Part 22

903 152 0
                                    

Plak

"AKU TAK PERNAH MENGAJARKANMU UNTUK KURANG AJAR".

"DIMANA LETAK KESOPANANMU, PANGERAN".

Derryn memegang sebelah pipinya akibat cap tangan sang Ayah yang murka. Ia tak tau apa yang menyebabkan Ayahnya semarah ini. Matanya masih memancarkan kebingungan yang kerata.

"Apa salahku?".

"KAU MASIH BERTANYA APA SALAHMU?".

"Sudah Yang Mulia. Pangeran mungkin memang tak tau apa apa," ucap suara lembut yang berasal dari Ibu Derryn. Mencoba menenangkan sang suami yang murka.

"Apa yang sebenarnya kalian bicarakan?" Derryn kembali bertanya. Matanya tertuju pada seorang gadis muda yang menundukan kepalanya.

Apa ulah gadis ini sehingga aku dimarahi Ayah? Pikirnya.

"Maaf, pangeran. Saya ingin meminta anda untuk melepaskan kak Zinse," Yui berucap pelan karena takut melihat kemurkaan Sean.

"Siapa Zinse?".

"Emm itu.. gadis yang anda bawa tadi pangeran. Ia bukan manusia sembarangan," ucap Yui ambigu. Ia tak mungkin membocorkan identitas Zinse. Cukup Raja Sean saja yang tau, selaku rajanya.

"Berbicara dengan jelas, apa maksud dari ucapanmu," Derryn berucap tak suka.

"Tak ada waktu untuk menjelaskan pangeran. Anda harus melepaskan dia sekarang sebelum semuanya terlambat".

"Lepaskan dia. Kau mengambil seseorang yang bukan milikmu dengan tidak sopan," tambah Raja Sean Ayah Derryn. Ia sudah mengetahui semuanya dari Yui.

"Tapi aku menyukainya Ayah," bantah Derryn. Apa yang dinginkannya harus ia dapatkan. Lagi pula disini tidak jelas apa salahnya, mereka semua membuat dirinya pusing. Menyalahkan tanpa mau menjelaskan dikira dirinya tuhan tau segalanya.

"Derryn, turuti Ayahmu," Ibu Derryn berucap sabar. Sikap anaknya memang keras kepala dan memiliki ego yang tinggi.

"Saya mohon pangeran!".

Yui memohon dengan sangat. Hatinya ketar ketir dengan perasaan mulai tak enak.

"Tidak, dia akan menjadi milikku apapun resikoknya".

"Derryn, kau berniat menghancurkan kerajaan ini?" Geram Raja Sean rendah.

"Apa hubungannya Ayah? Aku hanya ingin mempertahankan apa yang baru saja aku dapat".

"KAU".

"Maaf, Yang Mulia. Sesosok naga berukuran raksasa mendekati gerbang istana!" Lapor seorang prajurit. Mereka terbelak tak percaya, Derryn lebih ketara. Pikirannya dipenuhi dengan tanda tanya.

"TIDAK ADAKAH YANG YANG BISA MENJELASKAN DISINI? APA YANG TETJADI?" sayang Derryn hanya bisa berteriak dalam hati. Untuk sekarang Ia hanya bisa memendam kekesalannya.

"Kita terlambat," Yui berucap lirih.

Sebelumnya.

Zyan berhasil menemukan penawar itu dengan mudah. Ini karena pelatihannya dalam menyelinap cukup memuaskan, sampai para hewan air berbahaya itu tak melihatnya sedikit pun. Naasnya, saat akan kembali Zyan tak sengaja menyentuh belut listrik membuatnya sedikit kaget dan menimbulkan gerakan lebih.

Para hewan air berbahaya yang mengetahui keberadaan Zyan langsung menyerang pria itu. Merasa kewalahan Zyan berubah menjadi naga didalam air dan menggeram marah. Tubuhnya sedikit terluka, Zyan melindungi penawar yang dibawanya dengan hati hati. Ia terpaksa melawan para hewan air bebahaya itu sampai tuntas.

Mungkin karena ukuran Zyan yang besar dalam bentuk naga. Sebagian hewan air berbahaya itu kabur dan bersembunyi. Jadi Zyan menyelesaikannya dengan cepat meski harus mendapat beberapa serangan.

Zyan berenang dalam bentuk naganya ketempat Zinse. Membuat gelombang yang cukup besar dalam air. Fudo yang melihat sosok naga besar Zyan menelan salivanya takut. Ia terpaksa menjelaskan alasan mengapa dirinya disana sedangkan Zinse tak ada disana juga ketika melihat raut wajah bingung dan tak bersahabat sosok naga Zyan itu.

Zyan mengeram tetahan membuat Fudo gemetar. Tanpa berpikir panjang lagi, Zyan berenang cepat dengan sayap naganya didalam air. Fudo panik langsung menyusul, rasa was was terus menghantui dirinya. Wajah imutnya pun terlihat ingin sekali menangis.




___________________

Apa yang akan terjadi Zyan ngamuk? Ataukah bertarung dengan Derryn?

Kasih jawaban kalian ya.. itu bikin aku semngat banget up lagi.

The Dragon Princess ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang