Part 43

909 134 0
                                    

Tap ⭐

SELAMAT MEMBACA!!!

Akward, itulah yang Herclus rasakan saat Shura ikut duduk di sofa yang didudukinya.

Dan entah sengaja atau bukan Zyan malah ikut duduk bergabung bersama mereka namun tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara.

"Clus bagaimana menurutmu jika aku menggunakan ini?" Tanya Zinse yang baru saja keluar dari ruang ganti.

Sepertinya gadis itu belum sadar dengan apa yang berada didepannya saat ini. Pandangannya masih tertuju pada gaunnya yang sangat cantik dan anggun.

 Pandangannya masih tertuju pada gaunnya yang sangat cantik dan anggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa kau di....am" suara Zinse hampir menghilang diakhir.

Zinse tidak bisa mengontrol ekspresinya melihat dua yang ingin sekali dihindarinya datang kemari. Bak orang bodoh Zinse hanya terdiam bak patung yang tidak bisa bergerak.

"Cantik!".

"Cantik!".

Shura dan Zyan sepontan mengucapkan pujian itu secara bersamaan. Membuat mereka bertukar pandang namun akhirnya saling membuang muka.

Sedangkan Herclus yang berada ditengah-tengah mereka bagaikan menghadapi sidang kematian. Entah kenapa hatinya ketar-ketir dan khawatir, pikiran negatif terus saja mengusiknya sejak kehadiran dua pangeran itu.

"Sedikit terbuka" ungkap Herclus karena bagaimanapun dia lah yang ditanya.

Zinse bingung harus merespon apa, tapi sebisa mungkin dia bersikap biasa saja.

"Tapi aku menyukainya, jadi aku akan mengambilnya" jujur Zinse yang sudah jatuh hati dengan gaun itu.

Tanpa menunggu respon dari Herclus Zinse kembali masuk ke dalam ruangan itu. Meninggalkan ketiga pria itu yang kembali dilingkupi suasana akward.

Zinse keluar kembali bersamaan dengan Melody yang keluar dari ruangan disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zinse keluar kembali bersamaan dengan Melody yang keluar dari ruangan disebelahnya. Yang membuah Herclus menahan tawanya karena Melody mengenakan pakaian yang digunakan Zinse saat pertama kali tadi.

"Zy apakah menurutmu ini bagus?" Tanya Melody senang.

Sepertinya Zyan masih terpesona dengan Zinse yang mengenakan gaun indah itu. Shura dengan sengaja mendekati Zinse dan berkata dengan sedikit keras.

"Ganti yang lain, aku tidak suka tubuhmu menjadi tontonan banyak orang" titahnya lembut.

Herclus yang melihat reaski Zyan menjadi berancang ancang untuk kabur. Tapi Ia sangat penasaran dengan drama didepannya hingga enggan pergi.

Zyan mengepalkan tangannya, dengan sengaja Ia melemparkan senyuman manis pada Melody.

"Baju itu sangat cantik ditibuhmu. Ambil itu dan kita pulang" ucap Zyan lembut tapi diakhiri kalimat yang tajam.

Melody menganggu patuh, dalam hati ia menggerutu karena tidak bisa memilih banyak pakaian yang bagus-bagus. Ini semua karena kehadiran Zinse.

"Aku menyukai ini".

"Tidak boleh, ganti!".

"Tidak mau, apa hakmu?" Tantang Zinse.

"Aku calon suamimu. Ganti sebelum aku robek gaun ini sekarang juga".

Zinse mendengus kasar. "Aku tidak butuh persetujuannmu dan aku akan tetap membelinya" keukeuh Zinse.

Zinse membalikan badannya, Shura meraih bahu Zinse dengan tangannya supaya gadis itu kembali melihatnya. Tapi sayang Zyan lebih dulu meraih Zinse dalam gendongannya membuat gadis itu terpekik kaget.

"Jangan sentuh dia sedikit pun" Desis Zyan tajam.

Sebuah seringai terlihat dibibir Shura. "Apa hakmu melarangku menyentuh calon istriku".

"Hakku adalah karena aku adalah orang yang dicintainya" ucap Zyan lantang.

Zinse mengerjap kaget wajahnya sedikit bersemu, dipikirannya adalah apakah sandiwaranya sudah selesai?

Tanpa menunggu jawaban dari Shura, Zyan membawa Zinse mendekati Herclus.

"Bayar semua belanjaannya dan bawa keistana!" Titah Zyan pada Herclus yang cengo.

Ya Tuhan sejak kapan dirinya jadi pelayan. Batin Herclus.

Zyan pergi dari toko itu dan memasuki tentu dengan Zinse yang masih dalam pelukannya. Sepertinya gadis itu masih belum sadar dengan apa yang terjadi.

Aku berharap kau selalu diliputi kebahagiaan Zinse. Batin Shura tulus saat melihat kepergian Zyan.

Zyan meninggalkan Melody dengan wajah yang sudah memerah karena marah.

Sialan kau Zinse.

Seakan tersadar Zinse langsung mengerjap kaget. "AKU BELUM SELESAI BERBELANJA!!!".

___________________

Follow anaadeeva01

aku tunggu komentar kalian tentang part ini ya semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan vote ⭐...

Ada yang bertanya-tanya tentang sikap Zyan? Atau sikap Shura?

The Dragon Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang