Masak-masakkan.

650 87 22
                                    

Sarah berjalan kearah pintu saat bel rumahnya berbunyi. Kira-kira siapa yang berkunjung sepagi ini ke rumahnya?

"Selamat pagi mama Sarah." Siapa lagi yang berucap demikian selain Ghefira? Mau apa dia berkunjung sepagi ini. Mau apa lagi jika bukan melepas rindu dengan Argan dan bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Ehh si cantik pagi-pagi gini udah seger aja. Masuk sayang." Dengan ramah Sarah mengajak Ghefira masuk kedalam.

"Mama, Argan masih tidur ya?"

"Iya sayang, Argan kalo weekend bangunnya suka siang."

"Gegef boleh ke kamarnya ga buat bangunin Argan?"

"Sangat boleh sayang."

Mendengar itu Ghefira mengucapkan berterimakasih dan segera melangkah menuju kamar Argan yang ada diatas langit. Iya langitttttt. Apa?

BRAKKKK!!!!

Pintu kamar dibuka kasar oleh Ghefira. Namun, dengan segera dia menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Dia tidak sengaja melihat Argan keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk. Itupun hanya menutup bagian bawahnya saja. Sedangkan perutnya yang kotak-kotak itu? Dia bebaskan tanpa sehelai benangpun. Ya tuhan, Ghefira tidak mau khilaf karena melihatnya. Mata suci nya ternodai sudah.
**

"Udah belom?" Tanya Ghefira yang kini duduk ditepi kasur Argan dengan telapak tangan yang masih menutup matanya.

"Udah."

"Fiuhhhh, Argan apa-apaan sih." Omel Ghefira.

"Lo yang apa-apaan. Masuk kamar gue kagak permisi, udah gitu kenceng banget lagi bukain pintunya." Argan membela diri seraya mengacak-ngacak rambutnya yang masih basah. Sumpah demi apapun Argan ini memang ciptaan tuhan yang terindah.

"Ya kan Gegef mau bangunin Argan."

"Izin dulu kek."

"Udah izin kok ke mama Sarah."

Argan menarik hidung Ghefira gemas. Sedangkan Ghefira? Membalas dengan menggigit tangan Argan.

"Lahh ada bekasnya kan elah. Lo kurang daging apa ya gigit-gigit gue? Wah ga bener lo. Udah sikat gigi belom lo? Bau jigong ga ni?" Panik Argan.

"Ihh Argan bawel. Gegef udah sikat gigi."

"Iyaiya."

Melihat laptop Argan diatas nakas, Ghefira segera mengambil dan meletakkan diatas pahanya. Dia mencari sesuatu dilaptop Argan dan, ketemu!

"Yosh."

"Mau ngapain Gef?" Argan mendekat ke wajah Ghefira, hingga tiada jarak diantara mereka.

"Ih Argan jangan deket-deket." Ghefira mencubit pinggang Argan.

Argan hanya bisa mengelus pinggangnya yang terasa sakit. Dia khawatir ginjalnya akan copot karena terlalu sering dicubit. Mau kemana dia mencari ginjal baru?

"Liat drakor lagi?" kata Argan menatap sendu Ghefira.

"Anak pinter. Ayo kita nonton."

"Duhh gue ga mood nonton drakor hari ini. Jalan aja yuk."

"Gamau lho."

Argan berfikir, dia harus mencari cara agar mereka tidak jadi menonton drakor. Sumpah, Argan sangat tidak suka melihat drama korea. Kalo bukan karena cinta, dia tidak akan ikhlas saat menemani Ghefira menonton drakor.

Entah darimana asal-usulnya, sebuah ide tiba-tiba muncul dibenak Argan. Sepertinya Dewi fortuna sedang berpihak padanya.

"Eh sayang, udah lama kan ga main masak-masakkan sama mama? Gimana kalo kita temenin mama masak?" Bisa aja deh abang Argan. Sok manis banget sih sayang-sayang segala.

Memang benar, sepertinya ini hari keberuntungan Argan. Tanpa rewel dan protes Ghefira setuju atas ide Argan.

Ghefira mengangguk setuju dan segera beranjak dari duduknya. Tanpa sadar, dia masih memegang laptop milik Argan. "Eh mau kemana lo?" Tanya Argan.

"Masak-masakkan katanya."

"Lo mau jadiin laptop gue buat talenan?"

Seketika Ghefira melirik kebenda yang dipegangnya lalu nyengir bak kuda. "Ehh iya hehe." Dia menaruh laptop Argan ke tempatnya semula.
**

Disinilah mereka sekarang. Didapur yang sudah jadi kapal pecah akibat ulah Argan. Dia mengajak Ghefira main perang-perangan dengan melempar-lempar sayuran. Seperti bayam, sawi, kol dan masih banyak lagi.

Bagaimana Sarah? Dia sedang diruang keluarga. Sedang curhat pada suaminya bahwa dapur sudah jadi kapal pecah yang tidak lagi berbentuk.

"Argan jangan di lempar-lempar ih!!!" Lagian kenapa harus melempar sayuran? Kenapa tidak melempar minyak panas, garpu atau pisau saja?

"Serang dia serang serangggg hahaha." Dengan antusias Argan masih saja melemparkan sayuran yang ada ditangannya pada Ghefira.

"Awwwww." Argan menjerit histeris saat pinggangnya kembali dicubit.

Ini kesempatan bagus, Ghefira mengambil tali dan mendorong Argan hingga duduk. Ghefira mengikat tubuh Argan pada kursi, tidak lupa kaki dan tangan. Sekencang itu Ghefira mencubit Argan hingga Argn tidak berdaya? Ya ampun.

Oke, sang pengacau telah tertangkap. Kini tinggal Ghefira menyelesaikan semuanya termasuk membersihkan dapur.

"Lo curang Gef elah. Lepasin gue." Ghefira tidak menggubris celotehan manusia itu, dia hanya sibuk mengaduk-ngaduk sup ayam.

"Daripada berisik, mending cobain nih enak ga?" Ghefira menyuruh Argan mencicipi masakannya. Karena masih terikat, Ghefira membawa sendok berisi kuah sup itu masuk kedalam mulut Argan.

"Enak, semuanya pas." Komentar Argan.

Setelah semuanya selesai, Ghefira membersihkan dapur. Dia belum melepaskan Argan karena takut mengacau lagi.

"Sayang, lepasin gue dong. Gue janji gabakal nakal lagi." Argan menunjukkan puppy eyes nya.

"Argan jangan berisik sebentar lagi beres." Ghefira masih sibuk mengelap-elap meja makan yang kotor.

"Kasian lo cape."

Sarah dan Hans datang. Melihat semuanya sudah rapih dan bersih kembali membuat Sarah mencetak senyum bahagia diwajahnya. Belum lagi makanan-makanan yang sudah tertata rapih dimeja makan. Sepertinya sangat menggugah selera. Pandangan mereka berdua teralihkan pada Argan yang terikat pada sebuah kursi.

"Lho, Argan? Kamu ngapain? Bukannya bantuin Ghefira malah asik-asikkan duduk," kata Hans. Asik darimana om? Itu orang diiket.

"Tau ni Argan. Kasian noh Ghefira." Dukung Sarah.

"Mama sama papa ga liat apa aku diiket." Bela Argan seraya mencebikkan bibirnya.

Ghefira hanya tertawa dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi. "Abisnya dia nakal, gangguin Gegef terus. Yaudah Gegef ringkus terus Gegef iket. Maaf ya mama,"jelas Ghefira.

Sara mendekat dan memeluk Ghefira. "Kamu ini memang calon menantu idaman. Udah cantik, baik, pinter masak, pinter beres-beres." Sarah mengelus rambut Ghefira yang dikuncir kuda itu.

"Pacar Argan itu ma. Yaudah dong Gef lepasin gue elah." Ghefira segera melepaskan Argan.

Mereka berempat segera ambil posisi untuk segera mencicipi masakan Ghefira yang sedari tadi sudah menggoda.

"Menggoda banget nih ayo makan." Hans segera melahap masakan Ghefira.

"Ga hanya masakannya pa, orangnya juga menggoda," kata Argan seraya menoleh kearah Ghefira.

"Argan." Tegur Sarah.

"Omelin aja mama. Ma, tau ga? Argan itu suka...." Argan segera membekap mulut kekasihnya karena dia tau apa yang akan dikatakan oleh Ghefira pada mamanya.

"Suka banget sama masakan Ghefira ma maksudnya." Argan mengambil alih ucapan Ghefira.

"Gef, kalo Argan nakal aduin ke mama oke. Biar mama iket diatas pohon mangga didepan rumah."

"Siap mama Sarah."
*****

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang