Part 38

839 131 0
                                    

Tap vote🌟

Seorang pria menatap datar dua naga berbeda didepannya. Kedua naga itu telah tumbang dengan luka yang mengerikan.

Satu diantaranya penuh dengan luka masih yang menganga memperlihatkan dagingnya yang masih segar.

Jangan lupa dengan darah yang seperti kolam mengelilingi naga itu.

Satu lainnya dengan dua luka, luka dileher dan luka dari dada tembus melalui punggung naga itu.

Pria itu berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.

Sebelumnya dia telah meminta bawahannya untuk membakar kedua jasad naga itu.

Ditempat itu harus kembali seperti sedia kala. Tidak boleh ada yang tahu jika sudah terjadi sesuatu disana selain mereka.

____________________

"Tugas beberapa minggu keluar kerajaan huh" suara sinis berupa seperti pernyataan itu meluncur begitu saja dari bibir tipis Zinse.

Zinse melipat tangannya didepan dada dan memasang wajah paling datar miliknya.

Sorot matanya seakan diliputi kebingungan dan ingin menguliti hidup hidup orang yang dilihatnya sekarang.

Zyan mengerjap beberapa kali namun kemudian measang wajah datarnya.

Dibelakangnya beberapa orang kepercayaan Zyan tampak diam dan menunduk. Tidak ingin ikut campur tangan dalam suasana yang tampak tegang itu.

Dalam hati mereka berteriak panik.

YA TUHAN TOLONGLAH KAMI

Bagaimana gadis ini bisa berada disini? Apa dia kabur lagi dri istana?

Pikiran Zyan bertanya tanya tapi enggan membuka suara.

Dengan santainya Zyan berjalan melewati Zinse begitu saja. Tanpa sapa dan melihat sedikitpun kearah Zinse.

Deg

Beginikah rasanya diabaikan? Batin Zinse bertanya sedih.

Tak menyia nyiakan kesempatan, para pengikut Zyan langsung mengikuti langkah sang tuan.

Zinse terdiam dengan sorot mata kosong kedepan. Tangannya terkepal kuat hingga satu tetes darah mengalir dari kepalan tangannya.

Zinse berbalik dengan harapan. Tapi sepertinya harapannya pupus melihat tubuh Zyan dan para pengikutnya semangin mengecil dan menghilang dari pandangannya.

Pandangan Zinse buram oleh air yang tampak seperti kaca dimatanya.

Zinse membawa kapalan tangannya kedadanya dan mengetuk ngetuknya beberapa kali.

Apa kabar hati?

Apakah kau telah jatuh hati?

Hingga merasa seperti ini.

Darah dari tangannya Zinse menempel dibaju putih telur asin miliknya.

Darah yang sangat kontras dari kulit aslinya.

Orang orang yang melihat Zinse tampak sibuk sendiri mereka takut salah langkah karena menegur Putri Raja Naga itu.

"ASTAGA ZINSE APA YANG KAU LAKUKAN!".

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu?".

"Aku bertanya kau hanya diam seperti patung".

"Kau bahkan melukai dirimu sendiri".

Omelan Shura tidak sedikitpun masuk kepikiran Zinse. Gadis itu termenung dengan tangan menopang dagu.

Sedangkan Shura fokus mengobati tangan Zinse. Meskipun itu sedikit percuma karena nanti luka Zinse akan sembauh dengan sendirinya.

"Kau kabur dari istana dan berakhir seperti ini. Kira kira jika aku memberitahu Raja Morfion tentang ini apa yang akan dia lakukan?".

Barulah Zinse menengok kearah Shura mendengar nada aduan dari pria itu.

"Sekali kau memberitahu ayahku, maka siapkan saja langkah kakimu untuk keluar dari istana" ucap Zinse tajam.

Shura mengerjap kaget dengan menelan salivanya takut. Intimidasi putri naga ini tidak pernah main main.

"Baiklah kau menang".

"Tapi setidaknta kau bisa bercerita mengapa kau bisa terluka seperti ini" tambah Shura tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya.

Bukannya membalas ucapan Shura, Zinse malah menatap Shura lama membuat pria itu salah tingkah.

Jangatung mohon dikondisikan. Batin Shura.

Jantung Shura berdetak kencang sehingga dia memalingkan wajahnya dari Zinse.

Sembuat warna merah jambu terlihat samar diwajah tampan pria itu.

"Luka ini aku yang membuatnya" ucapan Zinse membuat Shura kembali fokus pada gadis itu.

"Dan cerita ini masih menjadi tanda tanya".

Shura diam dan mendengarkan setiap untaian kata yang tidak dimengertinya yang keluar dari bibir Zinse.

Tatapan gadis itu kosong namun tidak menghilangkan sorot mata bingungnya

Dalam hati Shura bertanya tanya apa sebenarnya yang mengusik pikiran Zinse. Sehingga gadis itu tampak berbeda dari biasanya.

Jujur rasanya ingin sekali Shura menarik Zinse dalam pelukannya. Membiatkan gadis itu mengeluarkan unek uneknya.

Tapi dia tidak selancang itu mengingat perbedaan status diantara mereka yang sangat jelas.

Tanpa disadari keduanya hanyut dalam pikiran masing masing.

Tbc

Vote dan comen

Ada yang punya pertanyaan sama sikap Zyan...

Atau ada yang mulai suka sama Shura...

Next or stop?

The Dragon Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang