4. Martabak

11.6K 723 82
                                    


Sudah tiga hari Keyara diitinggal Gerald perjalanan bisnis. Harusnya hari ini Gerald sudah pulang. Tapi, sampai malam tidak ada tanda-tanda suaminya akan pulang. Keyara sudah menghubungi suaminya dan juga Yogi. Tapi, sama sekali tak ada yang aktif. Keyara sudah uring-uringan. Berjalan mondar mandir di ruang tamu sembari menggendong Rex yang masih belum tidur. Mika menatap jengah kearah putrinya yang sulit di nasehatin. Mika sudah bilang kalau Gerald mungkin sedang di jalan. Tapi, Keyara terus menggerutu tidak jelas.

"Ma ma ma!"  celoteh Rex menjambaki rambut Keyara.

"Kamu diem dulu deh, Rex. Mamamu lagi sebel sama Papa yang gak pulang-pulang. Awas aja papamu kecantol sama cewek lain. Pulang, habis tuh Papa. Langsung mama lemparin panci." dumel Keyara. Rex tertawa cekikikkan seoalah mamanya sedang melawak.

"Ra, kamu duduk deh! jangan marah-marah gitu. Mending kamu dandan yang cantik. Biar kalau suamimu pulang, bisa manjain matanya." ucap Mika. Selama Gerald di luar kota, Mika dan Regan menginap di rumah anaknya. Regan yang malas meladeni anaknya, memilih tidur lebih dahulu.

"Tapi, bun. Keyara gak bisa jenak sebelum lihat Mas Gerald," jawab Keyara. Di samping rasa marah, terselip rasa khawatir takut Gerald kenapa-napa.

Ting tong!

Suara bel membuat Keyara dengan cepat berlari kearah pintu. Ia yakin itu suaminya yang sedang latihan jadi bang toyib. Dengan semangat empat lima, ia membuka pintu itu, siap menyemprot suaminya.

"Halo Keyara!"  sapa seorang pria seumuran Keyara.

"Vero, kok kamu kesini?" tanya Keyara kaget. Vero adalah tetangganya. Seumuran dengan Keyara. Laki-laki yang sekarang sedang kuliah di jurusan teknik.

"Aku lihat story WA kamu. Kamu lagi pengen martabak kan? ini aku belikan." ucap Vero cengegesan. Keyara menatap berbinar pada plastik yang di tenteng oleh Vero. Memang ia tadi membuat story Wa kalau ia ingin makan martabak. Tak menyangka kalau akan ada yang peka dengan storynya.

"Oh udah berani nakal ya, di belakang suami?." ucap Gerald yang tiba-tiba datang masih menggunakan jas lengkapnya.

"Mas Gerald,"  kaget Keyara. Rex sudah merentangkan tangannya minta digendong Papanya. Tumben sekali Rex antusias dengan Gerald. Gerald mengambil alih anaknya.

"Bawa apa itu?" tanya Gerald pada Vero. Tak ada yang menyadari kalau kaki Vero sudah gemeteran karena takut. Padahal tatapan Gerald biasa aja. Tapi, Vero sudah ingin jatuh pingsan karena dag dig dug. Ia sudah seperti pembinor yang tercyduk.

"Ra, aku pulang dulu ya!. Kalau gak boleh makan martabak sama suami kamu, yaudah buang aja gakpapa. Itu dari uang saku ku dua hari," ucap Vero kemudian lari kencang keluar gerbang rumah Keyara. Keyara melirik suaminya. Emang suaminya itu menyeramkan. Mungkin kedepannya, ia akan mendandani Gerald biar jadi pria imut seperti Eunwo.

"Mas, jangan nyeremin gitu!" Ujar Keyara.

"Masuk!" titah Gerald. Tanpa mempedulikan ucapan Keyara, ia mendorong Keyara untuk masuk rumah. Ia menurut saja. Kalimat amarah yang tadi sudah dia susun, menguap seketika. Dengan memanggul Rexvan, Gerald masih mendorong istrinya untuk masuk kamar. Mika sudah tidak ada di ruang tamu, karena menyusul suaminya tidur.

"Maksudnya apa tadi si bocah itu ngirimin martabak? mau caper sama kamu ya?" selidik Gerald memicingkan matanya.

"Enggak Mas,. tadi aku cuma buat story Wa. Gak tau juga kalau Vero akan ngirimin martabak." jawab Keyara membela diri. Hawa-hawanya Gerald akan marah.

"Oh ternyata kamu yang caper. Ngapain gitu buat status yang gak penting kayak gitu? aku kasih kamu uang, kalau pengin apa-apa ya langsung beli aja. Gak usah buat story Wa yang unfaedah." ucap Gerald panjang lebar. Ia menjewer telinga istrinya persis seorang ayah yang memarahi putrinya.

Possesive seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang