Part 9

1.3K 192 0
                                    

🌣_______🌣_______🌣

Zyan membawa Zinse berkuda. Zinse kesal hingga membuat dirinya diam. Zyan selalu memberinya ancaman jika Zinse berontak. Maaf saja Ia bukan mengalah, tetapi malas untuk berdebat.

"Kau terlihat manis jika menurut seperti ini," dibalas dengan wajah malas milik Zinse.

Pembual.

"Kapan kita sampai?".

Bukannya menjawab Zyan malah mempercepat laju kudanya. Membuat Zinse terpaksa memegang lengannya. Ya, posisi Zinse sekarang berada didepan Zyan. Jika dilihat mereka terlihat seperti pasangan yang sangat serasi. Namun mereka tidak tau kalo Zinse terpaksa. TERPAKSA.

Mereka sampai didepan sebuah air terjun yang sangat indah. Zinse dibuat takjub, padahal dia sering berkeliling tapi tidak pernah menemukan yang seindah ini.

 Zinse dibuat takjub, padahal dia sering berkeliling tapi tidak pernah menemukan yang seindah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zinse turun dibantu Zyan. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya heran.

Siapa yang susah diajak tadi. Batinnnya.

Wajah suram Zinse berubah cerah dengan binaran senang. Dia langsung berlari melihat semakin dekat. Memasukan kakinya kedalam air jernih sungai yang mengalir.

Mungkin karena posisi air terjun ini Zinse jadi tak mudah menemukannya. Airnya sejuk memberikan sensasi dingin segar pada kulit Zinse.

Suasana yang damai dengan pemandangan yang memanjakan mata. Sungguh tempat yang Zinse sangat sukai. Sepertinya lain kali Zinse harus sering kesini untuk menghilangkam stres.

"Kau suka?".

"Tentu saja," balas Zinse tanpa mengalihkan pandangannya. "Disini sangat damai dan sejuk".

Zyan tersenyum simpul, pilihannya tidak salah untuk membawa putri judes itu kemari. Melihat Zinse duduk dipasir, Zyan ikut duduk disampingnya.

"Darimana kau tau tempat ini?" Tatapan ingin tau Zinse dibalas senyuman Zyan.

"Ibuku," ucap Zyan.

Zinse mengangguk faham, sebuah ide terlintas dipikirannya. Zinse berdiri membuat Zyan ikut berdiri.

"Bisakah kau berbalik?" Pinta Zinse berusaha lembut dengan pria dihadapnnya.

Kening Zyan berkerut samar, "Untuk apa?".

"Tak usah banyak tanya," Zinse membalikan badan Zyan sedikit susah. Maklum Zyan memiliki badan yang setara dengan Ayahnya. Dan mendorongnya menjauh.

"Jangan berbalik," titahnya, "Jika kau berbalik sebelum waktunya. Aku akan sangat marah padamu," ancam Zinse.

Zyan hanya mengangguk, penasaran dengan apa yang akan dilakukan putri judes itu.

Zyan hanya mengangguk, penasaran dengan apa yang akan dilakukan putri judes itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Dragon Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang