnya yang robek karena pukulan yang Jaemin lontarkan, namun seketika dia angkat bicara. "Maju dong bangsat!! Nih pukul gue sepuas lo!" ucap Haechan berusaha memanas-manaskan Jaemin.
Jaemin berusaha melepaskan genggaman Jeno dan memukul namun seketika terhenti ketika Jeno menyebut nama Yoraa.
"Kenapa Yoraa?" tanya Jaemin.
"Yoraa pingsan di kelas, di tambah seluruh tubuhnya di lumuri darah!!" panik Jeno.
"APA?!" kaget Jaemin. " Serius lo?" tanya Jaemin.
"Makanya kita susulin dia, sekarang!"
"Kalian datang Yoraa udah ke buru mati kali," ucap Haechan asal.
"Berisik ajg! Urusan kita belum selesai bngst!!" ancam Jaemin lalu pergi bersama Jeno menghampiri Yoraa.
~~
Jaemin berusaha membuka kelasnya namun tidak bisa, pintunya terkunci ia dengan sekuat tenaga mendobrak pintu.
Brughh ...
Pintu terbuka Jaemin segera masuk ke dalam kelas bersama Jeno dan menghampiri Yoraa yang sudah kehabisan banyak darah.
"Yoraa!!" panik Jaemin. "Jen lo siapin kendaraan kita bawa Yoraa ke rumah sakit!" titah Jaemin.
Jeno langsung keluar kelas, sedangkan Jaemin mengancingkan satu persatu kancing seragam putih Yoraa yang sudah berubah warna menjadi merah, selesai mengancingkan baju Yoraa, Jaemin mengambil jaket yang berada di bangkunya lalu memakaikan ke tubuh Yoraa.
"Tahan Yorr, aku bakal bawa kamu ke rumah sakit," ucap Jaemin.
Yoraa masih dalam kondisi tak sadarkan diri, tak lama Jeno datang dan memberi tahu bahwa kendaraan sudah siap, Jaemin mengangkat tubuh mungil Yoraa ala bridal style dan mereka berdua langsung jalan menuju parkiran.
~~
Rumah sakit.
Kini Yoraa masuk ruangan UGD, karena lukanya yang terlalu parah, Jaemin dan Jeno menunggu di luar rumah sakit. Tiba-tiba Dahyun Ibu Yoraa datang ke rumah sakit sembari panik.
"Yoraa di mana?!" panik Dahyun.
"Dia ada di dalam Tante," ucap Jeno.
Dahyun terisak kecil, ia benar-benar terpukul saat tahu anak semata wayangnya terluka.
Hiks Hiks
"Yoraa anakku ... " ucap Dahyun sambil terisak.
"Sabar tante, kita juga sedih,"
"Maafin aku tante," ucap Jaemin tiba-tiba. "Maaf aku enggak bisa jaga Yoraa, sekarang terserah tante mau apain saya, saya akan terima," pasrah Jaemin.
Jeno memandang tak percaya kepada Jaemin. "Ini bukan salah lo bego!"
"Tapi ini salah gue!!" kekeh Jaemin.
"Bukk--" baru saja Jeno akan membalas ucapan Jaemin tiba-tiba terpotong oleh suara Dahyun. "Udah stop!! Jangan bikin saya tambah pusing!!"
Jeno dan Jaemin memilih diam tak bersuara, namun dalam hati Jaemin ia benar-benar menyesal saat istirahat meninggalkan Yoraa sendirian hingga Yoraa terluka sampai sekarang.
Tbc~

YOU ARE READING
BULLYING - NA JAEMIN
Fiksyen Remaja"Udah jelek! Kumel! Hidup lagi. Mati aja sono!" cerca Jaemin pada siswi yang bernama Yoraa. "Haha udah mati aja sono, dunia aja gak sudi lihat lo hidup," tambah Haechan. "MATI! MATI! MATI!" ucap yang lainnya. Yoraa menutup kedua wajahnya dengan k...