17. Ke kantor Papa

7.7K 631 68
                                    

Rex turun dari kursi makan, bocah itu membawa botol air minum bergambar bola. Saking senangnya dengan bola, semua harus bernuansa bola. Rex berjalan keluar dapur, kaki mungilnya membawanya ke depan. Rex kesusahan membuka pintu karena pegangannya yang tinggi.

"Mau kemana?" tanya Gerald mengintrupsi.

"Mau ketemu Om Farhan. Papa tolong bukain pintunya!" jawab Rex sekalian memerintah.

"Gak boleh ketemu Farhan. Balik sini!" tegas Gerald menghampiri Rex dan menyeret anaknya itu untuk kembali ke ruang tengah.

"Tapi Rex mau kesana," jawab Rex.

"Gak boleh. Sini sini!"

"Papa!"

"Nurut sama Papa, Rex!"

"Papa berangkat kerja sana! Kenapa ngurusin aku sih," ucap Rex kesal sembari berguling di sofa, bocah itu menekuk wajahnya kesal. Rex melihat Papanya yang sudah rapi menggunakan kemeja dan Jas. Harusnya Papanya pergi ke kantor, bukan malah mengurusinya yang mau ke rumah tetangga.

"Keyara!" panggil Gerald. Keyara memasuki ruang tengah dengan memegang pinggangnya yang sakit.

"Kamu di rumah istirahat ya. Aku mau bawa si kembar ke kantor," ucap Gerald mengelus puncak kepala Keyara.

"Kenapa? Jagain mereka gak mudah lo, Mas. Apalagi kamu juga kerja," ujar Keyara.

"Gakpapa. Biar kamu bisa istirahat full seharian ini," jawab Gerald. Keyara memicingkan matanya curiga, tetapi tatapan Gerald seolah meyakinkannya. 

"Yaudah aku bawain keperluan mereka dulu, ya Mas."

Gerald mengangguk. Daripada Rex terus main ke rumah Farhan, lebih baik ia bawa ke kantor. Gerald takut Rex terlalu bergantung kepada Farhan dan melupakan dirinya. Apalagi Gerald takut wanita sinting bernama Riandiny akan membawa virus untuk anaknya. Ia kasihan juga melihat istrinya yang tiap hari kerepotan mengurus ketiga anaknya yang pinternya menembus langit.

"Rex, Ray, Rey, sini!" perintah Gerald membuat ketiga anaknya berkumpul.

"Pakai sepatu sini!" Gerald mendudukkan ketiga anaknya di sofa. Membantu memakai sepatu dengan warna senada.

"Aku tidak mau sepatu ini, Pah. Aku mau yang bentuknya tomket yang dibeliin Kakek kemarin." ucap Rex menjauhkan kakinya.

"Ini lebih bagus dari tomket," jawab Gerald menarik kembali kaki anaknya.

"Tapi aku maunya yang tomket. Itu lucu di kakiku," rengek Rex. 

Gerald mendelik, kenapa Rex jadi rewel sekali? Mertuanya hanya beli satu sepatu tomket dan itu hanya untuk Rex. Kalau Rex pakai tomket, dan kedua saudaranya enggak, sudah pasti akan ada perang.

"Tomketnya mati digigit ular. Sekarang pakai ini dulu!" tegas Gerald memaksakan sepatu masuk di kaki Rex. Setelah selesai, pria itu memasangkan di kaki Ray dan Rey.

"Rex, awas kalau dilepas. Gak jadi Papa buatin kamar!" ancam Gerald saat Rex akan melepas sepatunya. Buru-buru Rex menjauhkan tangannya dari rekatan sepatu.

"Mas ini, udah ada susu bubuk di dalem. Disana ada air panas kan, mas?" Keyara datang membawa keperluan anak-anaknya dalam tas.

"Iya ada. Aku bawa anak-anak dulu, ya. Kamu hati-hati di rumah!" Keyara mengangguk dan menyalami punggung tangan suaminya.

"Hati-hati. Bawa anak-anak jangan ngebut!" ucap Keyara.

"Cium dulu dong, dua kali!" bisik Gerald.

"Ada anak-anak." Keyara mencubit lengan suaminya gemas.

Possesive seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang