Choi Miyeon pikir, rumah Ong Seongwoo seluas rumah milik Yoon Jisung. Tapi ternyata dia salah. Sebenarnya, rumah pria itu biasa saja, namun cukup luas untuk ditinggali seorang diri. Rumah itu berada di dekat area padat penduduk, namun rumahnya cukup besar. Bahkan dia punya halaman rumah sendiri untuk memarkirkan mobilnya.
Rumah itu sederhana, namun entah kenapa interior di dalamnya membuat rumah itu terlihat elegan dan mewah. Hanya ada satu lantai di sini, yang terdiri dari kamar tidur, kamar tamu, ruang tengah, dan dapur. Kemudian, tangga di luar rumah menghubungkan lantai satu ke rooftop. Terlihat sederhana namun menyenangkan untuk tinggal disana.
Suara kunci mobil yang dilempar membuat Miyeon menoleh, mendapati sang pelaku yang baru saja melembar kunci mobilnya ke atas meja kayu di ruang tengah kini sedang berjalan dengan kaki panjangnya ke sebuah lorong. Miyeon mengikuti, selama perjalanan mereka tidak ada interaksi sama sekali, Miyeon malas membuka obrolan dan sepertinya pria itu pun berpikir hal yang sama.
Lorong itu ternyata menghubungkan ke arah dapur. Ong Seongwoo bergerak membuka lemari pendingin, mengambil sebotol air mineral lalu membuka tutupnya dan menenggaknya hingga tersisa setengah. Dia menghela napas setelahnya lalu menoleh ke arah Miyeon masih berdiri agak jauh dari posisinya namun iris hitamnya masih memperhatikan pergerakan pria itu.
Seongwoo kemudian mengambil kembali sebotol minuman yang sama lalu berjalan dan menaruhnya di atas counter dapur. Miyeon tau itu untuknya, maka dia bergerak mendekat lalu meraih botol dingin itu. Dia mengalami kesulitan saat membuka tutup botolnya dan Seongwoo sepertinya menyadari itu, pria itu kemudian mengambil kembali botol yang dipegang Miyeon lalu membukakan tutupnya. Ekspresinya masih tampak kesal dan seperti enggan menampung dirinya.
Tentu saja. Miyeon pun sangat tau kalau pria itu pasti tidak ingin berurusan lagi dengan dirinya. Tapi Miyeon tidak punya pilihan lagi. Dia tidak punya apa-apa sekarang. Tabungannya lenyap, tempat tinggal pun tidak ada. Satu-satunya rencana Miyeon saat ini adalah bertahan selama setidaknya satu bulan. Setelah dia mendapatkan gajinya dari restoran Pizza, dia akan pindah dari rumah ini. Itu satu-satunya rencananya saat ini.
"Ikut aku," akhirnya setelah berpuasa bicara, pria itu mengeluarkan suara. Miyeon menerima uluran botol minuman dari Seongwoo lalu mengekor setelah pria tinggi itu mulai berjalan kembali ke arah lorong. Miyeon mengikuti dan kemudian dia di arahkan ke sebuah ruangan yang posisinya berada tepat sebelum memasuki lorong ke arah dapur.
Pria itu membuka pintu bercat putih itu, lalu tampaklah ruangan yang sederhana isinya. Hanya ada ranjang, nakas, kursi dan meja belajar. Choi Miyeon mendongak, menatap Seongwoo yang sedang menyilangkan tangan di depan dadanya. Ikut menatap Miyeon seolah sedang memahami ekspresi di wajah gadis itu.
"Kamarmu," ucapnya lalu bergerak masuk. Miyeon mengikuti dan memandangi ruangan yang akan menjadi kamarnya selama sebulan ini.
Walau dalam hatinya kalau kamar ini cukup bagus dan luas dibanding kamar di rumah lamanya, namun mulutnya dengan kurang ajar berkata, "ini yang kau sebut kamar?"
Ong Seongwoo menatapnya tajam lalu berkata, "kenapa? Tidak suka? Lebih suka tidur di pinggir jalan?"
"Kukira karena kau dokter, rumahmu akan besar dan mewah,"
Seongwoo terkekeh remeh, "maaf saja ya nona Choi Miyeon,"
"Tidak apa, lagipula aku tidak akan tinggal lama disini,"
"Oh bagus kalau begitu," Seongwoo tampak sekali tidak suka, namun entah kenapa Miyeon malah semakin ingin menggoda pria itu agar semakin kesal, "kuharap besok kau bisa segera pindah,"
Miyeon tertawa tanpa humor, "aku tidak akan membuat ini terlalu mudah Ong Seongwoo-ssi.,"
Ong Seongwoo menghela napasnya, tampak sangat kesal namun berusaha keras menahannya agar tidak meledak, "jika kau butuh sesuatu, kamarku ada di depan kamarmu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
2. The Moon (Wannaone Universe - Ong Seongwoo) (UNCONTINUED)
Fanfic(UNCONTINUED) Karena rasa bersalahnya, Ong Seongwoo nekat mengajak Choi Miyeon untuk tinggal bersamanya. Awalnya, gadis yang memiliki gengsi yang tinggi itu menolak mentah-mentah tawaran Ong Seongwoo. Namun, disaat bersamaan rintangan mulai berdatan...