Chap 12

1.5K 183 11
                                    

"Huwaaaaa aku tidak maauuuuu! Hiks hiks."

Tiga jam sudah berlalu, Claude sudah tak bisa apa apa lagi, dirinya sudah tak bisa berfikir. Felix, pengawal setianya itu sudah membawa berbagai buku, kue, bahkan peliharaan kasukaan Athanasia.

Tapi Athanasia tidak berhenti menangis.

"Saya mohon tuan putri, cerialah... Saya akan melakukan apapun."

Felix putus asa, tuan putri nya sudah menangis sampai suaranya serak. Felix berbalik dan melihat Claude yang memasang wajah jengkel.

Sebenarnya Claude benar benar marah, entah kenapa dirinya tiba tiba ingin meluapkan segala emosinya, Claude sedikit menyesal, kenapa tidak sekalian dia eksekusi wanita jahat itu bersama dengan makhluk menjijikan tadi.

Padahal dirinya sudah memberi perintah larangan keluar dari sekitar istana Ruby pada makhluk menjijikan itu.

Dan lihat apa yang terjadi, Athanasia yang dia kira tidak akan menjatuhkan air mata walau kedua tangannya dipotong sekalipun, menangis sambil berteriak selama tiga jam tanpa henti.

Apa penyebab Athanasia lepas kendali seperti ini?

"Huwaaa huhuuu huwaaaa mereka jahat! Hiks Aku benci mereka! Aku benci kalian! Hiks Aku benci semuanya!! Huhu..."

Teriak Athanasia tak terkendali, dia memukul mukul bantal yang berada dikursi seraya mengatakan benci pada semua orang.

"Hiks hiks hiks tidak ada yang sayang padaku! Tidak ada yang peduli! Hiks hiks sejak dulu memang tidak ada hiks huwaaaa.."

"Te..tenanglah tuan putri, kami semua sayang dan peduli dengan tuan putri."

Bujuk Felix sambil mengusap usap kepala Athanasia, Claude menatap tajam Felix. Setelah Felix menyadari tatapan tajan Claude dirinya berhenti mengusap usap kepala Athanasia.

Claude hanya mendengarkan ucapan Athanasia sejak awal, mulai segala makian dan curhatannya. Entah mengapa Claude sedikit merasa bersalah, semua topik perkataan Athanasia itu tidak jauh dari ketidak pedulian, kasih sayang, dan perlakuan orang orang terhadapnya.

Apa yang dilakukan j*lang hina itu padanya?

"Hiks hiks huwaaa.."

Claude yang sudah tidak tahan lagi menutup muka Athanasia dengan tangan nya dan memberinya sihir tidur, Athanasia pun mengantuk dan mulai tertidur dengan wajah basah bekas tangisannya itu.

"Dia berisik."

"Yang muliaa!"

Keesokkan harinya...

Felix yang menemani Athanasia membaca buku merasa prihatin padanya, lantaran putri raja satu itu tidak tersenyum sama sekali sejak tadi.

"Tuan putri, bagaimana jika kita mengirim surat kepada nona Lilian?"

"Tidak perlu."

Nada rendah keluar dari bibir Athanasia saat berucap, pandangannya tidak lepas dari buku yang dia baca, tidak terlalu banyak bicara. Dirinya yang sekarang hampir sama dengan kehidupan pertamanya.

Athanasia pov...

Apa yang aku lakukan...

Aku sudah berjanji tidak akan hidup seperti ini lagi...

Bagaimana ini...

Aku sakit, aku benci, aku marah, aku...

Countess Rossalia...

Wanita gila yang dengan entengnya menghina aku dan ibuku...

Jennette De Alger Obelia...

Manusia munafik yang tidak pernah merasa salah atas perbuatannya...

Who's The Real Antagonist In Lovely PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang