Ending.

660 23 17
                                    

Terimakasih, karenamu aku percaya. Bahwa yang setia itu, benar-benar ada.

_Spesial Ending_
•♡•






Tiga bulan telah berlalu. Segala macam hal membumbui rumah tangga Argan dan Ghefira. Belum lagi anak mereka yang sekarang sedang mengalami pertumbuhan. Rambut-rambut tipis yang ada di kepala mungil baby Elang membuat Ghefira semakin gemas.

Argan sedang tengkurap diatas sofa seraya menungging. Lengan kirinya terkulai lemas menjuntai sampai ke lantai. Argan pagi ini seperti kehilangan semangat hidupnya. Ghefira berjalan menuruni anak tangga bersama baby Elang di gendongannya. Dia melihat Argan seperti itu kemudian langsung menghampirinya.

Ghefira merasa bersalah. Pasti ini gara-gara baby Elang yang sudah dua hari dua malam rewel terus. Ditambah dirinya yang sudah seminggu demam, jadi setiap anak mereka rewel tengah malam, Argan lah yang akan bangun. Ghefira sebenarnya bangun, tapi Argan menyuruhnya untuk tidur lagi.

"Argan. Argan kenapa?" tanya Ghefira seraya duduk di tepian sofa.

Argan mendongakkan kepala kemudian menoleh ke belakang. Saat melihat istri dan anaknya, Argan pun bangun dan duduk dengan benar.

"Ga papa kok. Hehe."

"Boong. Kok kayak lemes gitu? Pasti kecapekan ya?"

"Atas dasar apa aku capek?"

"Elang rewel, Gegef sakit dan yah Argan jadi nambah tugas." Ghefira menatap sendu Argan.

Oh ayolah tolong jangan seperti itu. Kenapa Ghefira ini harus menatapnya dengan tatapan sendu. Argan berdecak, dia menangkup wajah istrinya. "Iya aku capek, karena aku manusia."

"Gegef minta maaf."

Mendengar permintaan Ghefira membuat Argan refleks mengunci bibir mungil itu dengan jari telunjuknya. Lalu Argan tersenyum manis dan berkata, "Tapi bukan masalah besar buat aku. Aku kepala rumah tangga, tulang punggung keluarga, aku juga harus bisa jadi sandaran buat anak dan istrinya. Kamu, gausah mikirin hal itu ya."

"Mau Gegef pijitin?"

"Sangat mau."

Argan dan Ghefira sama-sama terkekeh. Argan melepaskan tangkupannya kemudian mengacak-ngacak pucuk kepala istrinya. Pandangannya teralihkan pada Elang yang juga ikut tersenyum seolah mengerti dengan keadaan.

"Gef liat anak kita senyum." Heboh Argan.

"Ih iya. Mwahh." Spontan Ghefira mencium pipi sang anak.

Argan mencebikan bibirnya, dia menatap sendu Ghefira. Ghefira menaikan satu alisnya heran dengan tingkah Argan. "Kenapa?"

"Aku nya ga di sun?"

"Oh, Papanya juga mau?"

"Mau dong."

"Yaudah sini."

"Ngapain?"

"Ish. Mau ga?"

"Hehe iya iya mau." Argan mendekatkan wajahnya pada Ghefira.

"Mwahh." Sebuah kecupan singkat Ghefira berikan pada Argan di bagian bibir suaminya.

Setelah kehangatan itu, Argan mengambil alih baby Elang untuk membiarkan Ghefira memijati dirinya.
**

Beberapa menit kemudian, baby Elang tertidur dalam dekapan Papanya. Sangat nyenyak sekali kelihatannya, Argan menusuk-nusuk pelan pipi gembul sang bayi diiringi kekehan kecil.

Di tengah-tengah itu, ada seseorang yang datang dengan sangat heboh. Dia adalah Eca. Baby Elang jadi bangun dan menangis karena suaranya yang bising itu.

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang