Kelelahan.

253 21 10
                                    

"Bangun sayang," bisik Argan pada telinga Ghefira.

Posisi mereka kini tengah berada di dalam kamar. Dengan Ghefira yang tidur membelakangi Argan. Argan memeluk istrinya erat seraya menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Ghefira. Sepertinya Ghefira sangat nyaman sekali, buktinya dia belum mau bangun juga.

Argan mencium pipi Ghefira kemudian banting setir ke leher istrinya dengan harapan Ghefira akan bangun. Argan malah terkekeh ringan saat melihat Ghefira menggeliat. Ghefira mengubah posisinya jadi menghadap pada Argan. Dia perlahan membuka mata dan mendapati Argan yang tersenyum manis ke arahnya. Lumayan, vitamim di pagi hari.

"Good morning," ucap Argan lalu mengecup kening Ghefira singkat.

Ghefira tersenyum."Morning too."

"Ilernya noh hapus dulu." Argan terkekeh.

"Enak aja. Mana ada aku ileran, kamu kali." Ghefira ikut terkekeh seraya memukul dada bidang Argan pelan.

Bukannya bangun dan siapkan semua kebutuhan suami yang mau bekerja, Ghefira malah memeluk Argan dengan erat. Argan membalas pelukan Ghefira namun tidak lama dia mengendurkan pelukannya lagi.

"Kenapa?" Ghefira mendongakan kepala dan bertanya kenapa suaminya melepaskan pelukannya

"Aku kan harus ke rumah sakit sayang," jawab Argan mencoba memberi pengertian dengan lembut pada Ghefira.

Mata Ghefira seketika melotot. Dia pun melepas pelukannya dan beranjak dari posisi rebahannya. Dia lupa jika Argan harus berangkat kerja pukul setengah sepuluh nanti. Astaga istri macam apa dia. Terlambat bangun sampai didahului oleh suaminya.

"Kenapa Gef?" Kini Argan yang bertanya pada Ghefira ketika melihat wajah shock istrinya.

"YA AMPUN ARGAN KENAPA GA BILANG KALO UDAH SIANG!!!!!!!!" Teriak Ghefira histeris saat dia membuka gorden dan melihat bahwa hari sudah agak siang.

"Ga tega lagian mau bangunin kamu. Tadinya aku mau berangkat sendiri, tapi takut kamu nyariin terus marah sama aku."

"Marah kenapa coba?"

"Ya takut aja kamu marah kalo aku berangkat kerja ga bilang kamu dulu."

Ghefira menepuk jidat. Oke, bukan saatnya bicara panjang kali lebar lagi. Ghefira berjalan mendekati Argan yang masih ada diatas kasur dan menarik lengannya. Ghefira terus menarik Argan sampai ke depan pintu kamar mandi.

"Sekarang Argan mandi dulu oke. Biar Gegef siapin baju sama yang lainnya." Pesan Ghefira.

"Masih lama Gef. Males ah, ayo tidur lagi." Dasar anak nakal. Bukannya masuk ke dalam kamar mandi dia malah merangkul Ghefira untuk kembali ke atas kasur.

"Heh ngga ngga ngga! Argan harus mandi. Harus disiplin!" Ghefira melotot sampai matanya hendak copot.

"Tapi kan masih lama. Berangkat jam sembilan lewat lima belas menit juga pasti keburu."

"No! Kan kalo udah siap nantinya enak. Ga perlu buru-buru karna dikejar deadline. Nantinya kacau."

"Iya iya deh aku mandi dulu."

"Harus!"

"Iya Gef."

"Yaudah sana buruan masuk iya iya mulu dih!"

"Galak amat sih."

"Argan masuk!!!!" Barulah setelah mendapat alarm nyaring dari Ghefira, Argan masuk juga ke kamar mandi.

Kini tugas Ghefira itu tinggal menyiapkan baju kerja Argan dan peralatan kerjanya. Setelah itu dia akan turun ke bawah kemudian membuatkan sarapan untuk Argan.
**

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang