delapan belas

2.8K 477 21
                                    

Jeno sengaja tidak berangkat sekolah duluan, dia duduk di sofa ruang tamu menunggu Renjun selesai mandi.

Ketika kekasihnya keluar dari kamar mandi, Jeno langsung berdiri.

“R-Renjun?” panggilnya terbata, yang dipanggil diam seketika.

Menatap pemuda yang berdiri satu meter darinya.

“Injuni~?” panggil Jeno lagi sambil tersenyum setelah itu berjalan mendekat ke arah Renjun.

Renjun masih sama. Enggan bergerak atau berbicara, melihat itu Jeno semakin memberanikan diri untuk mendekat.

“Jeno, kalau ngga penting berangkat sekolah sekarang. Hampir telat.” kata Renjun, Jeno menghentikan langkahnya.

Ekspresinya berubah. Dia menunduk mengumpulkan semua keberaniannya lalu mendongak, menatap mata sang kekasih.

“Aku minta maaf. Aku tahu aku salah waktu itu.. aku ngga seharusnya bentak kamu, nyakitin kamu. Aku minta maaf, Renjun..” katanya,

“Aku udah maafin kamu, kok.” sahut Renjun,
“Udah? Kapan?”

“Kemarin..” Renjun mengingat hari itu,
“Kemarin malam waktu aku lari dari sini, Nana ikutin aku. Nana nemenin aku sampai malam, Nana juga bilang kalau aku harus maafin kamu. Nana kasih aku nasihat.”

Jeno menaikkan satu alisnya,

“Nana?” tanya Jeno, Renjun mengangguk.
“Maksud kamu.. Nana tahu kamu kemana?”

Renjun mengernyitkan dahinya.

“Apa maksud kamu?”

Jeno diam, dia menggeleng pelan lalu tersenyum. Dia bergerak memeluk Renjun.

“Um! Jeno-yah! Rambut aku basaahh~”
“Hush! Gamanhi isseo! (*Diam sebentar!)” ujar Jeno lalu mengeratkan pelukannya pada Renjun.

“Biar begini sebentar.. hmm~ Injuni~ aku kira Injuni marah padaku karena semalam Injuni tidur di sofa.. Injuni~ aku janji aku ngga akan bentak Injuni lagi, eoh? Aku.. ngga akan nyakitin Injuni lagi.. yaksok! (*janji!)”

Injuni tersenyum lalu mengusap lengan Jeno.

“Iya.. makasih ya, Jeno?”
“Eung~ ani baboya~ (*tidak, bodoh) aku yang makasih.. karena Injuni maafin aku..”

“Jeno.. nanti kamu terlambat~”
“Huh! Aku benci sekolah.”

Jeno melepas pelukannya sambil manyun, dia menatap kekasihnya. Renjun ikut manyun, meledek Jeno lalu merapihkan seragamnya sambil tertawa pelan.

“Dah! Belajar yang rajin, manusia~” kata Renjun, Jeno tersenyum lalu mengecup bibir Renjun kilat.
“Dah, kucing~”

Renjun tersenyum gemas melihat Jeno berlari keluar dengan riang dan terlihat sangat ringan tanpa beban.

“Manusia itu..” gumam Renjun sambil tersenyum.

ฅ^•ﻌ•^ฅ ᵐᵉᵒʷ

Saat Jeno keluar dari kamar apartemennya, bersamaan dengan Jaemin yang juga baru keluar dari kamar apartemen Heejin.

“Oh? Jeno-ya?” Jaemin tersenyum sambil menyapa Jeno,

Berbeda dengan Jaemin, Jeno malah terlihat marah.

Mwoya? (*Apa ini?) Ada apa dengan wajah itu?” Jaemin berjalan mendekat ke arah Jeno.
“Jangan dekati Injuni-ku.” sahut Jeno.

Mwoya? Kkamjagi? (*Apa? Tiba-tiba?)” ekspresi Jaemin bertanya-tanya.

“Kamu tahu kan dimana Injuni kemarin malam? Kamu berpura-pura ngga tahu, 'kan?”

Furrytale | noren (ljn + hrj)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang