Ong Seongwoo membalikkan tubuhnya, lalu kembali membalikkan tubuhnya lagi saat merasa posisinya tidak nyaman. Karena tak kunjung mendapatkan posisi yang nyaman, akhirnya pria itu membuka matanya. Kepala menoleh ke arah gorden kamarnya, sinar matahari tampak mulai mengintip dari celah gorden. Pria itu kemudian merenggangkan tubuhnya, tubuhnya masih lemas dan peregangan di pagi hari adalah hal menyenangkan ketika bangun tidur.
Setelah mengumpulkan tenaganya, Seongwoo akhirnya turun dari tempat tidurnya. Hari ini dia masuk pagi, dia harus segera membersihkan dirinya dan sarapan. Semua aktivitas pagi harinya pria itu lakukan dengan natural. Cuci muka, gosok gigi, memilih pakaian yang akan dipakainya bekerja dan menyiapkan alat-alat yang akan dibawanya bekerja
Setelah memasang dasinya dengan rapi. Seongwoo keluar dari kamarnya, lalu berjalan ke arah dapur. Begitu tiba di dapur, pria itu tiba-tiba saja terdiam. Dipandanginya dapur rumahnya yang kosong dengan raut wajah yang sulit dijelaskan. Ong Seongwoo lupa, kalau mulai hari ini dia harus menyiapkan sarapannya sendiri. Dia lupa, kalau mulai hari ini, dia tidak akan memiliki seseorang yang bisa diajak bicara saat makan malam. Seongwoo lupa, kalau mulai hari ini, rumahnya hanya ditinggali oleh dirinya saja.
Ong Seongwoo tersenyum miring, kemudian berjalan memasuki dapur dan mulai menyiapkan sarapannya. Dia harus membiasakan diri lagi.
Dan hal yang sama terjadi pada Cho Miyeon.
Gadis dengan rambut panjang itu tidak bisa tidur semalam. Maklum, ini hari pertamanya menempati apartemennya dan dia masih belum terbiasa dengan suasana dan tempat tidur yang baru ini. Cho Miyeon bangkit dari posisi tidurnya, duduk di tepi tempat tidur untuk beberapa saat.
Dipandanginya suasana kamar barunya yang jelas jauh berbeda dengan kamar yang ditinggalinya sebelumnya. Gadis itu menghela napasnya, lalu berjalan keluar kamar. Gadis itu berjalan menuju dapur kecil di apartemen studionya.
Miyeon menyangga tubuhnya dengan kedua tangan pada counter meja granit. Dia melamun sejenak. Dapur adalah tempat yang paling sering Miyeon habiskan saat di rumah Seongwoo. Dan dapur juga merupakan satu-satunya tempat dimana mereka berdua memiliki alasan untuk bertemu dan berbincang—walau yang sering terjadi mereka selalu berdebat—santai.
Mulai hari ini dia tidak perlu repot bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan, karena kini dia hanya akan memasak untuk dirinya sendiri. Miyeon tersenyum miring, kemudian mengambil selembar roti dan mulai mengolesinya dengan selai.
*The Moon*
"Songsaengnim, annyeonghaseyo,"
Ong Seongwoo menundukkan kepalanya sekilas sambil tersenyum tipis pada Hwang Yiren yang menyapanya di meja resepsionis.
"Ini data pasien hari ini?" tanya Ong Seongwoo setelah menerima setumpuk form berisikan data pasien yang harus diceknya.
"Ne. Setelah selesai, anda juga harus mengecek pasien rawat di lantai tiga. Aku akan memberikan datanya nanti setelah anda selesai dengan yang ini," jawab Yiren.
Seongwoo mengangguk lalu menoleh ke kanan dan ke kiri, tampak seperti mencari sesuatu.
"Anda mencari siapa?" tanya Yiren heran.
"Eoh... Aku mencari Kim Chan," katanya sambil meringis. Kim Chan adalah office boy di rumah sakit ini.
"Kenapa mencari Kim Chan?" tanya Yiren penasaran.
"Emh... itu," Seongwoo menggaruk tengkuknya dengan tangan yang tak memegang data pasien, "aku mau minta tolong padanya untuk membelikan aku roti di kopishop,"
"Anda belum sarapan?"
"Belum," jawab Seongwoo. Tidak ada Cho Miyeon di rumah, kehidupannya kembali seperti semula. Waktunya di pagi hari tidak akan pernah cukup untuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Sudah tiga hari berlalu dan Seongwoo selalu berangkat dengan perut kosong. Dia juga belum sempat membeli roti di supermarket untuk stok sarapannya, jadi dia harus menahan laparnya di pagi hari saat berangkat bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. The Moon (Wannaone Universe - Ong Seongwoo) (UNCONTINUED)
Fanfiction(UNCONTINUED) Karena rasa bersalahnya, Ong Seongwoo nekat mengajak Choi Miyeon untuk tinggal bersamanya. Awalnya, gadis yang memiliki gengsi yang tinggi itu menolak mentah-mentah tawaran Ong Seongwoo. Namun, disaat bersamaan rintangan mulai berdatan...