8

628 47 0
                                    

Peringatan : Ini hanya fanfiction dan murni hanya karangan sYoraa,  jadi jangan di sama-samain dengan real life oke? okee langsung ajaaaa...

  Sebelum baca jngan lupa comment sama vote yaa, supaya aku tambah semngat gitu;) mksh yg udah comment dan vote.💚

   Sampai di meja Yoraa, Jaemin menggebrak meja belajar Yoraa, dan itu membuat Yoraa sedikit terkejut.

  Brukk!!

"Ad-a ap-a?" tanya Yoraa gugup.

"Istrihat lo ikut gue!" ucap Jaemin.

"Gak bisa, aku ada janji," tolak Yoraa.

"Berani lo nolak gue?!"

  Haechan, Renjun, dan Jisung memandang aneh pada Jaemin. "Mau apa dia kesana?" tanya Renjun.

   Jaemin mematap wajah Yoraa dingin. "Pokoknya gue gak terima penolakan!"

   Yoraa diam tak menjawab ucapan Jaemin, namun ia sangat merasa ada yang aneh pada Jaemin. "Dia kenapa?" batin Yoraa.

  Tak lama datang datang guru ke kelas mereka. "Selamat pagi anak-anak," sapa Ssaem WinWin.

"Pagi Ssaem." balas semua murid yang ada di kelas.

~~

Tringg ....

  Bel istirahat berbunyi, Yoraa belum sempat membereskan peralatan belajarnya karena Jaemin lebih dulu menariknya dan membawanya keluar kelas.

"Mau di apain sih itu si cupu?" tanya Renjun.

"Entah," jawab Jisung.

"Udahlah biar jadi urusan dia aja, kita ke kantin aja" ajak Haechan.

"Yoii." balas Jisung.

  Di sisi lain Hyuka menatap bangku Yoraa dengan penuh kebencian. "Ngapain sih dia deket-deket Jaemin," batin Hyuka.

   Tiba-tiba suara Yerin membuyarkan lamunan Hyuka. "Ka, ayo ke kantin," ajak Yerin.

  Hyuka bangkit dari duduknya, dan jalan menuju kantin bersama Yerin.

~~

  Tangan Yoraa masih di genggam oleh tangan Jaemin, mereka jalan menyusuri tangga demi tangga, tak lama mereka berdua datang di rooftop sekolah yang benar-benar sepi hanya ada suara angin.

"Kita mau ngapain ke sini?" tanya Yoraa.

  Jaemin tak menjawab, melainkan ia memainkan ponselnya tanpa memedulikan Yoraa.

"Jangan bilang kamu mau bunuh aku?!" panik Yoraa.

  Jaemin masih diam. "Jaemin jaw-" ucapan Yoraa terpotong karena Jaemin menempelkan jari telunjuknya di bibir Yoraa otomatis bibir Yoraa bungkam.

  Yoraa diam membeku, jantung berdebar kencang. "Jantungku kenapa?" batin Yoraa memegang dadanya.

  Jaemin menurunkan telunjuknya, tiba-tiba ada siswa datang ke rooftop sambil membawa makanan. Jaemin mengambilnya, lalu kembali ke tempat semula.

"Nih minum," Jaemin memberikan sebotol air mineral ke hadapan Yoraa.

"Ehh," Yoraa mengambilnya dan meminumnya.

   Jaemin duduk di bangku yang sudah tersedia di sana, begitu juga dengan Yoraa. "Kita mau apa sih di sini?" tanya Yoraa melirik ke arah Jaemin.

   Jaemin tak menjawab pertanyaan Yoraa, ia fokus membuka plastik yang berisi makanan. "Nih makan," Jaemin memberikan makanannya ke tangan Yoraa.

   Sekarang Yoraa mengerti mengapa Jaemin  mengajaknya kemari, Yoraa mengambilnya dan memakan makanannya.

   Jaemin tersenyum melihat tingkah Yoraa benar-benar seperti anak kecil, Yoraa melirik ke arah Jaemin. "Kamu enggak makan?" tanya Yoraa.

   Jaemin mengelengkan kepalanya pelan. "Yaudah barengan aja," ucap Yoraa.

"Enggak! Itu buat lo aja," tolak Jaemin.

  Yoraa tak memedulikan ucapan Jaemin, ia mengarahkan sendok berisi makanan ke mulut Jaemin.

   Jaemin di buat diam oleh sikap Yoraa, ia menerima makanan dari Yoraa.

"Gimana enak?" tanya Yoraa.

  Jaemin mengangguk.

"Lagi gak?" tanya Yoraa.

  Jaemin tak menjawab, ia langsung membuka mulutnya lebar-lebar. Yoraa tersenyum melihat tingkah Jaemin, lalu menyuapi Jaemin kembali.

   Setelah makan selesai, Yoraa meminum minuman pemberian dari Jaemin. "Wahh kenyang,"

Jaemin senyum melihat Yoraa.

"Kenapa? Mau minum juga?" tanya Yoraa.

   Jaemin mengambil botol minum yang ada di tangan Yoraa, lalu meneguknya sampai habis.

"Ehh, Jaeminnn ... " ucap Yoraa tak percaya.

"Kenapa?" tanya Jaemin.

"Itukan minuman bekas aku," jawab Yoraa.

"Gapapa,"

"Tapikan itu artinya kita ciuman secara gak langsung?!" kesal Yoraa.

"Kitakan udah pernah ciuman secara langsung," balas Jaemin santai.

"Ahh Nanaa!!!" kesal Yoraa.

"Siapa Nana?"

"Kamuuuu,"

"Gue?"

  Yoraa mengangguk.

"Kenapa Nana? Nama gue Jaemin,"

"Na Jaemin kan? Yaudah aku panggil kamu Nana aja,"

"Dihh!"

"Anggap aja panggilan ke sayangan. Hehe," canda Yoraa.

  Jaemin tersenyum.

  Aneh memang aneh, bagaimana bisa seorang Na Jaemin tukang bully di sekolah itu bisa berubah seketika kepadanya.Rasanya itu mustahil, tapi memang itulah kenyataannya.

   Di sisi lain Jeno mencari keberadaan Yoraa bersama Chenle teman sekelasnya.

"Yoraa kamu kemana sih," monolog Jeno.

"Kita ke kantin yuk! Laper gue. Dari tadi cari Yoraa kaga ketemu-ketemu," ajak Jeno.

   Dengan berat hati akhirnya Jeno menyetujui kemauan Chenle. "Yaudah ayo."

  Akhirnya mereka berdua jalan menuju kantin.

Tbc~~

BULLYING - NA JAEMINWhere stories live. Discover now