Part 27

947 147 0
                                    

Vote🌟

Ini sudah malam, Zinse mendekati jendela dan menikamati semilir angin yang memainkan rambutnya. Dengan mata tertutup dan suara berbisik Zinse memanggil nama.

"Sepo".

Tak berselang lama seekor hewan mitos muncul dihadapannya dengan wajah mengantuk. Membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Kenapa kau memanggilku malam malam begini?" Tanyanya dengan mata sedikt merah dan sesekali menguap. "Kau mengganggu mimpi indahku" ucapanya sedikit mengomel.

Zinse memutar bola matanya malas, "Oke, aku minta maaf karena mengganggu mimpi indahmu" balasnya sakras. "Tapi aku sedang memerlukan bantuanmu".

Wajah Sepo mulai serius, "Awasi setiap istana dan rumah para bangsawan. Dalam keadaan seperti ini.." jeda Zinse melihat kearah Zyan yang masih terbaring. "Kemungkinan apa saja bisa terjadi, kita harus selangkah lebih depan".

Sepo menganggukan kepalanya dengan wajah bingung, "Aku tak mengerti" ucapnya polos membuat Zinse memasang wajah datarnya.

"Zyan harus istirahat total, keadaan istana mulai membaik karena Ibuku mulai pulih. Tapi kita tidak tau jika nanti akan ada perlawanan dari bangsa sendiri karena sesuatu hal. Jadi aku memintamu mengawasi sekitar untung mengetahui kemingkinan yang terjadi" jelas Zinse setengah berbisik.

Sepo mengangguk paham "Hm aku mengerti sekarang. Jangan khawatir, sudah tugasku menjamin keselamatmu dan orang orang yang kau sayangi".

Zinse tersenyum tipis namun tulus, "Pergilah kabari aku jika kau mendapatkan sesuatu".

"Baik, tapi jangan terlalu fokus pada apa yang berada disekitarmu jika yang disampingmu lebih membutuhkanmu" ucap Sepi sebelum menghilang.

Kerutan samar telihat dikening Zinse, apa maksudnya sungguh Ia tak mengerti. Apa jangan jangan...

"Zinse".

Deg

_____________________

Zyan memasang wajah datarnya melihat pemandangan didepannya. Zinse yang tertawa karena ulah adiknya, entah apa yang Kaylon ceritakan hingga membuat calon istrinya itu terlihat sangat terhibur.

Helaan nafas berat keluar dari bibir Zyan. Maksud hati ingin bermanja pada Zinse tertunda karena kedatangan adiknya. Entah kenapa malah dirinya sekarang yang telihat seperti pengganggu.

Sial

"Kau ini jahat sekali kak" ucap Kaylon menggelengkan kepalanya heran yang membuat Zyan mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Ini hari ke 3, Kak Zinse merawatmu. Tapi kau malah ingin terus bersamanya, diakan juga butuh istirahat. Kau tak melihat matanya sudah mulai seperti panda" omel Kaylon membuat Zyan mengalihkan pandangannya melihat Zinse dengan seksama.

Benar, raut wajah Zinse terlihat sedikit sayu. Astaga, mengapa Zyan merasa dirinya begitu jahat sekarang.

Zyan menepuk tempat kosong yang berada disebelahnya. "Tidurlah!" Titahnya pada Zinse yang sedang mengerutkan keningnya.

Belum Zinse angkat bicara Kaylon sudah mengeluarkan suara terlebih dahulu. "Tidak boleh kalian belum sah!" Tolak Kaylon keras membuat Zyan mengerutkan keningnya tidak suka.

"Apa urusanmu bocah! Aku tidak akan melakukan hal yang aneh aneh" ucap Zyan membela diri.

Zinse diam menonton, sedangakn Kaylon memutar bola matanya malas dan beralih menatap Zinse. "Jangan tidur disana kau bisa tertular" ucap Kaylon membuat Zyan membulatkan matanya.

"Aku keracunan bodoh, bukan menderita sakit menular" bentak Zyan yang mulai kesal.

Kaylon menseriuskan wajahnya, dangan raut wajah bak seorang ibu yang menasehati anaknya. "Tetap tidak boleh. Zinse harus istirahat total, jika dia berada disini kau tidak akan membuatnya tidur nyenyak".

Zyan mengerutkan keningnya bingung. "Apa maksudmu bocah? Tentu saja aku akan membiarkannya tidur dengan tenang".

"Tidak bisa ya tidak bisa" keukeuh Kaylon "Zinse ayo keluar dari sini, aku akan mengantarmu kemarmu" ucap Kaylon menawarkan diri.

Zyan mendesis tidak suka, liat sekarang siapa yang terlihat mencari kesempatan. "Aku yang akan mengantarnya kekamar" ucap Zyan tanpa memperdulikan keadaanynya.

Baru saja Kaylon akan membalas, namun Zinse menyentuh tangannya membuat Kaylon diam. Zinse tersenyum kecil, kemudian matanya beralih pada Zyan yang wajahnya sudah semakin suram melihat adegan didepannya.

"Aku akan kekamarku sendiri" putus Zinse.

"Kaylon kau jaga kakakmu disini...".

"Aku tidak mau" potong Kaylon sebelum Zinse menyelesaikan perkataannya.

"Jangan membantah" ucap Zinse tajam dengan mata berkilat.

Kaylon kicep membuat Zyan menahan tawanya melihat ekspresi adiknya. Kaylon langsung merengut kesal melihat Zyan.

"Jika kau membutuhkan sesuatu mintalah pada Kaylon. Prajurit juga ada didepan kamarmu jika kau memerlukan yang lain" ucap Zinse terkesan kaku membuat Zyan merengut.

"Aku mau dirimu" ucap Zyan memelas sambil menahan tangan Zinse. Kaylon memutar bola matanya malas.

Tak

Aw

Kaylon tak bisa menahan tawanya melihat dengan tanpa perasaannya Zinse menjitak kening Zyan. Membuat sang empu meringis dan menatap Kaylon tajam.

"Menurut atau aku tidak akan menjengukmu lagi" ucap Zinse.

"Kalo begitu aku yang akan kekamarmu" keukeuh Zyan tidak mau mengalah.

"Baik" balas Zinse mangangguk. Namun wajahnya berubah datar. "Tapi aku akan pergi dari sini dan tidak akan mau menemuimu".

Wajah Zyan berubah mengeras, rasa tidak suka dibantahnya muncul. Dia mencengkram tangan Zinse sedikit lebih kuat. "Jika kau benar benar melakukan itu, aku akan langsung mengikatmu saat kita bertemu kembali".

Zinse sedikit meringis, "Kalo begitu menurutlah" tantang Zinse.

Kaylon diam tak mau ikut campur. Yang ada dia bisa kena imbasnya jika sudah berani mengganggu kakaknya itu apalagi dalam mode yang bahaya.

Zyan menarik nafasnya dan menghela nafas berat. "Baiklah, tapi kau harus sudah kembali pagi besok. Kalo tidak aku akan benar benar menyusulmu".

Tbc
______________________

The Dragon Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang