5

639 46 1
                                    

Peringatan : Ini hanya fanfiction dan murni hanya karangan semata, jadi jangan di sama-samain dengan real life oke? okee langsung ajaaaa...

   Ehh, bentar ... Sebelum bacaa, vote dan coment dulu yaa, biar aku up nyaa cepet di tambah comment kalianlah yang berpengaruh pada semangat akuu:)  lopyu ahh. Jangan lupa follow juga akunku okee? Hihi..

~~

    Di tengah jalan, Yoraa memilih diam sambil menikmati angin yang cukup kencang.

"Rumah lo di mana?" tanya Jaemin.

"Di Jl. Pendidikan itu, tahu gak?" tanya balik Yoraa.

"Ohiyah tahu!" bohong Jaemin. "Mana gue tahu, lihat aja lo bakal gue tinggal di tempat yang sepi," batin Jaemin.

   Setelah beberapa menit berkendara, Jaemin menyuruh Yoraa untuk turun di depan toko yang sudah tidak terpakai. "Turun lo!"

  Yoraa turun mengikuti kemauan Jaemin. "Kita di mana?" tanya Yoraa, ia benar-benar tidak tahu Jaemin membawanya kemana.

"Dengerin gue!" bentak Jaemin.

"Ap-pa?" gugup Yoraa.

"Lo tunggu di sini, gue mau pergi lagi. Nanti gue bakal susul lo lagi sebentar kok, gue ada urusan deket sini, jadi lo jangan hubungi siapa-siapa," ucap Jaemin meninggalkan Yoraa sendirian di tempat yang benar-benar sepi.

"JAEMIN!!!" teriak Yoraa namun nihil Jaemin telah jauh dan tak mendengar teriakannya.

~~

   Benar saja, Jaemin meninggalkan Yoraa sendirian di sana tanpa memedulikan keadaannya.

"Lo serius anterin dia ke rumahnya?" tanya Haechan.

"Yaa, enggaklah!"

"Terus?"

"Tadi gu--" tiba-tiba Renjun memotong ucapan Jaemin. "Jangan bilang lo jual ke om om?!"

"Enggaklah!"

"Terus?" tanya Haechan dan Renjun bersamaan.

"Gue tinggal dia, di tempat dulu kita balapan liar. Di sanakan sepi, biar dia pulang sendiri. Haha ... "

  Jisung yang sendari tadi diam karena sedang menikmati Ramennya itupun langsung angkat bicara.

"Lo serius? Dia di tinggal di sana?" tanya Jisung tak percaya.

"Emang kenapa?" heran Jaemin.

"Di sana banyak preman, gue yakin Yoraa pasti bakal jadi santapan malam preman-preman itu," jawab Jisung lalu melanjutkan aktivitas makannya.

"Masa sih? Tapi tadi di sana sepi," elak Jaemin.

"Iyeh sekarang sepi, malem mah rame," tambah Haechan.

"Mending lo susul dia deh, kalau dia kenapa-kenapa gimana? Kan enggak seru kalau si cupu enggak ada di sekolah ini," saran Renjun.

"Nahh bener," setuju Haechan.

"Males ahh, nanti juga dia telepon gue," malas Jaemin.

"Terserah tapi kalo ada apa-apa gue enggak ikutan yah!" ucap Renjun.

"2 in!" tambah Haechan.

"3 in!" ucap Jisung.

~~

   Hari hampir gelap, Yoraa melirik ke kanan dan ke kiri namun tidak ada tanda-tanda Jaemin datang, ia mendesah lelah. "Apa jangan-jangan aku di tinggal di sini?" monolog Yoraa.

  Yoraa mengambil ponselnya di dalam tas ranselnya, ia berniat menghubungi Jeno, namun sayang saat ia menyalin nomor Jeno, ponselnya mati.

"Ehh!!" refleks Yoraa. "Ahh! Pake mati segala lagi!" kesal Yoraa.

  Yoraa kebingungan, sekarang ia harus bagaimana? ingin menghubungi Jeno tapi tidak bisa, nunggu bus? Taksi? Tapi sendari tadi tidak ada bus, ataupun taksi yang melewati jalan tersebut. Apa ia harus tetap menunggu Jaemin? Rasanya tidak mungkin! Jalan kaki? Tapi ia tidak tahu jalan pulang. Sial!

"Oke deh, aku bakal tetep nunggu Jaemin," monolognya sambil memandang ka atas langit yang perlahan-lahan berubah menjadi gelap.

~~

  Jaemin memarkirkan motornya di garasi, ia turun dari motornya lalu masuk ke dalam rumahnya. 

  Di ruang tengah sudah ada Jaehyun ayah kandung Jaemin yang tengah duduk, sambil menunggu ke pulangan Jaemin.

"Dari mana kamu? Pulang selarut ini?" tanya dingin Jaehyun.

"Bukan urusanmu," singkat Jaemin lalu jalan menuju kamar tidurnya.

"Anak itu." pasrah Jaehyun.

  Jaemin dan Jaehyun memang tidak pernah akur, karena setelah kematian Seulgi. Istri sah Jaehyun sekaligus ibu kandung Jaemin, Jaehyun selalu memprioritaskan pekerjaannya di bandingkan Jaemin anaknya sendiri, padahal dulu Jaehyun sudah berjanji pada Seulgi akan peduli, dan memberikan kasih sayang yang lebih pada Jaemin. Namun sayang semua janji Jaehyun hanya omong kosong semata. Itulah alasan yang membuat Jaemin membenci Papahnya.

~~

   Jaemin menjatuhkan tubuhnya ke ranjang kasurnya, ia menatap langit-langit kamar hingga tak sadar ia perlahan-lahan memejamkan matanya.

"Tolong!! Siapapun bantu aku!!" teriak Yoraa.

"Lumayan buat jatah malam ini," ucap salah satu preman.

"Siapa yang mau nyoba pertama?"

"Tolong lepasin aku! Aku gak mau!!" teriak Yoraa sambil terisak.

    Seketika Jaemin terbangun dari tidurnya "ENGGAK!!" teriak Jaemin, ia melihat kesekeliling sudut kamarnya. "Ternyata cuma mimpi," monolog Jaemin. "Tapi kenapa serasa nyata?"

  Jaemin segera mengambil ponselnya di saku celananya, ia menyalakan ponselnya dan berharap Yoraa menghubunginya, namun sayang tidak ada kabar dari Yoraa.

  Namun Jaemin baru sadar kalau ia dan Yoraa tidak pernah bertukar kontak. "Sialan! Jaemin lo benar-benar bodoh!" sesal Jaemin.

  Tak perlu berpikir lama, Jaemin langsung mengambil jaket kulitnya, lalu di pakaikan ke tubuhnya setelah itu ia keluar dari kamarnya.

"Mau kemana kamu?" tanya Jaehyun.

   Jaemin tak memedulikan pertanyaan Jaehyun, saat ini ia benar-benar khawatir dengan keadaan Yoraa.

  Jaemin naik ke motor Trillnya, tak lupa ia juga memakai Helm, lalu ia menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan rumahnya.

~~

  Yoraa masih setia menunggu kedatangan Jaemin, ia melirik ke jam tangannya jam menunjukan pukul 08.53. Sudah larut malam, kemana Jaemin? Apa dia benar-benar meninggalkan Yoraa sendirian di tempat sepi seperti ini?

  Yoraa menundukkan kepalanya, air matanya jatuh seketika. "Jaemin kenapa kamu sejahat ini sih sama aku? Aku salah apa? Aku takut," ucap Yoraa sambil terisak.

   Tiba-tiba datang segerombolan preman dari arah barat menghampiri Yoraa. 

"Neng cantik kenapa nangis?" tanya salah satu dari preman tersebut.

   Yoraa menggelengkan kepalanya. Yoraa pikir mereka orang-orang baik, namun sayang tiba-tiba ia di seret oleh beberapa dari preman tersebut. "Mending ikut yuk! Kita seneng-seneng bareng," goda preman tersebut.

"Enggak lepasin!!" Yoraa berusaha memberontak namun sayang tidak bisa, ia benar-benar lelah hari ini.

  Yoraa di paksa ikut jalan bersama preman-preman tersebut, Yoraa hanya diam, ia sudah berkali-kali memberontak namun tidak bisa.

  Saat salah satu dari banyaknya preman itu sedikit lagi saja akan menyentuh dagu Yoraa, tiba-tiba dari arah belakang seorang lelaki lebih dulu menghajarnya.

Burgh!!

Tbc~

  Hyoo kiraa-kiraa siapaa??:v pasti udh ketebak

BULLYING - NA JAEMINWhere stories live. Discover now