Mama Bang

689 86 31
                                    

Berhubung hari ini hari libur, mama Bang datang pagi-pagi banget. Yang bukain pintunya aja maid. Karena Chan dan Minho masih tidur, semalem mereka tidurnya larut malam. Mama Bang masuk-masuk langsung ke dapur buat bikin sarapan.

Mama Bang memang selalu datang di pagi hari dan hari libur setiap berkunjung ke rumah putra kebanggaannya. Mama Bang hafal banget kalau Chan sama calon menantunya itu kalau hari libur jam segini mah belum bangun.

Yaiyalah ma, siapa sih yang bakal bangun jam 7 pagi dihari libur? Saya yakin yang baca ini sekarang aja lebih banyak yang bangun lewat jam 7 bahkan menjelang siang bolong kalau hari libur, ye gak? Ngaku kalian semua :)

Mama Bang bangun jam berapa sih jam segini aja udah sampe di rumah anak :"

Jam sekarang menunjukkan pukul 08.30, mama Bang sekarang lagi nata sarapan yang baru matang dengan rapi di atas meja makan. Baru mau bangunin putra dan calon menantunya, tapi baru sampai di sofa kedua matanya sudah menangkap dua sosok.

Itu putranya, Chan yang sudah rapi dan wangi memakai kaos hitam dan celana training panjang dan Minho yang menggunakan sweater putih yang kebesaran dan celana pendek hitam sedikit di atas lutut dalam gendongan Chan. Chan menggendong Minho turun ala bridal style.

"Pagi ma" sapa Chan. Chan berjalan melalui sang ibu menuju ke meja makan, sang tunangan langsung dia turunkan di kursi. Mama Bang ikut duduk dikursi di depan Minho. Sementara Chan duduk di samping Minho.

"Kalian tidur jam berapa semalem?" tanya mama Bang kepada dua pemuda didepannya. "Ehmmm...jaaaam....10.30 mungkin? Yang jelas larut malam deh ma" jawab Chan sambil menatap sang ibu. 

Tapi kedua tangannya sibuk menggulung lengan sweater yang menutupi kedua lengan Minho sampai ke telapak tangan dan menutup bahu putih mulus Minho yang ter-ekspos karena sweater yang kebesaran. Minho diam aja dari tadi, dia cuma ngasih tangannya bergantian ke Chan buat digulungin lengan sweaternya.

"Minho kenapa nak? Kelihatannya ngantuk banget?" mama Bang bertanya setelah menyadari bahwa calon menantunya terlihat seperti baru bangun dan masih mengumpulkan nyawa. "Hah? Nggak papa, ma. Ino cuma kurang tidur aja semalem" jawab Minho sebelum menguap lalu menyenderkan kepalanya di bahu lebar Chan.

"Kurang tidur? Kalian katanya tidur jam 10.30. Tadi kalian turun aja udah jam 08.30"

"Tidurnya jam segitu iya, tapi Minho kebangun 3 kali. Baru bisa tidur pulas jam 03.20, dia mimpi buruk. Jadi gelisah gitu susah tidur, Chan ikut kebangun juga karena dia nangis tiba-tiba" Chan mengusap kepala Minho yang bersender di bahunya.

"Yaudah, sekarang kalian sarapan dulu ya? Nanti habis sarapan mau tidur lagi boleh. Asal sekarang perut terisi, sarapan itu penting" 

"Iya, ma. Sayang bangun dulu, makan sarapan dulu sebentar ya? Nanti mas gendong ke kamar lagi" bujuk Chan pada yang lebih muda. "Eh, mas!!" menyadari sesuatu, manik kucing Minho langsung terbuka dan menatap Chan.

"Apa? Kenapa sayang?"

"Adek belum kasih makan anak-anak sejak semalem!!! Aaaaaa!!" Minho langsung berlari keluar kamar ke lantai dua menuju kamar kecil di sebelah kamarnya dengan Chan. Itu kamar Leandra, Lyla dan Lenora. 

Ketiga rubah gurun itu memang punya kamar sendiri. Di dalamnya ada tiga kasur hewan yang besar dan empuk untuk masing-masing rubah. Tiga tempat makan dan tempat air minum, dan beberapa mainan untuk ketiga rubah itu.

"Eh eh Minho!!"

"Anak-anak?"

"Ah, itu Leandra, Lyla sama Lenora. Fennec fox punya Minho yang Chan beliin" jelas Chan. "Bentar ya ma, aku bawa balik dulu anaknya" Chan kemudian ikut pergi menyusul Minho. Mama Bang geleng-geleng kepala aja liat kelakuan putra dan calon menantunya.

Ineffable ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang