Part 21

966 135 0
                                    

"Ini semua salahmu, kalo saja kau tak usil. Kita tak akan kehilangan mereka".

"Ya tuhan, bagaimana aku mengatakan ini pada Caseta. Apa yang harus aku lalukan sekarang?" Yui mondar mandir bingung didepan Fudo. Menggigit kukunya, ketara sekali jika gadis ikan itu khawatir.

"Kita harus mencari mereka," putus Fudo tak tega melihat kakaknya. "Mereka tak jauh dari sini. Mereka pasti kewilayah gelap".

"Ah.. kau benar. Kenapa aku mendadak pikun, ayo pergi".

Yui menarik Fudo semangat, namun Fudo malah menariknya balik. Mereka bersembunyi disisi batu yang cukup bear. Yui mengerjap kaget tak mengerti.

"Ap..".

"Ssst, lihat!".

Yui memfokuskan penghihatannya. Matanya terbelak ketika melihat sosok yang mereka kenali. "Pangeran Derryn," bisiknya pelan, matanya kembali melihat sesuatu yang ganjal. "Dia... astaga. Bukankah itu kak Zinse, bagaimana..".

Yui tak melanjutkan kata katanya melihat Fudo menatapnya tajam. "Suaramu," desisnya kesal.

Yui menurut, mereka kembali melihat Zinse yang tak sadarkan diri dalam gendongan pangeran Derryn. Putra mahkota kerajaan bawah laut. Yang menjadi pertanyaan mereka adalah, dimana Zyan?

"Apa mungkin?".

Keduanya bergerak cepat kearah yang berlawanan dengan pangeran ikan itu. Dipikiran mereka sama, Zyan pasti masih berada diwilayah gelap. Tapi apa yang terjadi?

Mereka berdua memutari tempat itu, tempat dimana batas air laut bersih dan kotor yang ada diwilayah gelap.

"Bagaimana ini? Kak Zyan juga tak ada disini".

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?".

Fudo memegang bahu Yui yang panik. "Kita pikirkan apa yang terjadi, tapi jangan seperti ini. Kau hanya memperunyam keadaan," ucapnya pedas membuat Yui patuh seketika.

Tiba tiba mereka mendengar geraman naga dari dasar wilayah gelap. Keduanya saling melempar pandangan ragu. Sampai kembali terdengar geraman naga.

"Sepertinya aku tau yang terjadi".

"Adik, aku akan pergi kekerajaan menyusul kak Zinse dan kau tunggu kak Zyan. Beritahu Ia kalo kak Zinse diculik pangeran Derryn," ucap Yui pasti.

"Apa yang akan terjadi jika Kak Zyan mengetahui itu?".

Yui menggeleng lemah. "Yang pasti bukan sesuatu yang baik".

____________________

Pangeran Derryn, sosok pangeran yang baik dan ramah namun sedikit ambisius. Dalam hidupnya Ia tak pernah tertarik dengan yang namanya wanita sejak mengetahui adiknya meninggal karena ulah wanita yang ingin merebut Ayahnya dari sang Ibu. Menurutnya wanita itu makhluk yang merepotkan, kecuali Ibunya. Itu juga alasan sampai sekarang Ia belum menemukan matenya.

Tapi sekarang Ia tertarik dengan seorang gadis yang dilihatnya sedikit berbeda. Gadis bersurai putih dan wajah bak boneka. Unik sekali, Ia melihatnya saat akan memeriksa keadaan perbatasan. Apalagi dengan tubuh tanpa ekor, Ia yakin gadis ini manusia biasa. Tapi bagaimana caranya gadis ini bisa betahan lama di air?

Derryn sengaja membuat Zinse pingsan karena tak ingin gadis itu kabur. Dipikirannya, Zinse pasti sedikit takut melihat manusia ikan yang dikatakan mitos bagi bangsa manusia. Tapi inikah dunia immortal? Jadi gadis ras manakah yang dibawanya ini?

"Dimana aku?" Gumam Zinse bingung melihat sekelilingnya asing dan berair. Sepontan Zinse duduk dari pingsannya, matanya melihat sekelilingnya wapada.

Kamar? Bagaimana aku bisa ditempat ini? Batinya bertanya tanya.

Zinse turun dari tempat tidur dan berjalan kearah jendela yang tertutupi tirai raksasa. Betapa terkejutnya Ia melihat apa yang ada dibalik tirai.

 Betapa terkejutnya Ia melihat apa yang ada dibalik tirai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kerajaan bawah laut? Batinnya takjub dan bingung.

Zinse mengulang memorinya mengingat mengapa dirinya bisa berada ditempat ini. Aha, Ia ingat sebelum berada disini Zinse dibuat pingsan oleh seseorang. Ia sedang menunggu Zyan yang memasuki wilayah gelap. Tunggu?  Zyan? Ya tuhan apa yang terjadi pada pria itu sekarang.

Zinse berjalan mondar mandir dengan wajah khawatir. Bingung dan pusing menderanya tak tau apa yang harus dilakukannya.

Cklek

Zinse menatap bingung seorang pria dewasa yang baru saja masuk. Sama halnya dengan Derryn yang terdiam kaget melihat gadis yang dibawanya sudah bangun. Zinse mengerutkan keningnya melihat pria berparas tampan itu terdiam. Ah, bangsa memaid memang tak jauh indah dari bangsanya.

"Siapa kau?" Tanya Zinse bingung. Derryn tersentak dan mengerjap pelan, gadis itu tak takut padanya.

Derryn berenang pelan mendekati Zinse. "Aku pangeran mermaid, Derryn". Wajah Derry merengut tak suka melihat Zinse mundur saat didekatinya. "Berhenti menghindar dariku," nada tajam Derryn tak menggoyahkan pendirian Zinse. Gadis itu kembali mundur saar Derryn mendekat.

Buk

Zinse meringis tertahan merasakan punggungnya menabrak kerasnya dinding. Derryn menyeringai melihat Zinse yang memasang wajah menantangnya. "Aku tak mengenalmu, jadi menjauh dariku," desis Zinse marah.

Derryn mencegkram dagu Zinse kasar. Ia suka wanita yang berani. "Kau akan mengenalku nanti manis. Yang harus kau tau adalah sekarang kau milikku".

Geram Zinse menendang ekor Derryn membuat pria itu sedikit meringis dan menjauh.

Ah, sial. Kenapa ekornya keras sekali. Maki Zinse dalam hati.

"Aku bukan milikkmu, pria aneh. Keluarkan aku dari sini! Aku mempunyai urusan yang lebih penting dari pada meladenimu".

Derryn menahan pergelangan tangan Zinse yang akan keluar kamar. Ia membanting Zinse ketempat tidur dan menindihnya. Kaget? Zinse berontak kasar, Ia mencakar menedang kesembarang arah membuat Derryn sedikit keawalahan. "Lepaskan!".

Gigih dengan pendiriannya Derryn melilit kaki nakal Zinse dengan kakinya yang sudah berubah sesuai keinginannya dan menahan kedua lengan Zinse dengan tangannya. Tak kehabisan akal, Zinse mengadukan kepala mereka membuat kening Derryn sedikit terluka. Zinse sedikit menggunakan kekuatan naganya. Merasa pegangan Derryn melonggar, Zinse mendorong pria itu sekuat tenaga.

Derryn mengertakn giginya marah, sedikit pening akibat luka dikepalanya. "Gadsi bar bar, beraninya kau melukaiku," geramnya marah.

Zinse yang lebih marah karena dirinya dilecehkan mengelurakan cakar naganya. "Kau maju selangkah lagi, Ku cabut jantungmu ditematnya," mata Zinse berkilat.

Pangeran ikan itu tak kuasa menahan kagetnya melihat tangan Zinse. "Si.. siapa kau sebenarnya?".

Zinse menyeringai kejam. Ia sengaja melakukannya agar pria tak sopan didepannya jera. "Itu bukan urusanmu,".

Dengan sengaja Zinse berakting akan menyerang Derryn. Pria itu langsung melemparkan mantra pada Zinse membuat gadis itu diam bak patung. Hanya mata saja yang bergarak. "Aku akan membuat perhitungan denganmu nanti, gadis bar bar. Jangan harap kau bisa pergi dari sini".

Sial, kenapa jadi tibal balik untuknya.

_____________________

Bagaimanakah dengan Zinse....

Thank yang udah baca... tunggu followers lebih banyak ya aku up lagi yang semakin bikin deg degan...

The Dragon Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang