Alarm ponselnya berbunyi, Miyeon yang sedang mengiris-iris bumbu dapur bergegas mematikan ponsel yang ada di dalam kantong apronnya. Sudah pukul tujuh pagi dan dia sudah sangat sibuk dengan urusan dapur. Ini karena si tuan rumah yang menyebalkan itu. Setibanya di rumah semalam, Seongwoo bilang pada Miyeon kalau dia ingin sarapan kimchi bokkeumbap.
Maka itu, saat alarm bangun tidurnya belum berbunyi dia sudah mulai sibuk memasak. Kimchi sudah ada di kulkas, dia juga baru saja membuat bokkeumbapnya, hanya tinggal membuat makanan tambahannya saja. Miyeon juga harus menyiapkan kopi untuk Seongwoo, sejak tinggal di sini, Miyeon sadar kalau pria itu memang sepertinya sangat suka kopi, bahkan saat pagi hari pun dia minum kopi.
Miyeon jadi ingat, pertama kali dirinya bicara banyak pada Seongwoo adalah ketika mereka berada di kopishop. Pria itu menumpahkan
Selagi Miyeon sibuk membuat telur dadar gulung, suara stoll yang ditarik membuat Miyeon menoleh sekilas. Pria itu sudah bangun, wajahnya masih kentara sekali kalau dia baru bangun.
"Kau belum mandi? Kau masuk pagi kan?" tanya Miyeon sambil menoleh sekali ke belakang. Gadis itu menggulung telur di atas teplon lalu menuangkan sedikit adonan lagi, menunggunya agak kering kemudian menggulungnya lagi.
"Kau belum memilihkan baju kerjaku,"
"Mwo?!"
Kalau ditanya apakah dia terkejut, tentu saja dia terkejut!
"Kenapa pula aku harus menyiapkan baju kerjamu?" tanya Miyeon dengan alis menukik. Dia segera mengangkat telur gulung yang selesai dia buat, lalu memotongnya jadi beberapa bagian.
"Kau kan asisten rumah tanggaku," jawab Seongwoo santai, kemudian Miyeon dengan bibir yang mengatup membalikkan tubuhnya. Dia mengambil kopi yang baru saja selesai dibuat dari mesin pembuat kopi. Lalu dia meletakkan kopi itu di atas meja marmer tepat di depan Seongwoo.
"Aku asisten rumah tanggamu, bukan pacarmu,"
Kemudian hening. Miyeon sendiri tiba-tiba merasa canggung ketika sadar dengan ucapannya sendiri. Gadis itu melirik Seongwoo, dan pria itu hanya diam dengan wajah khas bangun tidurnya.
Miyeon kemudian berdeham, tiba-tiba saja dia merasa berada di dalam situasi yang aneh dan tidak nyaman.
"Sarapanmu sudah siap, kau makan saja duluan," kata Miyeon lalu melepas apronnya dan bergegas meninggalkan dapur.
"Kau tidak ikut makan?"
Suara Seongwoo terdengar saat Miyeon sudah keluar dari lorong dapur. Lalu ketika sampai di depan pintu kamarnya, dia menjawab, "nanti!" lalu suara pintu tertutup terdengar.
*The Moon*
Ong Seongwoo baru saja sampai di rumah sakit, kemudian ketika sampai di depan meja resepsionis, Seongwoo tersenyum dan menanggapi sapaan dari beberapa perawat yang berjaga.
"Ini data pasien yang harus anda cek, songsaengnim," ujar perawat wanita sambil menyerahkan beberapa papan berisi form data pasien.
Seongwoo menerimanya dan melihat-lihat data itu sekilas lalu tersenyum kembali ke arah perawat tersebut lalu pamit untuk pergi ke ruangannya. Kira-kira ada tujuh pasien yang butuh pemeriksaannya pagi ini. Tidak menunggu waktu lama, Seongwoo segera melepas mantelnya lalu menggantinya dengan jas putih kebanggannya.
Sebelum menangani pasien, dia biasanya diberi waktu 10 hingga 15 menit agar bisa memahami kemungkinan-kemungkinan penyakit apa yang diderita pasien berdasarkan form data. Sehingga dia punya dugaan awal mengenai kemungkinan penyakit apa yang sedang diderita pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. The Moon (Wannaone Universe - Ong Seongwoo) (UNCONTINUED)
Fanfiction(UNCONTINUED) Karena rasa bersalahnya, Ong Seongwoo nekat mengajak Choi Miyeon untuk tinggal bersamanya. Awalnya, gadis yang memiliki gengsi yang tinggi itu menolak mentah-mentah tawaran Ong Seongwoo. Namun, disaat bersamaan rintangan mulai berdatan...