Cho Miyeon merasa kalau hari ini terasa lebih baik daripada kemarin. Setelah menceritakan semuanya pada Ong Seongwoo, dia merasa lega. Tidak ada yang perlu ditutupi lagi dan kalau diizinkan, Miyeon ingin mengandalkan Seongwoo mulai sekarang. Suatu hal yang sebelumnya terasa tidak mungkin bagi Miyeon, karena selama ini gadis itu berusaha agar dia tidak merepotkan atau bergantung pada orang lain.
Selama ini Miyeon menatap orang lain dari sudut negatif, semua orang terasa buruk baginya sehingga baginya percaya pada orang lain adalah suatu kesalahan yang tidak boleh ia lakukan. Tapi kali ini, Miyeon merasa sebaliknya, jikalau orang itu adalah Ong Seongwoo, Miyeon merasa bahwa dia boleh bergantung pada pria itu. Dia boleh mengeluh saat dia kelelahan, dia boleh minta tolong ketika kesulitan, dan dia bisa bercerita apapun yang ada di dalam hatinya tanpa perlu takut.
Saat ini dia sedang berdiri di kantin, sedang sibuk membagikan porsi makanan ke nampan masing-masing karyawan. Sejak hari itu, Miyeon kini sudah diperbolehkan memasak. Dia tidak lagi harus mencuci sayuran atau memotong bawang lagi. Hari ini saja dia ditugaskan untuk memasak ayam pedas manis, semoga saja masakannya kali ini pun dapat memuaskan Chef dan para karyawan.
Tak beberapa lama kemudian, dia melihat Ong Seongwoo sedang ikut berbaris bersama dengan rombongan karyawan lainnya. Pria itu memakai kemeja berwarna cokelat dengan celana berwarna hitam panjang. Dia tampak sesekali mengobrol dengan seorang wanita paruh baya yang berada di depannya. Tampaknya Seongwoo memang dekat dengan Dokter wanita itu.
“Oh, annyeonghaseyo, Miyeon-ssi,” sapaan ramah itu terdengar dari Dokter wanita yang kini sudah berdiri di depannya. Miyeon membungkukkan tubuhnya sekilas dan membalas sapaannya.
“Seongwoo-ssi sudah menceritakan semuanya, maafkan aku karena mengira kau sedang mengandung selama ini,” kata Dokter itu tersenyum canggung namun tak menghilangkan keramahan dari nada suaranya.
“Anieyo songsaengnim,” jawab Miyeon kemudian memberikan seporsi ayam pedas manis di nampan sang Dokter, “selamat menikmati,”
“Ne... sekarang aku sangat menantikan menu makanan di kantin,” katanya ceria. Kemudian Dokter wanita itu bergeser dan kini giliran Seongwoo.
“Menikmati hari ini?” tanya Seongwoo selagi Miyeon menaruh seporsi ayam pedas manis di nampannya. Cho Miyeon mengangguk dan tersenyum.
“Selamat menikmati,” katanya.
“Apapun yang kau masak pasti kunikmati,” balas Seongwoo sambil tersenyum.
*The Moon*
Beberapa hari terlewati dan hari ini adalah hari sabtu. Sebelumnya, teman-temannya sudah mengajaknya berkumpul melalui grup chat. Dan kebetulan hari ini Seongwoo sedang libur kerja. Sepert biasa, mereka akan berkumpul di rumah Jisung hyung. Rumah Jisung hyung yang besar membuat mereka jadi lebih leluasa, apalagi Jisung hyung hanya tinggal sendiri.
“Hari ini aku libur dan nanti malam mau kumpul bersama teman,” ucap Seongwoo sambil menahan ponselnya di bahu, dia sedang menelepon Miyeon. Saat ini pun Seongwoo sedang berada di supermarket karena ingin membeli beberapa kotak daging beku untuk acara kumpul nanti malam.
“Oh... pantas saja, kukira kau kemana karena tidak terlihat di kantin,” hari ini Miyeon masuk kerja dan Seongwoo libur. Jadwal Seongwoo libur adalah hari sabtu dan minggu, sedangkan Miyeon di hari minggu. Sepertinya gadis itu lupa kalau Seongwoo libur di hari sabtu dan Seongwoo juga lupa mengabari gadis itu.
Ong Seongwoo tersenyum mendengar jawaban Miyeon, “wae? Bogosipho?"
Jeda beberapa saat dan Seongwoo yakin kalau gadis itu tengah tesipu mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. The Moon (Wannaone Universe - Ong Seongwoo) (UNCONTINUED)
Fanfiction(UNCONTINUED) Karena rasa bersalahnya, Ong Seongwoo nekat mengajak Choi Miyeon untuk tinggal bersamanya. Awalnya, gadis yang memiliki gengsi yang tinggi itu menolak mentah-mentah tawaran Ong Seongwoo. Namun, disaat bersamaan rintangan mulai berdatan...