Kembali di teror.

236 50 16
                                    

"ALVIAN!!!!" Jerit Argan histeris pada makhluk bernama Alvian.

"Lo ngapain teriak-teriak bangke!" Hardik Romi, sang tuan rumah yang berlari dengan tergopoh-gopoh saat mendengar Argan teriak seperti tadi.

Wajah Argan sudah merah padam. Dia mengepalkan erat kedua tangannya bersiap untuk meninju Alvian. Entah apa yang terjadi sampai Argan semarah itu, yang jelas memang Alvian selalu saja mencari gara-gara.

"Mana si Alvian!!"

"Lagi mandi noh,"

"LO BILANGIN SAMA TEMEN LO ITU! KALO HIDUPNYA BIKIN RESE DOANG MENDING MATI SEKALIAN!!"

"Emang lo diapain sama dia? Di grepe-grepe?" Situasi serius malah becanda seperti itu, tentu saja Argan semakin darah tinggi dibuatnya. Berteman dengan dua cecunguk itu selalu membuatnya gila.

"Ngga sialan! Lo liat nih!" Argan melempar celana seragam abu-abunya tepat diwajah Romi.

"Temen lo itu emang keparat! Celana gue yang udah di setrika dengan sepenuh hati dia setrika ulang. Lebih parahnya, tuh cunguk sengaja banget buat bolongin celana gue!!!" Sambung Argan.

Romi melihat bagian yang sobek, cukup besar. Bahkan dijahit pun sudah tidak mungkin. Romi cukup mengelus dada atas tingkah laku Alvian, kemarin kaos oblong kesayangannya yang Alvian pakai sebagai keset kamar mandi. Sekarang, celana seragam Argan. Astaga.

"Gila gede banget bolongnya."

"Ga sinting gimana lagi temen lo itu ha? Kenapa ga lo usir aja sih! Gedek gue liat muka kriminal kayak dia. Bangsat!" Argan berkali-kali mengumpat. Romi mencoba menenangkan Argan.

"Pagi-pagi buta masih aja gosipin orang ganteng! Gue sumpahin congor lo monyong kayak bebek." Tiba-tiba Alvian datang hanya dengan memakai celana boxer. Argan semakin ingin mencabut nyawa Alvian kala melihat boxer yang dipakai oleh manusia sinting itu adalah boxer miliknya.

"BANGSAT! BOXER GUE!" Argan kembali teriak histeris. Boxer kesayangannya sudah tercemari oleh kuman yang berasal dari manusia idiot seperti Alvian.

"Pinjem setan! Pelit lo. Bukannya berangkat juga ngomel mulu." Alvian melangkah dan mendudukkan bokong di single sofa dengan santainya.

"Gimana gue mau berangkat kalo celana gue lo sengaja bolongin sialan! Biadab emang lo ya!!"

"Ah elah udah tau gue ga sengaja."

"Ga sengaja lo bilang? Sini lo biar gue kepang mulut lo biar kagak banyak bacot!!"

"Lo yang dari tadi banyak bacot. Masalah celana gue bolongin aja nyolotnya udah kayak emak-emak." Alvian membela diri seraya mengupil ria dipagi hari. Alvian memang sudah sinting melebihi kapasitas. Wajar saja Argan semarah itu, otak Alvian terlalu gila untuk dianggap manusia normal. Sementara Alvian hanya bersantai saja seolah-olah dia tidak melakukan apapun, bahkan meminta maaf pun tidak.

"SINTING!" Emosi Argan sudah dipuncak kepala. Hampir saja kepala Argan meledak karena berdebat dengan manusia aneh dari planet pluto ini. Argan mulai melangkah untuk membogem wajah tengil Avian, tapi pergerakkannya dihalang oleh Romi.

"Udah tau sinting, masih aja lo ladenin," kata Romi.

"Gue gatau harus mendeskripsikan ke tololan temen lo yang satu itu pake bahasa apalagi. Gue udah gedek banget sama tuh orang Romi!!!"

"Sabar bego. Udah pake celana gue aja. Celana abu-abu gue banyak satu lemari." Kenapa tidak mengatakannya sedari tadi Romi! Mungkin perdebatan akan cepat reda.

"Bilang dari tadi sialan!" Romi segera menggiring Argan ke kamarnya untuk mengambil celana abu-abu.

"Makanya jangan ngomel dulu!" kata Alvian.

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang