Cucuran Hati Eca.

231 35 13
                                    

Berjanjilah padaku, jika ada masalah sebesar apapun yang mampir kedalam hubungan kita, kita selesaikan masalahnya bukan hubungannya.

_Ghefira Alodie_

•♡•



HAPPY READING❤


Satu tahun setelah kejadian itu, Ghefira dan Argan kembali hidup seperti hari-hari biasanya. Saat malamnya mereka pulang ke rumah Ghefira, mereka disambut oleh Hans, Sarah, Monika dan Wira. Entah kapan kedua orang tua Argan datang dari jepang. Sepertinya Monika yang memberi mereka kabar.

Para orang tua bisa bernafas lega saat melihat mereka bertiga pulang dengan selamat. Sarah awalnya tidak percaya jika Romi bisa melakukan hal sejauh itu. Padahal Sarah sudah menganggap Romi dan Alviam seperti anak kandungnya sendiri. Tapi tidak apa, toh Romi sudah tidak akan mengganggu hidup mereka dalam beberapa tahun kedepan. Semoga saja dia bisa menyesali perbuatannya itu selama berada didalam jeruji besi

Sekarang Argan dan Ghefira sudah naik ke kelas 12. Menjadi kakak kelas paling tinggi tentu saja merasa sekolah punya sendiri. Tapi menjadi anak kelas 12, bukan berarti bisa berleha-leha. Mereka semua akan dihadapkan dengan beberapa ujian-ujian untuk membantu dalam proses Ujian Nasional nanti.

Jam istirahat sudah berkumandang dengan sangat merdu. Para siswa yang sudah merasa lapar segera berlari menuju kantin untuk mengisi kekosongan dalam hati. Eh bukan. Dalam perut.

Argan kini sudah berada diambang pintu kelas Ghefira, pandangannya tertuju pada gadis cantik dengan rambut pirang yang sengaja diurai. Wajah putih  polos, hidung mungil nan mancung, bibir yang merah merekah membuat Argan sangat bersyukur bisa mendapat ciptaan tuhan yang begitu indah.

Argan membawa kakinya dengan hati-hati mendekati gadis yang sedang membantu teman sebangkunya belajar. Sampai gadis itu sendiri tidak sadar bahwa Argan kini tengah berdiri disampingnya.

"Ayo tebak siapa," kata Argan seraya menutup mata Ghefira dengan kedua telapak tangannya.

Ghefira tersenyum geli. "Apasih Argan. Katanya suruh tebak tapi malah ngomong. Udah pasti Gegef tau lah."

Argan terkekeh dan melepaskan kedua telapak tangannya. "Aduh aku ga fokus nih semenjak cinta sama kamu."

Mendengar itu saja rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang didalam perut Ghefira. Suara Argan saja bisa menjadi candu baginya, apalagi dia mengatakan hal-hal yang manis seperti itu. Astaga, terserah mau dikata lebay. Intinya perkataan Argan sangat berdamage bagi hatinya.

"Cinta cinta aja lo berdua. Udah kelas 12 harus lebih fokus belajar!" Sungut Eca yang kesal karena proses belajar privat dengan Ghefira terganggu gara-gara kedatangan Argan.

"Sirik aja lo Ca! Kenapa? Alvian ga seromantis gue ya? Hahaha." Argan terkekeh.

Oh kalian belum tahu kabar baru ya? Baik, kabar barunya adalah Alvian dan Eca sudah jadian sejak 4 bulan lalu. Aneh bukan kedengarannya? Dipertemukan dengan tiba-tiba dan saling mencintai tanpa sengaja. Sebenarnya mereka ini sempat dicomblangkan oleh Ghefira serta Argan tapi, mereka saling menolak satu sama lain. Eh, diam-diam Alvian mengirimi pesan pada Eca lewat intagram.

Mereka sering jalan berdua, itu pun tanpa ada yang mengetahui. Bahkan Ghefira dan Argan saja kaget saat mendengar Alvian jadian dengan Eca. Astaga memang cinta dan rasa nyaman itu datang dengan sendirinya.

"Gue lagi marahan sama dia asal lo berdua tau!" Eca menutup buku kimianya.

"Lho, kenapa Ca?" tanya Ghefira lebih serius.

"Gue kesel, pas kita lagi dinner dia malah ngelirik cewek lain sampe senyum-senyum. Gue dianggap apa coba sama dia?"

"Pffftttttttt hahahah." Tawa Argan pecah membuat Ghefira dan Eca keheranan.

"Argan kenapa ketawa? Eca kan lagi curhat ih," tanya Ghefira dengan menatap tajam kearah Argan.

"Tau lo! Gue serius!!"

"Okeoke maafin gue. Abisnya gue ngakak! Gila ya lo bisa sebucin itu sama si Alvian? Asal lo tau tuh anak emang kayak gitu, suka lirik-lirik sama goda-godain cewek." Mendengar apa yang diucapkan Argan, Eca semakin memasang wajah sedih.

"Tapi lo tenang aja. Alvian itu gapernah pacaran. Dia emang suka deketin cewek atau goda-godain banyak cewek. Tapi, dia pernah bilang ke gue kalo dia berani ngasih kepastian ke satu cewek berarti cuma cewek itu yang dia cinta setelah ibu nya."

"Ya gue gatau sih ya tuh anak kan emang otaknya gesrek. Tapi Alvian emang ga pernah pacaran bro, dia cuma fokus kuliah sama jadi ojek online aja."

"Lo jangan khawatir, mereka cuma di godain doang tapi bukan siapa-siapa. Lah lo? Lo kan udah jadi pacarnya. Mereka bisa apa?" Argan mengakhiri ucapannya. Eca mencerna baik-baik apa yang dikatakan Argan. Ghefira hanya menyimak,  karena Argan yang lebih tahu tentang Alvian.

"Tapi Ar, ga ada cewek yang rela liat cowoknya kayak gitu!" Eca melempar pulpennya asal.

"Gue tau Ca, selama Alvian suka gitu lo pernah bilang kalo lo cemburu ga?"

"Ngga lah. Gue gamau dibilang cewek yang cemburuan."

"Lo salah Ca, kalo gitu sama aja lo bohongin diri lo sendiri. Lo naif! Bilang aja apa susahnya? Toh, biar Alvian juga lebih ngerti perasaan lo."

"Percuma Ar. Pasti dia bakal tetep gitu. Udahlah, kalo dia gitu gue juga bisa!"

PLETAKKK!!!

"Jangan gitu bego. Bukan cewek aja yang cemburu, cowok juga. Kalo kayak gitu namanya lo malah memperburuk keadaan! Egois namanya!" Argan menyentil dahi Eca cukup keras.

"Argan gaboleh gitu sama Eca." Omel Ghefira.

"Iya sayang maaf."

"Aduh sakit! Argan! Dia aja egois. Dia aja ga paham sama perasaan gue kenapa gue ga boleh? Gue juga mau dingertiin. Gue cape ngertiin dia mulu." Eca mengusap-ngusap dahinya.

"Api dibales api bukannya padam malah makin gede! Kalo dia egois ditambah lo egois hubungan bakal hancur! Kata gue juga lo bilang apa yang lo rasain biar Alvian lebih paham sama perasaan lo. Karena susah buat memahami seseorang apalagi orang itu ga bilang sama sekali tentang perasaannya."

"Emang dia ga sadar kalo dia nyakitin gue?"

"Makanya lo sadarin dia. Kan gue bilang, Alvian ga pernah pacaran. Makanya dia gitu."

"Apa yang di katain Argan bener Ca. Eca harus bilang apa yang Eca rasain. Jangan coba bales dengan hal yang sama kayak dia, nantinya bakal jadi masalah besar. Ujian terberat disebuah hubungan itu gimana caranya kita bisa mematahkan ego kita Ca." Dukung Ghefira.

Eca mencerna ulang apa yang dikatakan Argan dan Ghefira. Ternyata benar juga, apa salahnya kita mengatakan apa yang kita rasa. Kalau dibiarkan saja, dia akan selalu tidak paham jika kita tidak mengatakannya bukan?

"Lo berdua bener. Gue harus ngomong apa yang gue rasain. Ahhh Gegef makasih ya lo emang sahabat terbaik gue." Eca memeluk Ghefira erat.

"Eh kan gue yang kasih nasehat? Makasihnya ke Ghefira doang?" kata Argan.

"Hahah iye dah makasih Ar."

"Sama-sama."

"Yaudah. Yok ke kantin, gue yang bayarin!!!!" Seru Eca.

Argan dan Ghefira terkekeh. Ghefira senang bisa membuat Eca semangat kembali.

Kini mereka bertiga meninggalkan kelas untuk pergi ke kantin. Tentu saja tujuan utama mereka adalah warung Bi Ntin. Apa kalian tahu? Ada menu baru disana. Menu barunya adalah Nasi Goreng Nampol. Dinamakan seperti itu ya karena pedasnya sangat meninju hingga ke lambung.
*****

Hai hai readers selamat sayang. Eh, selamat siang maksudnya wkwk.

Dapet ga feelnya? Pasti ngga kan? Astaga maafkan aku😭 aku lebih berusaha lagi

Vote and comment jangan lupa oke

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang