LEDAKAN.

215 32 6
                                    

Semuanya sudah berjalan dengan normal. Ghefira juga sudah lama keluar dari rumah sakit dan kini dia sedang duduk manis ditribun untuk mendukung Argan bertanding basket dengan sekolah Romi. Tadi Argan dan Ghefira sempat bertemu Romi, tapi kelihatan sekali dia sangat sibuk.

Yang boleh ikut mendukung sebenarnya hanya perwakilan saja. Tapi, Argan meminta pada Pak Iwan agar Ghefira dizinkan untuk ikut. Ghefira sedang bersorak ria mendukung Argan. Sangat heboh. Hazel juga ikut, dia berada diujung tribun.

Babak pertama dimenangkan oleh tim Argan. Pertandingan belum usai, mereka hanya sedang beristirahat. Saat hendak turun, Ghefira dihadang oleh dua orang perempuan dari sekolah lawan.

"Heh!" Perempuan itu mendorong bahu Ghefira.

"Kenapa?" tanya Ghefira lugu.

"Pacar lo yang kapten basket itu kan?" Ghefira mengangguk.

"Gausah alay! Sekolah lo bakal kalah disini!"

"Tau darimana?"

"Hahah! Sekolah sampah kayak kalian itu ga berhak buat menang!!"

Plakkkkk!!!

Sebuah tamparan hangat mendarat dengan sempurna dipipi perempuan itu. Bukan Ghefira yang menamparnya, tapi Hazel. Entah sejak kapan dia berada didekat Ghefira. Ghefira juga tidak sadar.

"MAKSUD LO APA HA!" Hardik perempuan itu. Dilihat dari name tagnya, namanya adalah Aurel.

"MULUT LO YANG SAMPAH! BUKAN SEKOLAH GUE!!" Hazel tidak mau kalah.

Terjadi aksi jambak-jambakkan diatas tribun, terlihat wajah Ghefira sangat panik. Dia ikut melerai Hazel dan Aurel yang sedang bertengar namun sayang, wajahnya kena pukul entah oleh siapa.

"Ghefira!!" Hazel panik dan segera membantu Ghefira berdiri. Oh, apakah ini mimpi? Hazel? Membantu Ghefira?

"Gegef gapapa kok."

"Dasar cewek alay! Palingan lo cuma caper biar dapet perhatian dari cowok lo kan? Cih. Cewek di SMA lo itu semuanya kayak lonte emang!!!" Aurel dan temannya terkekeh. Tidak sadar, mereka kini sudah jadi pusat perhatian.

"Gegef ga alay! Gegef ga caper! Sekolah Gegef cewenya baik semua!!!" Ghefira tersulut emosi hingga hendak mencakar wajah Aurel tapi Hazel menahannya.

"Biar gue aja. Lo turun sekarang."

"Dia udah ngatain Gegef!"

"Gue tau perasaan lo! Turun dan temuin Argan!" Ghefira menurut. Hazel kembali siap-siap untuk mengepang mulut tidak berguna milik Aurel itu.

Aurel akui, jika tamparan Hazel cukup membuat pipinya itu sangat terasa perih. Tapi dia tidak mau kalah dengan perempuan ini, Aurel mulai menjambak rambut Hazel. Aksi jambak-jambakkan pun terjadi lagi. Kali ini yang memisahkan adalah Abraham dan Rasyal.

Abraham menarik Hazel, dan Rasyal menarik Aurel agar mereka tidak memicu permasalahan antar dua sekolah. Rasyal sangat merasa bersalah, dia minta maaf pada Abraham serta Hazel atas nama sekolahnya. Perlu diketahui, Rasyal ini ketua Osis.

Abraham menerima permohonan maaf dari Rasyal dan segera menarik Hazel untuk turun meghampiri Argan.

"Gef pipi kamu sampe lebam gitu. Ini gabisa dibiarin!!" Argan hendak menghampiri Aurel diatas tribun namun Ghefira memeluknya erat.

"Jangan Argan. Nantinya jadi masalah besar."

"Tapi Gef...."

"Udah Argan udah Gegef gapapa." Argan membalas pelukan Ghefira lebih erat.

"Ekhemmm." Deheman itu muncul dari Abraham yang datang bersama Hazel dan dua temannya.

Argan dan Ghefira melepas pelukan mereka.

"Gimana bro?" tanya Argan.

"No problem. Semuanya selesai. Cewek gue kan ironmen wkwkwk." Abraham terkekeh.

Sebentar, 'cewek gue'. Siapa?

"Cewek lo siapa?" tanya Ghefira pada Abraham dengan nada penuh keheranan.

Argan lupa memberitahu Ghefira bahwa Hazel sudah menjadi pacar Abraham. Argan menjelaskan hal itu sekarang pada Ghefira dan Ghefira benar-benar tidak percaya.

"Gegef ga nyangka. Langgeng ya kalian." Ghefira memeluk Hazel.

"Makasih ya Gef. Maaf gue udah sering ganggu lo sama Argan. Sejak gue deket sama Abraham, gue sadar kalo perasaan itu gabisa dipaksa." Hazel membalas pelukan Ghefira. Akhirnya dia bisa menemukan orang yang benar-benar tulus mencintainya.

"Kantin skuy? Tenang, Abraham sama Hazel yang traktir!!!" Seru Dara. Semuanya terkekeh. Abraham dan Hazel setuju, itung-itung berbagi kebahagiaan.

Baru saja hendak melangkah, tiba-tiba ada ledakan besar yang menghantam gedung olahraga. Dengan sigap Argan melindungi Ghefira dengan memeluknya. Tidak mau diam dan tertimbun reruntuhan, Argan segera menggendong Ghefira untuk keluar dari sana.

Abraham melakukan hal yang sama pada Hazel, sedangkan Dara dan Mela berjuang sendiri untuk keluar dari tempat itu. Nasib jomblo. Abraham, Hazel, Dara dan Mela sudah berhasil keluar dari gedung olahraga.

"Eh, Ghefira sama Argan mana?" tanya Hazel.

Disatu sisi,

"Arghhh!!!" Argan terjatuh saat ada yang memukul punggungnya. Beruntung Ghefira tidak apa-apa. Hanya sakit saat bokongnya menghantam lantai dengan cukup keras.

Argan tidak sadarkan diri. Ghefira panik karena sebuah reruntuhan menimpah kaki Argan. Efek dari ledakan itu cukup dahsyat hingga membuat sebagian gedung luluh lantak. Syukurlah tidak lama efek dari ledakan sudah mereda, Ghefira tinggal membawa Argan untuk keluar dari tempat itu.

Tapi, tidak selancar yang direncanakan. Mulut Ghefira dibekap dengan sapu tangan yang sengaja diolesi obat bius oleh seseorang. Kepala Ghefira sangat pusing, pandangannya mengabur hingga dia tidak sadarkan diri. Orang itu segera menggendong Ghefira keluar dari gedung. Meninggalkan Argan yang pingsan diantara reruntuhan.
**

"Gue mau nyusulin Ghefira!"

"Arghh!!"

Argan terjatuh saat merasa kakinya sangat sakit. Ketika ditemukan, Argan pingsan dan kakinya tertimbun reruntuhan. Alhasil, sekarang dia sulit untuk berjalan.

Hilangnya Ghefira menjadi misteri bagi mereka tapi tidak dengan Argan. Argan sudah sangat yakin jika pelakunya adalah si peneror itu.

Abraham membantu Argan untuk duduk dibrankar. Mereka sekarang sedang ada di uks, menemani Argan. Tidak hanya Argan, banyak yang terluka akibat ledakan tadi.

"Lo harus tenang dulu," kata Abraham. Argan mengusap wajah kasar. Dirinya sangat panik, takut terjadi suatu hal pada Ghefira. Mengingat ancaman dari si penerornya waktu itu.
*****



Ada yang tahu siapa penerornya?

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang