Kicauan burung yang terdengar dipagi hari, cukup tenang dan damai.
Athanasia membuka matanya, ekspresinya kosong menatap ke atas, langkah kaki seseorang terdengar dari samping.
Anastasius datang sambil membawa semangkuk makanan.
"Wah kau sudah sadar ya."
Athanasia bangun dari tempat tidurnya, dirinya duduk ditepi ranjang dengan tatapan kosong.
Anastasius menunduk dan menyodorkan semangkuk soup kepada Athanasia, namun Athanasia tidak merespon apa apa.
"Kau akan mati kelaparan jika kau tidak memakan makananmu."
Tapi Athanasia tidak merespon, Anastasius menaruh semangkuk soup tersebut di meja kecil dekat ranjang dan menarik kursi yang ada didekat nya lalu duduk dengan nyaman.
"Kau bisu ya?"
Dengan wajah tak berekspresi Athanasia hanya melihat Anastasius tanpa berkata apa apa.
"Ah itu artinya tidak ya."
"..."
Bibir pucat Athanasia terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu, suara yang cukup rendah untuk seorang anak anak menurut Anastasius.
"Aku..siapa..."
Anastasius tersentak, sepertinya selain trauma fisik Athanasia juga mengalami trauma batin yang cukup parah.
"Jujur aku juga tidak terlalu mengenalmu."
"..."
"Itulah sebab mengapa aku tak bisa menjawab pertanyaanmu."
"..."
"Tapi bisakah aku bertanya satu hal padamu?"
Athanasia hanya menganggukkan kepalanya ke atas dan ke bawah, tanda bahwa dirinya memberi izin.
"Apa yang kau ingat tentang diirimu?"
"...Tidak ada."
Anastasius bangkit dan berjalan keluar, saat didepan pintu dirinya berbalik dan tersenyum kepada Athanasia.
"Itu akan semakin dingin, Kau harus segera memakannya." Tunjuk Anastasius pada semangkuk soup dimeja, lalu pergi keluar.
Athanasia bergeser sedikit demi sedikit untuk mendekati semangkuk soup yang ada dimeja. Tubuhnya yang penuh luka tersebut sudah di obati, sepertinya Anastasius yang melakukannya.
Walau begitu Athanasia masih merasa sedikit perih diseluruh tubuhnya, dirinya tak tahu apapun, sepertinya terjadi sesuatu padanya, itulah mengapa tubuhnya penuh luka bakar.
Setelah mendapatkan soup tersebut Athanasia langsung memakannya, soup itu sudah lumayan dingin tetapi masih bisa dimakan.
Selesai menghabiskan makanannya, Athanasia berbaring dan mengejamkan matanya.
Athanasia pov...
Aku siapa...
Ini dimana...
Kenapa aku ada disini...
Apa ada sesuatu yang terjadi padaku? Entah mengapa selain tubuhku yang perih, kepalaku juga terasa berat.
Kau penuh dengan dendam ya...
Karena suara itu...
Pikiranku menjadi sangat aneh
Aku mulai berfikir tentang bunuh, bunuh dan bunuh...
Apa aku dahulu adalah anak yang kejam? Sepertinya pikiranku selalu menyuruhku untuk melakukan hal semacam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's The Real Antagonist In Lovely Princess
FanficBagaimana jika Athanasia, putri Obelia itu tiba tiba mengingat takdir kehidupan lamanya yang penuh ketidakadilan? Mati di tangan orang yang selalu ia dambakan kasih sayangnya itu? "Tidak! Hal itu tidak akan terulang lagi." Athanasia yang sudah bert...