Part 45

908 148 0
                                    

Tap ⭐

Niat awal alurnya gak kayak gini. So, sorry buat kalian yang bingung alur ceritanya.

Dan buat kalian yang faham or ngerti alurnya... Fix ini udah tau banget sama  yang namanya cerita beda ekspetasi 😅

HAPPY READING

_______________________________

Zinse membuang muka ketika Zyan dengan santai duduk disampingnya. Lihat yang tadinya dingin bak gunung es sekarang bak prangko yang menempel padanya dengan senyuman geli.

Awas saja kali ini Zinse tidak akan luluh!

"Masih marah?" Tanya Zyan yang tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Zinse.

Seakan tidak mendengar Zinse hanya fokus melihat para tamu yang sedang bercanda ria berbincang-bincang dan lainnya. Menganggap apa yang Zyan ucapkan hanyalah angin yang berhembus.

Oh jangan lupa Zinse juga melihat Shura yang bersama dengan seorang wanita cantik masih mengenakan cadarnya sama seperti Zinse. Sungguh dia sangat penasaran dengan wanita itu!

Kenapa Shura bisa dengan wanita itu, siapa dia? Eh bukan berarti dia cemburu ya tentu saja tidak.

Begitu banyak pertanyaan dibenak Zinse yang sangat butuh pengelasan.

Badan Zinse dibalikkan dengan paksa hingga membuatnya berhadapan dengan Zyan. Gadis itu mengerjakan kaget yang membuat Zyan yakin bahwa Zinse dari tadi tidak mendengarkannya.

Zyan berdecak kesal hingga membuat Zinse mengerutkan keningnya polos.

"Mereka mendekat!" Seru seseorang yang membuat Zyan dan Zinse mengalihkan pandangannya kepada orang tersebut.

Herclus mendekati pasangan itu dengan wajah serius. "Kita harus bersiap-siap sebagian penduduk yang memiliki kekuatan rendah dan para wanita serta anak-anak juga sudah diamankan".

Seketika wajah Zyan berubah sebuah seringai menakutkan terlihat di bibirnya. Begitu dengan fungsi yang wajahnya berubah dingin es.

"Sepertinya mereka tidak suka menunda nunda waktu!" sinis Zyan.

Zyan sudah tidak sabar ingin menghabisi para penghianat itu, karena merekalah dirinya harus menjauhi Zinse beberapa waktu dan itu membuat sesak karena merindukan Zinse.

Dan karena merekalah Zinse harus menangis karenanya. Kematian terlalu mudah bagi mereka itu hanya siksaan kecil.

Sedangkan Zinse benci pertempuran, dia tidak suka menunjukan kekuatannya. Apalagi jika harus terkena darah penghianat yang sangat busuk itu, sungguh hal sangat Zinse hindari.

Tak lama alarm tanda penyerangan berbunyi keras membuat para tamu yang tidak mengetahui apa langsung siaga. Sedangkan yang lainnya sudah diamankan seperti yang Herclus bilang.

Para tamu panik karena takut jika orang yang dicintai mereka terluka. Untungnya Jiliana yang memiliki kekuatan telepati langsung menenangkan mereka dengan mengatakan bahwa orang-orang yang mereka cintai telah aman di bawah perlindungan Ratu.

Itu membuat para tamu bernafas lega. Sehingga mereka langsung bersiap melawan musuh demi melindungi kerajaan inti. Karena bagai manapun jika kerajaan ini hancur maka bangsa naga akan terpecah belah.

Itu sangat mereka hindari!

Zinse yang melihat aura tidak beres dari para naga yang dipimpin Ayah Shura langsung terbelak dan menggertakan giginya marah.

"WITCH DRAGON SIAPKAN BARRIER PELINDUNG!" suara naga dalam diri Zinse keluar.

Zyan sampai tersentak kaget mendengar suara lantang Queen Tone milik Zinse. Baru kali ini Zyan mendengar suara Zinse yang seperti itu, gadis itu tidak pernah menunjukkannya.

Zyan mencekal tangan Zinse melihat gadis itu akan melangkah jauh darinya. Hatinya sangan cemas dan khawatirkan dia tidak ingin Zinse terluka sedikitpun.

Zinse mengerutkan keningnya bingung melihat tatapan yang tidak bisa diartikan milik Zyan.

"Berjanjilah kau akan selamat tanpa terluka sedikitpun".

Ucapan Zyan membuat Zinse tersentak. Seakan mengerti kemudian Zinse tersenyum lembut meletakan sebelah tangannya di pipi Zyan.

"Aku tidak akan terluka, aku tidak selemah yang kau bayangkan".

Zyan menahan tangan Zinse dipipinya. Andai keadaannya tidak seperti ini Zyan pasti langsung memeluk gadis itu dan tidak ingin melepaskannya.

Dengan helaan nafas berat Zyan tersenyum "Aku tau, kau adalah wanita yang tangguh. Penerus tahta kerjaan, kau calon ratu berikutnya dan pengisi tahta ratu di hatiku".

Zinse sedikit terkekeh mendengar perkataan Zyan seperti gombalan untuknya. Dasar pria!

"Aku harus pergi".

Dengan berat hati Zyan harus melepaskan Zinse. Melihat kepergian gadis itu dengan pandangan yakin mereka akan baik baik saja. Setelah ini berakhir Zyan berjanji tidak akan membiarkan Zinse sejauh darinya sedikitpun.

Disisi lain Morfion menggertakan giginya marah melihat musuhnya menggunakan ilmu hitam. Pertempuran ini tidak akan berakhir dengan mudah.

______________________________

Cie yang nunggu update....

Tapi sebelumnya aku ngucapin terima kasih buat kalian yang udah baca cerita ini.... yang udah mampir dan ngasih aku semangat baik comen maupun vote.

Sebentar lagi cerita ini bakal taman jadi janganlah ketinggalan. 😘😘😘😘

The Dragon Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang