enam

4.5K 835 130
                                    

Beep.. beep.. beep..

Jeno terbangun karena alarm paginya. Injuni juga jadi ikut terbangun karena terkejut dengan suara alarm itu.

Dengan nyawanya yang masih setengah, tangannya bergerak mencari letak jam weker. Ketika menemukannya, dia mematikan alarm itu lalu mengambil jamnya.

“Hmm~”

Mata Jeno masih belum terbuka sepenuhnya, tapi dia dapat melihat dengan samar bahwa kini jamnya menunjuk pukul 6 pagi.

“Meow~?” Injuni ndusel ke leher Jeno lalu berbaring disana.

“Ada apa manusia?”

Jeno menguap lalu meletakkan kembali jam wekernya.

“Injuni, apa aku harus ke rumah papa?” tanya Jeno,

“Papa? Iya.. tapi.. ada apa?”

“Hari ini papa ulang tahun.. mama menyuruhku kesana beberapa hari lalu. Tapi.. buat apa juga?”

“Apa hubunganmu dan orang tuamu tidak baik?”

Tiba-tiba ponsel Jeno berdering, dia terkejut sebentar lalu mengambil ponselnya di nakas.

"Mama is calling...."

“Mama?”

Lelaki itu menghela nafasnya lalu memutuskan untuk mengangkat telfon.

“Ya, halo ma?”

Injuni mendongak, menatap ke arah ponsel Jeno. Dia lalu mengangkat kepalanya dan mengendus-endus ponsel itu, sampai di akhirnya mendengar suara di seberang sana.

“Oh?!”

“Jeno kamu datang, 'kan? Acaranya mulai pagi sekali. Kamu harus datang lho, ya?”

“Maa.. aku hari ini—”

“Jeno, tidak ada ya sibuk-sibuk untuk hari ini. Kamu sudah janji lho. Hari ini temen-temen bisnis papa datang semua, jangan malu-maluin kamu! Cepet!”

Begitu mamanya selesai bicara, telfonnya tertutup tanpa Jeno sempat mengeluarkan pendapatnya. Dia menjauhkan ponsel lalu menggeram kesal.

Injuni meringkuk ketakutan melihat Jeno.

“Manusia kenapa kamu seperti anjing yang mau menyerang? Ada apa?”

Jeno lalu segera turun dan berjalan ke kamar mandi, meninggalkan Injuni sendiri dengan kebingungan.

ฅ^•ﻌ•^ฅ ᵐᵉᵒʷ

“Meow? Meow?”
“Manusia.. apa aku bisa makan sekarang? Manusia?”

Injuni duduk didepan mangkuk makannya, tapi Jeno masih sibuk mondar-mandir. Injuni tidak berani mendekat karena takut akan terkena kaki Jeno, jadi dia memilih untuk duduk menunggu Jeno sambil sesekali memanggilnya.

“Meow?”

Jeno menatap ke arah cermin, merapikan jas dan dasinya lalu menatap bayangannya sendiri. Dia menghela nafas, memejamkan mata sebentar sampai akhirnya dia membuka mata dan berjalan keluar...

“Meoww?”

...meninggalkan Injuni.

ฅ^•ﻌ•^ฅ ᵐᵉᵒʷ

Jeno turun dari taksi lalu menatap pekarangan rumah yang cukup besar itu, saat dia hendak melangkahkan kakinya masuk, beberapa orang berpakaian hitam menjemputnya lalu mengawalnya masuk.

Jeno yang risih cuma bisa menunduk sambil berjalan lurus ke arah papanya, beberapa orang memperhatikannya lalu mulai berbisik-bisik.

“Itu kan anaknya pak Lee yang mandiri itu?”
“Aneh ya dia? Bapaknya udah kaya kok malah milih kerja part time di cafe, bukannya nurutin bapaknya fokus sekolah bisnis terus nerusin usaha keluarga.”

Furrytale | noren (ljn + hrj)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang