"APA! HILANG!!" Sebuah cangkir berisi teh hangat pecah karena terlepas dari genggaman tangan Monika. Dia shock, mendengar kabar dari Argan bahwa Ghefira hilang.
Sambungan terputus. "PAPAAAAAA!!!!" Seru Monika. Wira berlari tergopoh-gopoh dari luar menghampiri istrinya.
"Apa si Ma?"
"Ghefira Pa." Monika Terisak.
"Kenapa anak kita?
"Hilang."
"Ya ampun. Kok bisa hilang!!!."
"Mama gatau. Ayo kita kerumah sakit."
"Ngapain?"
"Argan kakinya kena reruntuhan."
"Astaga ada-ada aja!"
Monika langsung menuju ke tempat Argan, tentu saja bersama Wira. Tubuhnya semua sudah gemetar dan wajahnya terlihat sangat panik. Anak satu-satunya hilang? Oh astaga Ghefira. Wira juga sangat khawatir, dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sementara Argan kini sedang berada dirumah sakit untuk perawatan yang lebih intensif. Ditemani Romi, Abraham dan Hazel. Kedua teman Hazel sudah pulang karena mereka terlalu trauma. Oh iya, ada Alvian juga disana. Saat mengetahui Argan terluka akibat ledakan misterius dan dilarikan ke rumah sakit terdekat, Alvian langsung kesana.
"Pa, ini Ghefira gimana?" Monika tidak henti-hentinya panik seperti itu didalam mobil. Wira mencoba untuk menenangkan Monika.
"Mama tenang dulu."
"Papa ini gimana sih! Anak ilang kok tenang-tenang aja!!"
"Ma. Kita harus tenang untuk nerfikir jernih. Kalo kita panik, semua kacau." Monika menyerap baik-baik kalimat Wira kedalam otaknya. Benar juga suaminya ini, dia tidak boleh panik.
"Pa, tapi mama itu khawatir banget!"
"Berdoa sama allah semoga anak kita ga apa-apa oke." Wira mengelus surai cokelat Monika seraya memberinya sebuah senyuman untuk penenang.
**"Kronologinya gimana sih? Kok bisa ada ledakan? Heh Romi! Jangan-jangan, sekolah lo itu sekolahnya teroris ya?" Alvian menghakimi Romi asal.
"Sialan lo. Kagak lah!" Romi mencebikan bibirnya.
Kondisi Argan saat ini masih dengan kaki yang diperban. Lukanya memang tidak terlalu parah, bahkan rasa sakitnyapun kalah dengan rasa khawatir dia pada Ghefira. Semoga dia baik-baik saja.
"Gue ga tenang. Gue takut si Ghefira di apa-apain sama orang jahat." Argan berdecak.
Suara ponsel berdering, ternyata milik Abraham. Dia izin keluar untuk mengangkat telepon dari mamanya sebentar. Saat selesai, Abraham pamit. Mamanya menyuruh dia untuk segera pulang.
"Bro, sorry ni ya gue harus balik duluan." Pamit Abraham.
"Yoi bro sans ae."
"Cepet cembuh ya."
"Thanks ya."
"Ar, gue sama Abraham pulang duluan ya?" Kini Hazel yang berpamitan.
"Iye, kalian berdua hati-hati ya."
Abraham dan Hazel mengangguk. Kedua pasangan baru itu kini berjalan keluar untuk segera pulang.
Argan kembali pada percakapan awal. "Jadi menurut kalian siapa penerornya?"
"Lo inget-inget deh. Siapa yang suka dan selalu deketin Ghefira?" tanya Alvian.
Menjawab pertanyaan Alvian, Argan tidak perlu berfikir panjang. Dia sudah sangat tahu siapa yang seperti itu pada Ghefira. "Lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghefira ( Selesai )
Teen FictionTerimakasih, karenamu aku percaya bahwa yang setia itu benar-benar ada. _Ghefira Alodie_ *HIGH RANK* #4 in Perusak ( 10 november 2020 ). #3 in Perusak ( 13 November 2020 ). #1 in Perusak ( 15 November 2020 ). #5 in Terharu ( 15 November 2020 ). #4 i...