Alurnya aku cepetin ya, ide aku agak macet jadi biar book ini bisa terus lanjut sampai end kalau memungkinkan aku cepetin aja alurnya :(
Sebentar lagi Minho akan menghadapi ujian akhir. Pemuda manis itu belajar dengan begitu rajin sebulan sebelum ujian. Dia ingin membanggakan kedua orang tuanya, orang tua Chan dan Chan sendiri. Selama bersekolah nilai Minho cukup bagus, tidak ada yang sampai merah atau mendekati KKM tapi tidak sempurna juga.
Minho juga ingin membuat Chan merasa bangga dengan lulus sekolah dengan nilai terbaik seperti Chan dulu. Akhir-akhir ini juga Minho dan Chan jarang bertemu. Saat bangun Minho akan langsung ke dapur menyiapkan sarapan sementara saat Chan terbangun pasti Minho sedang menyiapkan sarapan.
Chan lalu akan langsung mandi lalu berada di walk in closet saat Minho masuk ke dalam kamar mandi. Lalu dia akan makan sarapan dengan cepat lalu pergi duluan ke kampus dan pulang malam karena sudah mulai memegang perusahaan sang ayah yang kini sudah pensiun.
Sementara Minho akan makan sarapan saat Chan sudah pergi lalu berangkat ke sekolah diantar supir. Saat pulang sekolahpun Minho hanya beristirahat sejenak lalu kembali belajar lagi dan tidur lebih dulu di malam hari. Jadi saat pulang Chan hanya bertemu dengan Minho yang sudah tertidur.
Namun kali ini akan berbeda, Chan akan pulang lebih cepat dari perusahaan. Dia rindu dengan tunangan manisnya, dia tau Minho akan menghadapi ujian sebentar lagi dan Minho sedang belajar mati-matian.
Kenapa bisa tau? Iyalah, kalau bisa nggak tau sia-sia dia pasang CCTV di rumahnya :)
Setidaknya Chan ingin memberikan semangat pada Minho sebelum ujian di mulai. Tapi saat sampai, Chan disambut dengan keheningan. Hanya rubah-rubah milik Minho, Leandra, Lyra dan Lenora yang datang menyambutnya.
"Minho? Sayang?" panggil Chan sembari melepas jas hitam, dasi dan meletakkan tasnya di atas sofa. Kedua tungkainya dia baca berjalan memasuki satu demi satu ruang di rumah. Sampai akhirnya dia menemukan sang kekasih di kamar belajarnya dalam posisi duduk namun tertidur beralaskan kedua tangannya.
"Minho, dek, sayangnya mas" Chan menepuk-nepuk pelan bahu Minho dan memanggil nama si manis dengan lembut. Tapi masih tidak ada respon dari yang lebih muda. Chan kali ini mengguncangkan bahu sang tunangan.
"Dek, bangun sayang" ucap Chan sekali lagi dengan lembut. Tapi masih tidak ada respon, sebentar. Sepertinya ada yang tidak beres.
"Dek! Minho!!" Chan menarik kedua bahu Minho agar pemuda manis itu terduduk dengan posisi lebih tegak. Tapi bukannya terbangun, tubuh Minho malah dengan lemas langsung dada Chan, pulpen dipegangannya pun langsung terjatuh ke lantai.
"ASTAGA!! DEK!! HEI!!"
Panik mulai menyelimuti Chan, wajah dan bibir Minho terlihat begitu pucat. Meski suhu ruangan tidak panas pemuda manis itu berkeringat. Punggung tangannya dia tempelkan di dahi Minho, kedua maniknya langsung membulat saat merasakan panas.
"Astaga, demamnya tinggi sekali!!"
Chan dengan sigap langsung menggendong Minho bridal style lalu membawa tunangannya keluar ruangan menuju ke mobilnya. Sebelum keluar dia sampirkan jas hitamnya tadi dikedua bahu Minho.
Setelahnya Chan langsung membawa Minho ke rumah sakit dengan cepat.
I n n e f a b b l e
"U-uhh..."
Kedua manik kucing itu mengerjap-ngerjapnpelan berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang begitu terang masuk ke dalam retinanya. Si manis kemudian menoleh ke kiri dan kanan dan menemukan dirinya berada di ruangan yang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable ✓
Fanfiction[[ B A N G I N H O ]] [ E N D ] [Unrevised] ✨ Ineffable ✨ ~ Tidak bisa diungkapkan dalam kata-kata Kehidupan Minho dengan Chan yang sudah ditunangkan sejak SMA dan berlanjut sampai mereka dipaksa untuk menikah muda oleh papa Bang. Bang_Youngmi's...