Jatuh Cinta?

208 18 0
                                    

Niat Ghefira yang hanya ingin memberi makan siang untuk Argan kini bertambah. Tadi Argan menyuruhnya sekalian check up kandungan pada Rafka. Kata Argan mumpung Rafka sedang santai, Argan itu seperti tidak mau sekali melihat Rafka berleha-leha sedikit.

Argan merangkul Ghefira untuk membawanya ke ruangan Rafka. Ghefira sebenarnya tidak mau, dia sedang malas. Tapi apa daya Argan yang meminta. Lagipula apa salahnya, sekalian sekarang dia sedang ada di rumah sakit.

"Ar. Gegef males." Ghefira mendongak pada Argan dan menatapnya sendu.

"Jangan males-males ah."

"Huftttt." Baiklah Ghefira ikut saja sesuai perintah Argan.

Argan membawa Ghefira dengan penuh hati-hati. Langkahnya pun Argan pelankan agar Ghefira tidak kelelahan. Dia merangkulnya juga karena untuk menjaganya. Kini mereka sudah jadi objek pandang setiap pasang mata yang menyaksikan. Baik para suster, dokter ataupun pengunjung yang ada disana.

Punya suami yang pengertian seperti Argan mungkin menyenangkan. Tidak pernah melewatkan untuk mengawasi istrinya yang hamil kecuali sedang bekerja. Argan seperti itu, bukan saat Ghefira sedang hamil saja. Sebelumnya juga Argan memang sudah pengertian.

Mereka sampai di ruangan Rafka. Argan mengetuk pintu, dia membuka pintu itu lalu segera masuk bersama Ghefira. Rafka sedang menatap layar monitor laptopnya, benar dugaan Argan dia sedang duduk santai. Karena memang sejak pagi tadi pasien Rafka tidak terlalu banyak.

"Check up?" tanya Rafka to the point. Sepertinya dia tahu yang datang adalah Argan dan Ghefira. Padahal dia belum menoleh sedikitpun meninggalkan layar laptopnya.

"Iyalah. Buruan," kata Argan.

"Ganggu gue aja lo!" Rafka menutup laptopnya dan menatap dua sejoli yang ada di hadapannya sekarang.

"Udah tugas lo tau."

"Check up mulu perasaan."

"Makanya cepet nikah deh. Biar bisa ngerasain di posisi gue."

"Lah ngatur. Udah ayo ke ruangannya." Rafka beranjak dari duduk. Dia membenarkan jas putih kebanggaannya sebentar lalu mengajak mereka berdua ke ruangan tempat check up.

Argan membawa Ghefira pergi dari ruangan Rafka menuju ruangan yang dituju. Rafka jalan di belakang, dia membiarkan mereka berdua jalan duluan.

"Argan," panggil Ghefira.

"Hem. Kenapa sayang?"

"Kenapa sih check up terus."

"Biar kita bisa tau perkembangan baby di dalem sini." Argan mengelus-ngelus perut Ghefira.

"Tapi apa harus sesering yang kita lakuin?"

"Bukan harus lagi, wajib!" Tegas Argan.

"Yaudah deh. Demi baby boy." Ghefira tersenyum manis. Argan membalasnya dengan seutas senyum pula lalu beralih mencium pucuk kepala Ghefira.

Dasar mereka berdua, apa tidak tahu atau lupa ada seseorang yang jalan di belakang mereka. Sedari tadi Rafka menyaksikan tingkah yang baginya sangat konyol itu. Muak dia.

"Jalan buruan. Rumah sakit ini," kata Rafka.

Argan berhenti berjalan, otomatis Ghefira juga ikut berhenti. Mereka berdua sama-sama berbalik badan menghadap Rafka yang sudah menatap mereka kesal.

"Ngapain berhenti?" tanya Rafka seraya membenarkan kacamatanya.

"Gausah gitu, takut cepet tua. Kan lo belom nikah." Argan terkekeh.

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang