8. Selai coklat

7.8K 566 76
                                    

Ray duduk di sofa dengan kaki menggantung. Jarinya mengorek lubang hidungnya dengan sangat fokus. Sesekali ia akan mengusapkan bekas upilnya di baju Rey. Rey yang fokus pada kartun di depannya, sama sekali tidak sadar dengan kelakuan kembarannya.

Berbeda dari adik-adiknya yang ateng di sofa, Rex tengah menyusuri dapur untuk mencari toples selai coklat. Biasanya Mamanya menaruh di rak paling bawah, tapi sudah beberapa laci yang dibuka Rex, ia sama sekali tak menemukan apapun. Rex gemas sendiri. Kemana perginya selai kesukaannya. Rex mendongakkan kepalanya. Matanya terkejut saat melihat deretan selai coklat yang terpampang nyata di rak paling atas.

"Hiiih pasti keljaan gabut Papa." geram Rex tidak terima. Rex tahu betul kalau yang sering buat ulah itu adalah papanya.

Lagian, segabut apa Papanya sampai menata semua selainya di atas sana. Kalau Rex adukan sama Mama, sudah pasti Papanya akan diomeli habis-habisan.

Rex mendorong kursi makan untuk mepet ke rak. Ia berusaha naik untuk bisa mengambil makanan kesukaannya.

"Papa pelit. Makan selai coklat aja disuluh menghemat. Sebenalnya apa keljaan Papa sih. Pelgi pagi, lapi pakai jas, pulang sole. Masak gak bisa beli pablik coklat." oceh Rex. Bocah itu tak ada takut-takutnya naik ke atas kursi. Kalau dia jatuh, pasti yang disalah-salahin Mamanya juga sang Papa.

"Rex kamu kenapa bisa naik ke kursi?" pekik Keyara berlari menghampiri anaknya. Tadi, ia mau ambil minum, dan terkejut saat melihat anaknya naik ke kursi dan ingin memanjat Rak.

"Kalau kamu jatuh gimana? Sini turun, Mama bantu!" Keyara memegangi tubuh mungil anaknya.

Gerald yang baru saja membelikan sompil istrinya, mendengar teriakan nyaring dari istrinya, langsung membuang sompil sembarang arah. Ray dan Rey yang melihat bungkusan plastik yang dilempar Papanya, langsung mengambilnya cepat.

"Papa buang apa Ley?" tanya Ray yang penasaran. Rey membuka bungkusannya. Bau harum langsung tercium di indra penciuman Ray dan Rey.

"Waah sompil. Ayo kita makan!" pekik Rey dengan girang. Rey dan Ray langsung duduk di sofa dan memakan dengan buru-buru. Sompil dan sayur nangka tidak pedas. Membuat keduanya lahap memakan.

Sedangkan di dapur, Gerald segera mengambil alih Rex dari gendongan Keyara. "Kamu kenapa sih Rex pakai naik-naik segala. Kalau jatuh gimana?" bentak Gerald tanpa sadar. Ia sudah sangat khawatir saat mendengar teriakan Keyara. Lebih khawatir lagi saat Rex mencoba naik ke kursi yang tinggi.

Dibentak Papanya, tak membuat Rex takut. Bocah itu juga tampak biasa aja. Yang menunjukkan aura kemarahan malah Mamanya.

"Rex, kamu pergi ke depan! Sama adik-adik kamu." titah Keyara. Rex mengangguk. Segera berlari keluar dapur. Namun, dia tidak ikut bergabung dengan Ray dan Rey. Rex bersembunyi di balik pintu dapur. Ia ingin menyaksikan secara live, saat Papanya diomeli Mamanya.

"Kamu yang salah, Mas. Kenapa selai itu ditaruh di atas. Rex jadi gak bisa ambil." ucap Keyara dengan ngegas. Setelah diperiksa, Keyara positif hamil. Dan kehamilannya membuat ia sensi, apalagi dengan Gerald.

"Sayang, Rex udah kebanyakan makan coklat. Nanti giginya sakit." jawab Gerald. Niat Gerald baik, tapi kenapa selalu disalah artikan oleh Keyara dan Rex.

"Emang kamu gak bisa ngasih pengertian baik-baik? Kamu tau sendiri kalau Rex itu bandel. Ditaruh di atas pun, tetep aja dia ambil. Kalau tadi dia jatuh gimana?" teriak Keyara. Gerald diam saja. Biarlah istrinya ngomel sepuasnya.

"Aku juga gak suka kamu bentak-bentak Rex kayak tadi. Mendidik anak gak harus dengan keras. Nanti kalau mereka udah dewasa, hatinya ikut keras gimana?"

"Iya, maaf." jawab Gerald akhirnya. Ia sudah seperti suami takut istri. Memang Keyara selalu menekankan pada Gerald. Untuk tidak membentak terlalu kasar pada anak-anaknya. Tegas boleh, asal tidak maki-maki.

Gerald yang sejak muda memiliki kontrol emosi yang buruk, kadang suka kelepasan meluapkan emosi bila ada sesuatu yang membuatnya marah. Saat itulah Keyara yang mengambil peran. Keyara selalu bilang pada suaminya itu, untuk meluapkan emosi padanya. Bukan pada anak-anak.

Kalau di kantor ada masalah, dan raut muka Gerald murung saat sampai rumah, Keyara selalu sigap menarik Gerald untuk ke kamar. Dan saat itulah, Gerald meluapkan emosinya. Memaki-maki dengan bahasa kasarnya sampai dia lega. Kalau sudah lega, baru Keyara akan memeluk Gerald dan menenangkan pria itu. Mengatakan, semua akan baik-baik saja. Semua sakit ada obatnya, dan semua masalah ada jalan keluarnya.

"Lain kali jangan sampai kelepasan lagi." ucap Keyara. Gerald mengangguk, menarik kepala belakang istrinya.

"Bibir ini, pasti capek buat ngomel-ngomel." bisik Gerald menyatukan bibirnya dan bibir istrinya. Mata Rex membulat. Ia langsung kabur begitu saja saat melihat Papanya melahap habis bibir Mamanya.

Rex berlari menghampiri Ray dan Rey. Ia naik ke sofa dan duduk dengan anteng. Rex menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir sekelebat adegan yang membuat perutnya mual. (Bocoran dikit. Gedenya Rex akan jadi pria anti ciuman).

"Kamu kenapa Lex?" tanya Rey yang wajahnya sudah cemong sana-sini.

"Ada adegan menjijikkan," jawab Rex dengan ekspresi ingin muntah.

"Makan ini aja, enak." Ray menyodorkan sompil pada kakak kembarnya. Rex langsung menolaknya. Perutnya masih terasa diaduk-aduk karena melihat Papa dan Mamanya.

"Kebiasaan deh, suka ambil kesempatan." ucap Keyara setelah suaminya melepas ciumannya. Keyara mencubit kecil perut sixpack suaminya.

"Gak papa. Dikit aja kok," ucap Gerald kembali menciumi pipi Keyara dengan gemas.

"Perut kamu gak kram kan? Duduk sini! aku elus-elus." Gerald menuntun istrinya untuk duduk di kursi.

"Gak usah Mas. Aku langsung makan sompil aja. Mana sompilnya?" tanya Keyara. Gerald terkejut. Karena aksi Rex, ia sampai lupa dimana menaruh sompil.

"Mas, sompilnya mana?" desak Keyara tidak sabar.

"Kayaknya aku taruh di depan deh. Ayok kesana!" ajak Gerald. Keyara mengangguk. Mengikuti Gerald yang menuntunnya.

Dalam hati, Gerald berharap sompilnya ketemu. Kalau enggak, entah apa yang akan diminta istrinya lagi. Dulu saat hamil Triplet, dia yang ngidam sampai menyusahkan istrinya. Sekarang hamil kedua, istrinya yang ngidam. Dan sudah pasti akan menyusahkan dirinya. Gerald berharap, anak dikandungan Keyara adalah cewek. Biar bisa jadi bala tentaranya melawan Rex, Ray dan Rey yang selalu tak pernah berpihak padanya.

"Apa yang kalian makan?" tanya Keyara kaget mendapati kedua anaknya yang makan dengan cemong-cemong. Ray dan Rey langsung mendongak. Sedangkan Rex masih anteng. Ia tidak memandang kearah Mamanya. Takut kalau mendapati bibir Mamanya hilang.

"Sompil, Ma." jawab Ray dan Rey kompak. Gerald meringis. Siap menerima kemarahan istrinya. Istrinya sudah sangat ingin makan sompil, tapi, malah dimakan anak-anaknya.

"Enak banget, Ma. Untung Papa tadi buangnya kesini. Kalau di lual, pasti udah dimakan ayam tetangga." ucap Rey sambil mengomoti jari-jarinya yang ada kuah sayur nangka. Keyara mengerutkan alisnya. Sompil dibuang?

"Tadi aku denger jeritan kamu, aku kaget. Dengan spontan aku lempar sompilnya." jelas Gerald. Keyara manggut-manggut.

"Biar aku belikan lagi, buat kamu." Gerald sudah ingin beranjak. Keyara menahan lengannya.

"Gak usah. Lihat anak-anak makan aja, aku udah kenyang." ujar Keyara mengelus rambut kedua anaknya.

"Rex, kamu gak ikut makan?" tanya Gerald heran melihat keterdiaman Rex. Rex hanya menggeleng sambil merapatkan kakinya.









Possesive seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang