Seminggu setelah kejadian itu Zinse kembali berkelana. Tak ingin kejadian sama terulang lagi dia memeriksa bagian penting didaerah kekuasaan sang ayah. Takut akan ada hal lebih mengerikan dari ini. Meski negerinya telah mendapat perlindungan khusus dari para dewa. Zinse tetap harus memantaunya, siapa tau ada yang terlewat olehnya.
Merasa bosan, Zinse pergi kedunia manusia menyamar sebagai warga biasa. Dengan pakaian sederhana dan tudung kepala yang selalu dipakainya. Orang yang melihatnya malah akan berpikir Zinse bangsawan.
Zinse berjalan jalan dipasar dan melihat seorang gadis membela kakek tua yang ditagih hutang oleh para bahawan yang dihutanginya. Merasa tertarik Zinse hanya melihatnya dari jarak yang sedikit jauh.
Melihat dari cara berpakaian gadis itu Zinse tersenyum miring, baju sederhana dengan rambut dikepang kesamping serta kuda yang seperti sengaja dibuat biasa.
Penyamaran yang terlalu sempurna untuk gadis bangsawan.
Bukannya Zinse sok tau menebak gadis itu golongan bangsawan. Hanya saja gadis biasa tak akan berani melakukan itu. Mereka tak akan mampu menanggung akibat atas prilaku mereka dari yang lebih berkuasa. Apa lagi gadis ini memakai pakaian yang sederhana namun terlihat dari jahitan dan modelnya, bahwa pakaiannya dibuat tak asal. Memiliki nilai tersendiri untuk ukuran pakaian sederhana.
Mata Zinse terus mengikuti setiap pergerakan gadis itu. Sampai pertunjukan itu selesai, dimenangkan oleh gadis itu dengan memberikan sekantung koin yang cukup banyak pada penagih hutang. Entah itu koin emas atau perak Zinse tak tau. Percakapan mereka tak terlalu jelas.
Melihat gadis itu menunggangi kudanya, Zinse bergerak cepat mengejarnya dengan kekuatannya. Gadis itu masuk kesebuah goa yang sangat dikenalnya membuat Zinse mengerutkan kening.
Apa yang akan dilakukan gadis itu disini? Batinnya bingung.
Seingat Zinse goa itu tak pernah didatangi orang lain selain dirinya. Kecuali, akibat peristiwa Ia menolong Stevan. Gara gara pemuda itu goa favorit Zinse itu harus disinggahi banyak orang. Memikirkan itu membuat Zinse malas, tak ingin mengungkit masa lalu.
Zinse memasuki goa tampa menimbulkan suara. Sebuah senyum tipis nan tulus terbit dibibir Zinse melihat apa yang dilakukan gadis itu. Ia melihat bagaimana kasih sayang yang dicurahkan gadis itu pada kudanya. Zinse yakin gadis itu perempuan yang murni hatinya. Terlihat dari cara gadis itu mengajak kudanya berbicara, memberi makan dan mengusapnya lembut.
Gadis yang penyayang.
Satu yang mengherankan, selama mengenal kerajaan manusia ini Zinse baru melihat gadis itu. Apakah dia pendatang baru?
Zinse memilih keluar goa dari pada mengusiknya. Senyumnya berubah menjadi garis lurus memandang datar pemandangan didepannya.
"Zinse".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dragon Princess ✓
FantasyKisah putri Raja naga... Bangsa naga yang dikenal punah. Perjalanan hidup sang putri naga yang berwarna warni. Memiliki paras yang cantik tak membuat hidupnya tenang. Dari kisahnya dengan beberapa pangeran penting bahkan raja, sampai siapa yang akan...