Aku melihat sekelilingku, tampak buram dan putih. Terasa empuk, dan...
Tenang...
Tapi terlalu tenang...
Aku membuka bibirku, mencoba berteriak sekencang mungkin. Tapi suaraku tidak keluar, ini sangat berbahaya.
Bagaimana ini...
Harusnya aku bersama Felix saja...
Tidak!
Harusnya aku tetap bersama Claude...
Ah maksudku ayah...
Maaf...
Entah mengapa aku merasakan cairan masuk dan mengalir kedalam tubuhku, kepalaku pusing dan semuanya menggelap, sepertinya pikiran dan tubuhku diotak atik.
Sakit...
Sangat sakit...
Ah telingaku berdengung...
Tolong aku...
Tolong...
To...lo..ng
Kepalaku rasanya terpecah belah, tubuhku tidak dapat ku kontrol. Rasa sakitnya sangat tersiksa, seperti terbakar dan tertimpa sesuatu yang sangat berat.
Aku seperti akan mati untuk kedua kalinya...
Author pov...
Athernitas merapalkan berbagai mantra aneh, tubuh Athanasia yang terbaring ditempat tidur langsung bergetar hebat, dan kejang kejang. Athernitas menyuntikkan cairan berwarnah merah pekat seperti darah ketangan Athanasia.
Tangan Athanasia seketika memerah dan ototnya menegang terbakar, warna merah itu menjalar keseluruh tubuhnya, mata Athanasia menjadi merah bercampur darah yang menetes keluar.
Athanasia memuntahkan darahnya secara tidak sadar. Darahnya memuncrat keluar, tidak hanya dari mulutnya tapi dari mana saja seperti telinga, mata, dan hidung.
Tubuhnya memerah seperti terbakar, dengan kejang kejang, mulutnya penuh dengan muntahan darah, matanya putih membulat dengan darah segar yang keluar, telinganya berdengung mengeluarkan darah, Bahkan hidungnya mimisan hebat.
"Ah aku salah mengucapkan mantra." Keliru Athernitas, dirinya berjalan kearah Athanasia dan menatapnya prihatin.
"Harusnya aku mengucapkan mantra pengendali pikiran, tapi aku malah merapal mantra penghilang emosi."
"Tidak masalah, mantra itu lebih baik karena dia mengatur ulang ingatan yang ada di benakmu." Jelas Athernitas yang sedari tadi berbicara sendiri.
Athernitas berpindah ke mejanya, membuka beberapa gulungan sihir, entah apa yang akan dilakukannya dengan itu.
Sedangkan Athanasia semakin terlihat mengenaskan layaknya mayat penuh luka bakar yang bersimbah darah, dirinya sudah berhenti kejang kejang. Namun tubuhnya sudah penuh dengan warna merah akibat darah pekat yang keluar dari tubuhnya.
Kulitnya penuh luka bakar akibat cairan aneh yang menjalar ditubuhnya tadi, wajahnya sudah memerah, matanya yang terbuka lebar sudah sepenuhnya memutih, iris dan pupil matanya memudar hebat.
Tak lama setelah itu tubuh Athanasia seperti terkena mantra sihir, tubuh yang penuh darah dan luka itu kembali merasakan sakit yang luar biasa.
Athernitas hanya tersenyum, memasang barir sihir disekitar Athanasia.
Disisi yang bersamaan Anastasius baru saja sadar dari tidur panjangnya. Membuka mata secara perlahan.
"Argh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's The Real Antagonist In Lovely Princess
FanfictionBagaimana jika Athanasia, putri Obelia itu tiba tiba mengingat takdir kehidupan lamanya yang penuh ketidakadilan? Mati di tangan orang yang selalu ia dambakan kasih sayangnya itu? "Tidak! Hal itu tidak akan terulang lagi." Athanasia yang sudah bert...