Ketika salah satu preman itu menyentuh dagu Yoraa, tiba-tiba dari arah belakang seorang lelaki lebih dulu menghajarnya.
Burgh!!
Semua preman-preman itu melirik ke arah laki-laki yang menghajar salah satu dari mereka. "Dasar bocah! Berani kamu sama kita?!" ucap salah satu dari mereka.
"Lepasin cewek itu!" ucap Jaemin dingin.
"Wahh berani lo sama kita? Hah!?"
"Gak usah banyak bacot ajg!" ujar Jaemin menghajar preman-preman tersebut.
Brughh!!
Brughh!!
Brughh!!
Semua preman-preman itu babak belur oleh Jaemin, Jaemin memang dulu pernah mengikuti Club Silat jadi tak heran jika ia bisa mengalahkan semua preman-preman itu.
Yoraa jongkok di bawah pohon, ia menenggelamkan wajahnya di tangannya sambil terisak.
Hiks ... Hiks
Jaemin langsung menghampiri Yoraa, ia ikut jongkok dan memastikan keadaan Yoraa.
"Lo enggak kenapa-kenapakan?" tanya Jaemin.
Yoraa mengangkat wajahnya, kini seseorang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.
"Lo enggak kenapa-kenapa?" tanya Jaemin lagi.
Yoraa menggelengkan kepalanya. Jaemin membantu Yoraa untuk berdiri dan mereka berdua duduk di kursi saat Yoraa menunggu Jaemin.
Yoraa masih terisak, ia benar-benar tidak tahu lagi bagaimana nasibnya jika Jaemin tidak datang tepat waktu. Mungkin saja ia sudah habis di tangan preman-preman itu.
"Makasih," ucap Yoraa sambil menunduk.
Jaemin menaikan satu alisnya saat mendengar ucapan Yoraa padanya, kenapa ia harus berterima kasih padanya? Bukannya ia harus marah? Kesal? Karena Jaemin sudah meninggalkannya? "Dasar oon." batin Jaemin.
"Udah dong nangisnya," ucap Jaemin.
Yoraa masih terisak tanpa memedulikan ucapan Jaemin, ia benar-benar ketakutan. Melihat Yoraa yang masih terisak membuat Jaemin merasa bersalah pada Yoraa.
Tiba-tiba Jaemin mendekatkan dirinya ke hadapan Yoraa, Jaemin memeluk Yoraa. Jaemin mengelus-elus punggung Yoraa. Bagaimana dengan Yoraa? Ia sedikit terkejut dengan sikap Jaemin, bagaimana bisa seorang Na Jaemin sepeduli ini padanya?
Namun Yoraa memilih diam, ia menerima pelukan Jaemin. Ia masih menangis di dada Jaemin.
Setelah beberapa detik berpelukan, Yoraa masih belum berhenti menangis, Jaemin benar-benar bingung harus bagaimana ia agar si cupu ini berhenti menangis? Jaemin mengacak-acak rambutnya.
"Lo bisa berhenti nangis gak?!" ucap Jaemin sedikit bernada.
Yoraa melirik ke arah Jaemin, lalu ia menundukkan kepalanya lagi sambil terisak, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Tiba-tiba Jaemin menarik bahu Yoraa, otomatis tubuh Yoraa tertarik, posisinya sangat dekat sekali dengan Jaemin.
"Ka-muu ma-uu app-a?" gugup Yoraa.
Jaemin tak menjawab melainkan ia langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Yoraa.
Chuppp
Kini benda kenyal itu saling bersatu, Jaemin mencium bibir Yoraa. Yoraa membulatkan matanya, ia benar-benar terkejut dengan tindakan Jaemin.
Jaemin sedikit memainkan lidahnya di dalam sana, begitu juga dengan Yoraa ia terbawa suasana hingga ia pun membalas ciuman Jaemin.
Tbc~

YOU ARE READING
BULLYING - NA JAEMIN
Novela Juvenil"Udah jelek! Kumel! Hidup lagi. Mati aja sono!" cerca Jaemin pada siswi yang bernama Yoraa. "Haha udah mati aja sono, dunia aja gak sudi lihat lo hidup," tambah Haechan. "MATI! MATI! MATI!" ucap yang lainnya. Yoraa menutup kedua wajahnya dengan k...