Dia Tetap Seorang Aksa

1.4K 85 7
                                    


Pembukaan
😚

Aksa termenung di kursi tunggu rumah sakit. Wajahnya tertekuk dan kusut, begitu pula suasana hatinya yang belum mampu dia kendalikan. Emily keguguran, semua orang melimpahkan kesalahan itu padanya.

Mereka seakan lupa kalau Aksa tetaplah manusia normal. Dia masih rapuh ketika kehilangan calon bayinya di rahim Emily.

“Aksa ....”

Aksa menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya. Dia sedikit menampakkan senyum hingga Nayla duduk seraya memberi minuman dingin.

“Kamu masih kepikiran omongannya papa atau sedih karena Emily keguguran?”

Aksa menggeleng. “Nggak.”

“Nggak apa?”

“Nggak lagi mikirin omongan papa. Aksa udah biasa dijadiin anak tiri sama papa,” jawab Aksa sekaligus meneguk minuman miliknya.

“Itu artinya, kamu sedih untuk Emily, humh?”

Aksa melihat wajah ibunya sejenak, sejurus kemudian mengalihkan pandangan pada orang-orang yang lewat di depannya.

“Nggak juga.”

“Kamu itu anak mama, Sa. Mama tau semua tentang kamu,” ujar Nayla. “Omongan papa jangan diambil hati, kita semua udah tau sifatnya kaya apa. Papa suka gak bisa kontrol kalau lagi marah.”

Aksa memilih diam.

“Maafin mama, Sa. Mama udah jadi mama yang gagal buat kamu. Selama ini, mama terlalu egois mementingkan keinginan sendiri supaya jadi keinginan kamu juga—“

“Mama, tuh, ngomong apaan, sih?” Aksa menyela perkataan Nayla. “Mama nggak salah apa-apa. Aksa sekarang cuma lagi kesel sama papa, nggak ada hubungannya sama Mama. Lagian, Aksa juga sadar diri. Semua omongan papa bener, Aksa emang pantes buat disalahin.”

“Terus apa alesannya sampai kamu benci Emily, Sa? Kamu masih bisa ngerasain kalau kasih sayang mama sama papa gak berat ke siapa pun.” Nayla memerhatikan wajah Aksa yang murung. Dia mengerti Aksa, anaknya bukan orang yang buta akan keadaan.

Aksa terdiam. Hati kecilnya berkata bahwa dia peduli terhadap Emily, semua hal tentangnya terkadang mampu menggoyahkan hati yang sekeras batu. Mereka sudah bersama sejak kecil. Namun, tetap saja perasaan Aksa belum tersentuh oleh cinta.

“Aksa belom bisa nerima Emily, Ma. Bukan dia orangnya. Mama mungkin tau semua soal Aksa, tapi mama belom tentu bisa ngerasain sakitnya Aksa. Mama tau sendiri, Aksa pacaran sama Diva nggak sebulan dua bulan ... tujuh taun!” tegas Aksa. Dia melihat ibunya sejenak.

“Itu bukan waktu singkat. Aksa udah nyoba yang terbaik buat pertahanin hubungan sama Diva. Tapi Aksa juga sadar, kalau gak semua hubungan berakhir dengan baik. Aksa juga butuh proses buat hubungan baru.”

Dilema Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang