Felix pov...
Tidak mungkin...
Seribu kali kupikirkan pun tidak mungkin...
Kenapa...
Sabit mengerikan itu bisa menjadi senjata dari seorang anak?
Kehidupan macam apa yang anda jalanani?
Tuan putri...
Author pov...
Sabit hitam besar diselimuti kabut merah menyala muncul didepan mata Yui, membayangkan benda yang besar itu dipakai oleh seorang gadis kecil seperti Yui terlihat sangat tidak masuk akal.
Tapi itulah kenyataannya...
Sabit mengerikan itu selalu datang saat Yui memanggilnya, hal itu dimulai saat Yui berumur sekitar 11 tahun dimana saat dirinya berada disebuah kuil megah bersama Anka.
Flashback...
"Berapa lama lagi?"
Yui bertanya kepada Anka yang sedang berdoa, Anka hanya tersenyum tulus, ia mengangkat kedua tangannya dan mulai membaca doa doa.
Dengan bosan Yui menunggu Anka tepat dibelakang, Anka berdoa bersama uskup agung dan beberapa pendeta lainnya.
Setelah berbagai doa dan nyanyian, Anka mendapat berkat dari para pendeta dan uskup agung yang ada dikuil dengan meminum air suci, salah satu pendeta menyuruh Yui untuk meminum air suci itu juga.
"Ini untuk memurnikan jiwa kalian..."
Yui yang tidak tahu apa apa hanya ikut maju dan membungkuk, dirinya meminum air tersebut sampai habis. Setelah itu dia berdiri namun tiba tiba jantungnya berdegup kencang, kepalanya berputar hebat.
Seperti saat dirinya disuntik cairan aneh dahulu...
"YUIII!!!"
"Oh tuhan!¡!"
"Uhuk uhuk!¡!"
Yui terus terbatuk dan mengeluarkan darah pekat berwarna merah bercampur hitam, salah satu pendeta berteriak keras.
"Kau! Kau pengguna ilmu hitam!?!"
Anka terbelalak dan Yui semakin sulit bernafas, para pendeta memerintahkan untuk membawa Yui pergi dari kuil namun semua itu terhenti saat Anka berlutut pada uskup agung.
"Teman saya bukanlah orang yang menggunakan ilmu hitam seperti itu, saya mohon pada anda untuk memeriksa teman saya."
Uskup agung menyetujuinya dan dimulailah ritual pembersihan sihir hitam oleh lima pendeta bersama Anka sebagai saintess, Yui dibaringkan ditengah tengah kuil, Anka dan pendeta lain mulai berbaris mengelilingi Yui. Mereka mengulurkan kedua tangan mereka ke depan dan menutup mata.
"Wahai roh kesucian, kebajikan, dan kemurnian!"
"Bersihkanlah hal kotor yang mempengaruhi jiwa suci ini!"
"Biarkan jiwanya kembali menjadi murni!"
"Angkatlah segala hal kotor dan busuk yang ada padanya!"
"Wahai roh dengarlah permohonan kami!"
Ucap mereka bersama sama, cairan merah kental keluar dari mulut Yui, matanya hampir keluar dari klopak. Kabut hitam menyelimuti tubuhnya, Anka dan pendeta lain melanjutkan.
"Engkau yang menjaga kesucian..."
"Kau yang mengatur jalan takdir manusia..."
"Engkau yang memelihara setiap kemurnian..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's The Real Antagonist In Lovely Princess
FanficBagaimana jika Athanasia, putri Obelia itu tiba tiba mengingat takdir kehidupan lamanya yang penuh ketidakadilan? Mati di tangan orang yang selalu ia dambakan kasih sayangnya itu? "Tidak! Hal itu tidak akan terulang lagi." Athanasia yang sudah bert...