Jasa Sedot Menyedot.

364 65 11
                                    

"Argan?"

Argan yang sedang santai duduk disofa hanya berdehem saja. Tubuh Ghefira sudah gemetar hingga tidak berani mendekat. Pasti Argan marah besar karena dia di antar pulang oleh laki-laki lain yang bahkan Argan pun belum mengenal siapa dia. Dengan meneguk ludah susah payah, Ghefira memberanikan diri menghampiri Argan yang fokus pada ponselnya.

Ghefira duduk disamping Argan, kelihatan Argan sedang senyum-senyum sendiri memandangi layar ponsel. Tidak, lebih tepatnya foto perempuan cantik yang terpampang jelas dilayar ponsel Argan. Ghefira cemburu? Tentu saja. Ingat kejadian Nandin?

"Argan itu siapa?" Ghefira mencoba menahan rasa kesalnya.

"Ini? Gatau siapa, lewat di beranda ig gue. Cantik banget kan? Manis." Argan bisa lihat tatapan nanar dari Ghefira walaupun dari sudut matanya.

"Kok kamu udah berani liatin cewek lain si? Sampe bilang dia cantik lagi."

"Kok lo juga udah berani boncengan sama cowok lain si? Sampe mesra banget, udah gitu ga ngabarin gue dulu lagi." Ghefira kalah. Argan berhasil membolak-balikkan perkataannya.

Ghefira terdiam, dia tidak tahu harus menjelaskannya dari mana dulu. "Kamu cemburu?"

Argan menaikkan satu alisnya dan menghela nafas. "Cemburu? Biasa aja."

"Kalo biasa aja kenapa keliatan ngambek?"

"Menurut lo?"

"...."

Setelah tidak ada jawaban, Argan mematikan ponsel dan memasukannya kedalam saku celana. Kemudian dia beranjak hendak pergi namun lengannya dicekal oleh Ghefira. "Mau kemana?"

"Pulang."

"Kok buru-buru? Gegef baru aja pulang."

"Mau mandi lagi. Panas badan gue." Ghefira yakin Argan sedang cemburu, terlihat jelas dari perkataannya dan raut wajahnya.

"Kan disini juga bisa. Baju Argan juga ada."

"Ada urusan."

Argan melepas tangan Ghefira. Gadis itu sangat merasa bersalah sudah membuat Argan cemburu. Argan terbilang jarang sekali marah ataupun cemburu, tapi jika sudah marah akan lama untuk membujuknya.

"Gegef salah, Gegef minta maaf udah buat Argan cemburu," cicit Ghefira.

Argan menghentikkan langkahnya. "Gausah kepedean. Siapa yang cemburu? Simpen aja maaf lo," jawab Argan tanpa menoleh sedikitpun pada gadisnya. Setelah itu dia hanya melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan Ghefira.

Ucapan Argan barusan sangat sukses melukai hati Ghefira. Rasanya seperti disayat oleh pisau yang sangat tajam. Perih sekali. Air mata lolos dari pertahanannya, harus bagaimana dia sekarang.
**

Bukannya pulang, Argan malah berhenti disebuah rumah mewah yang entah rumah milik siapa. Argan masuk dan memarkirkan mobilnya.

Argan sempat mengecek ponselnya, ada 50 panggilan tidak terjawab dari Ghefira, belum lagi ribuan pesan yang sudah dikirim gadis itu kepadanya. "Si Ghefira jarinya kagak keriting apa? Ngetik banyak banget udah gitu ada yang panjang kali lebar sama dengan lega lagi." Namun Argan hanya melihat saja tanpa membalas satupun. Dia kembali memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Dia keluar dari mobil dan segera melangkah masuk kedalam rumah itu. Pintunya memang tidak dikunci, Argan dengan santainya masuk tanpa permisi. Seperti dirumah sendiri.

"Gimana caranya lo bisa bawa pulang cewek gue." Argan to the point pada manusia yang tengah duduk santai di sofa sambil mengupil itu.

"Cewek lo yang mana kampret. Dateng-dateng nanyain cewek," jawabnya.

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang