Seongwoo keluar dari kamarnya dengan mata yang setengah terpejam. Dia melangkah ke arah dapur, melewati kamar yang sebelumnya kosong namun kini diisi oleh orang asing. Setelah sampai di dapur, Seongwoo mengambil gelas kosong lalu mengisinya dengan air. Setiap pagi, tenggorokannya selalu terasa kering jadi dia harus segera minum untuk menghilangkan rasa tidak enak di tenggorokkannya. Biasanya, Seongwoo akan menaruh segelas air di samping ranjangnya, tapi semalam dia tidak sempat.
Setelah selesai minum, kesadaran Seongwoo berangsur pulih. Kini pandangannya teralih pada lorong yang menghubungkan dapur dengan area kamar. Benar juga. Semalam setelah menggendong Choi Miyeon dan menyelimuti gadis itu, Seongwoo langsung ke kamarnya. Kantuk yang dirasakannya akibat kekenyangan, membuatnya langsung terlelap begitu berbaring di ranjang.
Kemudian, Seongwoo mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding. Sudah pukul delapan, dan Seongwoo tidak menemukan tanda-tanda kalau gadis itu sudah bangun. Padahal kemarin, gadis itu sudah sibuk berada di dapur saat Seongwoo ingin sarapan. Pikirannya kembali melayang pada kejadian sebelumnya. Miyeon yang tertidur di teras rumah dengan suhu udara yang cukup dingin membuat Ong Seongwoo kembali dilanda perasaan tidak enak. Gadis itu tidak mungkin sakit kan? Pasalnya... jika gadis itu sungguh-sungguh sakit, Ong Seongwoo akan merasakan perasaan bersalah itu lagi.
Baiklah, untuk menghilangkan perasaan buruknya, Seongwoo kemudian bergerak meraih apron. Lalu meraih bahan-bahan untuk membuat sup dari dalam kulkas. Kalau kalian bilang Seongwoo perhatian dengan membuatkan Choi Miyeon sup, kalian salah. Seongwoo ingin membuatnya untuk dirinya sendiri.
Yah... tapi, sekalian saja untuk gadis itu. Anggap saja, gantian, karena kemarin dia sudah dibuatkan nasi goreng.
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam untuk menyiapkan sup dan juga nasi, Seongwoo melepas apronnya. Aroma gurih nan harum menguar di sekitar dapur itu. Seongwoo membalikkan tubuhnya dan dia masih tidak menemukan tanda-tanda Miyeon akan keluar dari kamarnya. Apa gadis itu masih tidur? Seongwoo menghela nafas samar, dia mengelap tangannya dengan kain kering, kemudian dia tidak mempercayai dirinya sendiri karena tiba-tiba sekarang ini dia sudah berdiri di depan kamar yang masih tertutup itu.
Ong Seongwoo memang bukan tipe orang yang mudah tidak peduli pada orang lain, tapi sebaliknya. Mungkin juga karakternya ini dipengaruhi oleh pekerjaannya sebagai dokter, dia mudah sekali merasa khawatir pada orang lain, dan keinginannya untuk merawat orang lain untuk sembuh sepertinya juga menjadi nalurinya.
Tangan kekar itu kemudian terangkat, mengetuk pintu di depannya sebanyak tiga kali.
"Choi Miyeon-ssi," suaranya terdengar berat, kemudian dia berdeham. Dia kembali mengetuknya lagi.
"Kau sudah bangun?"
Namun tidak ada suara yang menyahutinya. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Seongwoo memberanikan dirinya untuk menekan handle pintu lalu mendorongnya pelan. Dahan kayu yang jarang ditempati itu perlahan terbuka secara perlahan, suara deritnya terdengar pelan.
Suasana kamar yang gelap membuat keberadaan gadis mungil itu tidak terlalu terlihat di balik selimut tebalnya.
"Miyeon-ssi," Seongwoo kembali memangil. Dia menyipitkan matanya dan dia mendapati gadis itu tengah menggigil. Dan dengan gerakan cepat, pria itu melangkah dengan langkah lebarnya. Segera dia berlutut di sebelah gadis itu, menyentuh keningnya dan mendapati suhu tubuh Choi Miyeon yang tinggi. Namun tubuh gadis itu memberikan respons sebaliknya, justri malah menggigil hingga giginya bergemeletuk.
Choi Miyeon demam, dan sialnya dia kembali merasa simpati. Maksudnya.... baiklah, sepertinya kali ini memang salahnya, dia membiarkan gadis itu menunggunya pulang di luar saat cuaca sedang cukup dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. The Moon (Wannaone Universe - Ong Seongwoo) (UNCONTINUED)
Fiksi Penggemar(UNCONTINUED) Karena rasa bersalahnya, Ong Seongwoo nekat mengajak Choi Miyeon untuk tinggal bersamanya. Awalnya, gadis yang memiliki gengsi yang tinggi itu menolak mentah-mentah tawaran Ong Seongwoo. Namun, disaat bersamaan rintangan mulai berdatan...