"Pagi!" Banyak sekali sapaan yang Taehyun dapat dari para rekan dramanya.
"Pagi juga," balas Taehyun dengan senyum tipis.
Taehyun duduk dengan tenang sembari membiarkan wajahnya dipoles dengan make up.
Sudah berminggu-minggu lamanya Taehyun berpisah dengan Beomgyu.
Menyakitkan memang, tapi itu keputusan Taehyun, dan sepertinya harus ia terima dengan sangat lapang dada.
"Apakah akan ada take disana?" tanya Taehyun sembari menunjuk sebuah tangga yang sangat tinggi berdiri di tengah-tengah lautan.
Taehyun mengangguk paham mendengarkan arahan sutradara.
Berkali-kali Taehyun diperingatkan untuk berhati-hati, karena syuting ini sangat berbahaya, karena lautan disini sangat dalam.
Tapi Taehyun tidak keberatan, ini pekerjaan impiannya.
Taehyun harus mengambil resiko demi mimpinya.
Dan juga—
"Papa."
Ya, anaknya yang begitu berharga.
"Bagaimana sekolah Hyeongyoo hari ini, hm?" tanya Taehyun pada putra kecilnya itu.
Hyeongyoo tidak menjawab, melainkan menunduk.
Hueningkai yang dibelakangnya terkekeh kecil. "Hyeongyoo mendapatkan teman pertamanya," ucapnya.
Taehyun tersenyum senang. "Benarkah? Wah bagus Hyeongyoo! Perbanyak teman kamu, ya?" Hyeongyoo mengangguk.
Taehyun pergi untuk mengambil makanan, siapa tahu Hueningkai dan Hyeongyoo lapar.
"Kai ahjussi," Hueningkai melirik bocah itu. "Ya?" sahutnya.
"Apakah ahjussi bisa menggambar?" tanyanya.
Hueningkai tersenyum sombong. "Heh, tentu saja. Aku ini berbakat dalam banyak bidang."
"Aku tidak yakin," ucap Hyeongyoo membuat Hueningkai mendelik.
"Jangan meremehkan begitu, nak. Aku ini pintar, tahu!" ujar Hueningkai.
"Orang sombong adalah orang bodoh yang pura-pura pintar." Hueningkai sontak tertohok.
"Asik sekali, sedang apa?" tanya Taehyun.
Hueningkai menatap Taehyun dan berucap dramatis, "Dia— mulutnya pedas," ucap Hueningkai.
Taehyun menatap tajam Hyeongyoo yang memandangnya dengan tatapan polos.
"Jangan mengada-ngada, putraku itu polos," ucap Taehyun membantah Hueningkai.
Hyeongyoo menatap Hueningkai sembari menatap remeh.
"Papa, Hyeongyoo dapat tugas menggambar."
Taehyun mendekati Hyeongyoo dan memandangi putranya yang sedang mengeluarkan buku gambar dari tas kecilnya.
"Oh iya? Hyeongyoo pasti bisa menggambar, disuruh menggambar apa, hm?"
Tangan Hyeongyoo gemetar.
Taehyun membulatkan matanya sembari menangkup pipi Hyeongyoo, memandang mata bulat yang mulai mengeluarkan air mata itu. "Kenapa sayang? Katakan— "
"Temanya keluarga," Taehyun terdiam di tempat ketika Hyeongyoo menjawabnya.
"Ibu guru bilang, temanya keluarga," ucap Hyeongyoo masih menangis. "Hyeongyoo 'kan— hiks...dibuang mama..."
Taehyun tersenyum. "Tidak apa-apa, sayang. Kamu bisa gambar papa disana," ucap Taehyun.
Hyeongyoo mengangguk sembari mengusap air matanya dan mulai menggambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You ✓
RomansaSecara mengejutkan, manajer menyebalkan itu tiba-tiba menjadi suami Taehyun. [Sequel dari Manajer Choi] top: beom bott: tae ⚠️ obsessive behaviour, mature scene, murder ©2020, sauceiopath