29. Mau nikah muda.

4.2K 461 84
                                    

"Rey, lo mau Crepes juga?" tanya Rex berdiri saat melihat Rey menghampirinya.

"Gak usah," jawab Rey sewot.

"Tadi diajak joging gak mau, sekarang malah sepedahan sendiri. Kalau tadi lo ngajak sepedahan, gue juga bakal mau kok Rey." ujar Rex yang diangguki Ray. 

"Silahkan asik dengan para cewek lo, Rex. Gue pergi dulu," ucap Rey memasang earphone yang tergantung di lehernya. Pria itu pergi dengan mengkayuh sepedanya. Rex yang merasa dihina oleh penolakan adiknya, mengepalkan tangannya erat. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Rey hingga sikapnya aneh begini. 

"Itu kenapa si Rey? Kayaknya suka mancing emosi lo deh, Rex," celetuk Ray.

"Gue gak tau!" jawab Rex sewot.

Setelah lama duduk-duduk di taman kota, mereka memutuskan untuk pulang. Wulan sudah nangkring di gendongan Rex. Gadis itu mengeluh capek. Dan tanpa kesusahan yang berarti, Rex menggendong Wulan. Membuat Cia dan Amel iri. 

"Rex, lo gak berat kan gendong gue?" tanya Wulan sembari menusuk-nusuk pipi Rex. Wulan sungguh gemas dengan wajah sekaligus ekspresi Rex yang menurutnya sangat menggemaskan. 

"Badan kayak peyek gini. Gue sentil juga lo terbang, Bun," ejek Rex.

"Rex, wanita idaman lo itu kayak gimana sih?"

"Kayak lo lah. Lo goblok sih, gak peka kalau gue suka sama lo!" jawab Rex tak tau malu. Selain tak bisa memfilter ucapan, pria itu juga tak ada jaim-jaimnya sama sekali.

"Gue kan sudah punya Reino."

"Yang nikah aja bisa selingkuh. Lo masih pacaran, harusnya bisa selingkuh. Lo selingkuh sama gue aja," ucap Rex.

"Gila lo, jadi selingkuhan kok bangga."

"Heh, di mana-mana, orang tuh lebih suka gue ketimbang Reino. Dari segi wajah gue ganteng, dari segi skil gue pinter, walau O'on di akademik. Dari segi kekayaan, tenang nanti dapat jatah warisan," jelas Rex panjang lebar.

"Ganteng itu relatif Rex, gue suka Reino. Makanya biarpun dia jelek, menurut gue dia ganteng."

"Lo aja terlalu buta." Wulan diam, menyudahi perdebatan adalah hal yang terbaik. Karena mau sampai kapan pun Rex tidak akan mau mengalah soal adu mulut.

Sedangkan Ray, Cia dan Amel berada jauh di belakang Rex dan Wulan. Ray lah yang menyuruh Cia dan Amel berjalan pelan karena Ray tidak mau pikiran Amel dan Cia terkontaminasi dengan Rex yang gilaa.

"Itu Kakak kamu cerewet banget, suaranya sampai sini kedengeran," celetuk Amel. Ray mengerutkan alisnya. Kenapa Amel sangat suka memperhatikan Rex. Sedari tadi fokus Amel juga pada Rex.

"Iya memang dia cerewet, Mel. Bahkan aku sama Kak Rex, lebih cerewet Kak Rex. Dia juga super rempong dan kayak emak-emak." Mendengar cerita Cia, membuat Amel terkikik geli.

"Yang paling pinter diantara ketiganya, itu aku!" ucap Ray dengan bangga. Padahal Amel maupun Cia tidak bertanya.

"Aku itu pinter, ganteng, ramah, gak sombong, baik hati, gak cerewet. Pokoknya yang baik-baik itu hanya aku yang punya. Rex dan Rey gak punya," ucap Ray lagi.

"Siapa yang nanya Kakak?" tanya Cia heran.

"Kakak cuma memberitahu aja," jawab Ray.

"Sombong banget Kakakmu, Cia!" bisik Amel yang sayangnya didengar oleh Ray.

"Amel, aku kan sudah bilang. Aku gak sombong, malahan aku baik hati." sungut Ray.

"Nah itu, Kakak membanggakan diri Kakak sendiri. Bukankah itu sombong?" tanya Amel. Ray mengatupkan bibirnya rapat.

Possesive seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang