18. Dianiyaya

7.2K 619 355
                                    



Rex, Ray dan Rey berlari turun melewati banyak anak tangga. Mereka kesenangan karena anak tangga yang sangat banyak. Di rumah mereka ada anak tangga, tetapi tidak boleh dinaiki sama Papa Gerald karena takut jatuh. Papanya terlalu alay, semuanya tidak boleh.

Semua karyawan dan karyawati yang berpapasan dengan tiga krucil berusaha menggendong mereka. Ray dan Rey mau-mau saja digendong. Kalau Rex, jangan harap. Rex akan mengamuk kalau disenggol.

"Ganteng banget, ini yang namanya siapa sih?" tanya salah satu karyawati.

"Ley, aunty," jawab Rey malu-malu.

"Ganteng banget, gemesin!"

"Lagi apa tantik?" ucap Rey yang membuat karyawati itu mengerutkan dahinya.

"Lagi apa tantik?" ulang Rey lagi. Ia mengingat-ingat suara buaya yang dikatakan Om Yogi.

"Rey, turun! Ayo kita cari susu disana!" teriak Rex menarik kaki Rey.

"Eh eh eh, jangan ditarik dong kaki saudaranya. Ini Aunty turunin."

"Aunty cari anak sendiri. Jangan gendong-gendongin adiknya Rex!" ucap Rex bersungut-sungut kesal. Semua yang melihat mereka tertawa keras.

"Lex, Lay, ayo kesana. Di sana banyak olangnya," ucap Ray menunjuk kantin.

"Ayo ayo!"

Mereka bertiga berlari memasuki kantin. Mereka menatap kagum karena banyak orang berlalu lalang. Sama seperti sebelumnya, banyak yang gemas dengan mereka.

"Ini kayak Mall banyak penjualnya. Ayo kita beli susu!" Rex menarik tangan kedua adiknya. Rex sudah merasa kehausan dan gerah.

"Mbak mbak, beli susu tiga," ucap Rex menghampiri kedai minuman.

"Eh anak siapa ini hilang di sini?" tanya penjual minuman yang tampilannya sangat centil.

"Mbak, beli susu tiga. Rasa coklat," ulang Rex lagi.

"Susu apa?"

"Susu kayak yang Mama punya," sahut Ray.

"Mama kamu mana? Kalian nyasar ya?" penjual bernama Wika itu celingak-celinguk. Tapi, semua orang malah sibuk mevidio ketiga anak kembar di hadapannya. Menurut mereka kembar tiga sangat unik dan langka.

"Aku beli susu. Kenapa mbaknya ruwet sekali sih!" kesal Rex menarik baju Wika.

"Heh, kalau mau beli pake uang. Mana uang kalian?" tanya Wika. 

Rex menatap kedua adiknya. Uang? Uang yang mana? Mereka bingung.

"Gak ada uang, gak ada susu," ucap Wika.

"Kok gitu?" protes Rex.

"Semua harus pakai uang, dodol!" karena geram, Wika mengusir ketiga bocah itu untuk pergi.

"Serang!" teriak Rex yang membuat Ray dan Rey menerobos masuk kedai mini dan menghancurkan apapun yang mereka lihat. Soal hancur menghancurkan, mereka sangat jago.

Prang!

Prang!

Duaghh!

Rex mengobrak abrik susu kaleng sampai berjatuhan di lantai, Ray memecahkan banyak gelas, Rey menghancurkan sendok-sendok. Wika dan lainnya membantu menghentikan aksi ketiga krucil itu, tapi mereka sangat gesit. Wika tak berhenti marah dan mengumpat. Perempuan itu mengambil sapu untuk memukul Rex, Ray dan Rey.

"Bantuin! Kenapa kalian malah mevidio!" teriak Wika pada orang-orang yang mevidio. Sebagian mereka memang tidak tau kalau ketiga bocah itu adalah anak atasan mereka. Pasalnya, baru kali ini Rex, Ray dan Rey diajak kesini.

Possesive seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang