Di Sabotase.

322 56 17
                                    

Sudah hampir satu bulan Argan dan Ghefira tidak saling bertegur sapa. Ghefira selalu menjauh dari Argan meskipun laki-laki itu selalu berusaha untuk dekat dengannya. Jujur, hidup Ghefira hampa tanpa Argan. Tidak ada lagi moodboster yang selalu ada untuk dirinya.

Belum lagi Monika yang selalu bertanya perihal putusnya hubungan mereka. Bahkan, Sarah juga sampai memohon pada Ghefira agar memikirkannya lagi matang-matang.

Gadis itu frustasi di kamarnya saat ini. Berakhirnya hubungan mereka bukan atas dasar keinginan Ghefira. Kejadian hari itu masih terekam jelas dibenaknya. Dimana dia hendak keluar untuk pergi ke foto copy.

Flashback on...

Ghefira menghela nafas berat saat disuruh oleh Bu Dewi pergi ke foto copy. Tujuannya adalah mengcopy materi tambahan. Ghefira jadi harus pergi keluar dulu, padahal niat awalnya itu untuk mendukung Argan latihan dilapangan.

Gadis itu sudah keluar melewati gerbang depan. Baru saja lima langkah, ada seseorang yang membekap mulutnya dengan sapu tangan berbau obat bius. Seketika Ghefira kehilangan kesadaran.

Orang itu menggendong tubuh mungil Ghefira dan membawanya ke sebuah tempat, tidak jauh dari sekolah. Saat bangun, Ghefira panik melihat dua orang dengan wajah yang mengenakan penutup.

"Siapa kalian? Gue dimana!!" Ghefira berdiri dan kelihatan sangat panik. Takut mereka akan macam-macam padanya.

"Putusin Argan," kata seorang laki-laki bertubuh tinggi to the point.

"Lo ga berhak nyuruh gue putusin Argan! Emang lo siapanya gue?"

"Lo denger sendiri kan? Dia gamau putusin pacar kesayangannya itu. Lo pergi terus sabotase mobil Argan. Biar dia lenyap dari bumi!" Titahnya pada laki-laki gemuk disebelahnya.

Mata Ghefira membulat sempurna. Siapa dia tiba-tiba menculik dan menyuruh Ghefira seperti itu.

"Lo jangan macem-macem atau gue laporin lo ke polisi." Ancam Ghefira yang di balas dengan kekehan.

"Hahaha. Silahkan sayang. Laporin gue ke polisi kalo lo mau jadi saksi langsung kematian Argan, nyokap sama bokap lo."

"MAU LO APA!"

"Putusin Argan. Simple kan baby?" Orang itu mencuil dagu Ghefira.

"Tapi kenapa lo nyuruh gue putusin Argan!"

"Lo banyak tanya sekali lagi, gue pastiin Argan mati hari ini."

Ghefira bingung. Bagaimana sekarang, jika dia bertahan pasti semua nyawa orang yang dia sayangi terancam. Tapi dia tidak mau pisah dari Argan. Arghhh merepotkan.

"Jadi gimana? Mau nurut sama gue atau mau liat mereka bertiga mati?" Tegas orang itu sekali lagi.

Ghefira tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauannya. Semoga keputusan yang dia ambil ini tepat. "Oke. Gue bakal putusin Argan! Tapi lo jangan pernah berani sentuh Argan, mama dan papa!"

"Anak pinter. Oh iya, kalo lo bohongin gue dan malah cerita ke Argan, lo juga bakal mati. Paham?"

Ghefira menelan salivanya susah payah. Orang ini sepertinya sudah tidak waras. Dia membuat Ghefira berada diposisi sulit. Tidak ada cara lain selain mengikuti aturan mainnya. Sialan.

"Hallo. Lo balik kesini, sabotasenya ga jadi. Pacar gue udah mau nurut." Laki-laki itu memutuskan sambungan telepon dengan partnernya.

"Gue harus balik. Bu Dewi pasti nungguin gue. Gue mohon biarin gue balik ke sekolah." Ghefira mengatupkan kedua telapak tangannya.

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang