Tuk
"Kenapa kau tidak menurunkanku? Kau membuatku malu." omel Zinse kesal memukul kepala Zyan.
Zinse tidak suka jadi pusat perhatian, dan Zyan malah dengan sengaja menggendong disepanjang koridor.
"Sudah aku katakan, kau tidak akan bisa berjalan dengan lancar sayang." goda Zyan mengedipkan sebelah matanya.
Wajah Zinse bersemu matanya melotot kesal. "Itu semua ulahmu. Kenapa kau tidak keluar sendiri saja tanpa harus mengajakku".
"Memang apa yang sudah aku lakukan padamu?" tanya Zyan pura pura bingung membuat Zinse bungkam.
Mereka menjadi tontonan para prajurit dan pelayan yang sedang bertugas. Mereka sedikit bersemu mendengar pembicaraan pengantin baru yang terdengar sensitif ditelinga mereka.
Zyan menurunkan Zinse dikursi taman istana. Gadis itu sedikit meringis, dia mengumpat dalam hati kemudian memejamkan matanya saat merasakan angin sejuk mengenai tubuhnya. Zyan tersenyum melihatnya, pria itu duduk disamping Zinse dan menyandarkan kepala Zinse kedadanya.
Zinse yang tidak memberontak sedikit pun membuat Zyan tersenyum dan mengecup puncak kepala istrinya itu. Zinse membuka matanya dan mendongakkan kepalanya melihat Zyan.
"Kau ingin sesuatu?" tanya Zyan lembut tangannya melingkari pinggang Zinse.
"Aku ingin kita duel."
Mata Zyan terbelak, permintaan macam apa itu pikirnya. "Kau serius sayang? Permintaanmu sungguh aneh."
"Kita belum pernah bertarung berdua sebelumnya. Apa yang salah dengan permintaanku." ucap Zinse enteng.
"Tapi tubuhmu.." ragu Zyan.
"Kenapa tubuhku sehat. Lihat!" seru Zinse berdiri dan merentangkan tangannya seperti senam.
Zyan menghembuskan nafasnya, tersenyum tipis. "Baiklah jika itu permintaanmu. Tapi sayang, berbicaralah padaku jika kau merasakan sakit."
Zyan sebenarnya khawatir, karena dia ingat semalam Zinse benar benar kelelahan karena pergulatan mereka. Gadis itu bahkan berkata jika tubuhnya terasa remuk, maklum saja tubuh Zinse sangat mungil.
Zinse sudah berencana akan tidur lebih dulu dari Zyan saat malam tadi. Tapi sayang keadaan tidak mendukung niatnya, resleting gaunnya tersangkut dan membuat Zinse kesulitan membukanya. Jadi Zinse menyuruh Zyan mandi terlebih dahulu, tapi itu percuma karena sampai Zyan selesai mandi pun resletingnya tetap macet.
Dengan gengsi yang tinggi Zinse meminta Zyan membuka resletingnya. Namun bukan Zyan namanya jika tidak membuat Zinse kewalahan. Pria itu menyentuh kulit putih bersih punggung Zinse seiring dengan berjalannya resleting yang terbuka. Tubuh Zinse bahkan sampai meremang dan seperti tersengat listrik kecil yang membuat sensasi geli.
Ketika Zinse hendak kabur memasuki kamar mandi, Zyan menahannya dengan menginjak gaun yang digunakan Zinse.
"Jangan terlalu lama, aku menunggumu." goda Zyan berbisik ditelinga Zinse.
Kemudian mengecup telinga dan leher Zinse singkat. Zyan sampai tertawa lepas melihat ekspresi Zinse yang mati kutu dengan wajah meras seperti tomat.
Zinse sengaja berlama lama di kamar mandi, berharap Zyan akan tertidur kelelahan karena menunggunya. Saat keluar kamar Zinse mengumpat karena baju bajunya dilemari berubah menjadi pakaian transparan yang sangat tipis. Itu pasti ulah Herclus.
Zinse membuka pintu kamar mandi dan menghembuskan nafas lega saat melihat Zyan sepertinya sudah tertidur dengan dengkuran halus. Zinse berjalan tanpa suara dan berbaring cukup jauh dari Zyan untung saja tempat tidur itu luas cukup untuk 5 orang.
Saat Zinse mencoba untuk tidur tubuhnya meremang ketika tangan nakal Zyan mengusap perutnya. Posisinya Zinse membelakangi Zyan dan pria itu memeluk Zinse, gadis itu menepis tangan Zyan tapi sepertinya Zyan tidak ingin mengalah dia mengusap punggung Zinse.
"Kau berniat menggodaku?".
"Zyan hentikan!"
"Aku menginginkanmu!" bisik Zyan ditelinga Zinse dengan suara serak.
Saat membalikkan badannya Zinse baru menyesal. Karena melihat mata sayu Zyan yang dipenuhi gelora gairah. Zinse benar benar mengumpat saat itu juga dan sial ini pasti akibat dari pakaiannya yang tipis sekali. Ingatkan Zinse untuk membuat pelaku yang mengganti pakaiannya yang ada di lemari babak belur.
Setelah melihat Zinse menganggukan kepalanya Zyan tidak lagi membuang buang kesempatan. Diraupnya bibir mungil istrinya itu, awalnya tidak ada balasan hingga membuat Zyan kecewa. Namun ketika merasakan pergerakan dan balasan dari Zinse, Zyan ingin sekali rasanya bersorak senang.
Dan akhirnya sepasang suami istri itu melalui malam yang panjang.
*****
Cring
Cring
Cring
Suara pedang yang beradu itu berhasil mencuri perhatian dayang dan prajurit yang berjaga. Mereka terpesona menyaksikan langsung pertarungan langsung Zinse dan Zyan. Tapi mereka juga merasa bahwa pasangan kali ini terasa sedikit unik karena saat pasangan yang baru menikah akan menghabiskan waktu untuk berdua duaan mereka malah bertarung.
"Yang menang akan mendapat apa?" tantang Zyan.
"Apapun yang dia inginkan, dan yang kalah harus menuruti keinginannya."
Zyan semakin bersemangat ketika mendengar penjelasan dari Zinse. Ah, sudah Zyan bilang bukan jika Zinse sangat menggemaskan. Pertarungan mereka semakin sengit dengan keringan yang bercucuran diplipis keduannya, tidak ada yang mau mengalah.
Cring
Cleb
Pedagang Zinse jatuh menancap ketanah sedangakan pedang Zyan tepat didepan wajah Zinse. Pria itu tersenyum kemenangan menatap istrinya yang merengut kesal. Zyan kemudian menyerahkan pedagangnya pada prajurit dan mengendong Zinse.
"Kau ingat ucapanmu sayang." goda Zyan ditelinga Zinse.
"Aku ingat. Tidak perlu kau ingatkan, kamu mau apa." malas Zinse tanpa menatap Zyan.
"Aku menginginkan dirimu dengan pakaian seperti kemarin, malam ini."
"Hah?!".
Zyan terkekeh melihat wajah melongo Zinse yang terlihat lucu dimatanya.
"HEI PENGANTIN BARU BERIKAN AKU PONAKAN SECEPATNYA!" seru Herclus dari kejauhan.
Zyan menanggapinya dengan senyuman sedangkan Zinse dengan mata memancarkan permusuhan.
*****
Semoga kalian suka buat esktra part-nya ok😅
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dragon Princess ✓
FantasíaKisah putri Raja naga... Bangsa naga yang dikenal punah. Perjalanan hidup sang putri naga yang berwarna warni. Memiliki paras yang cantik tak membuat hidupnya tenang. Dari kisahnya dengan beberapa pangeran penting bahkan raja, sampai siapa yang akan...