empat belas

3.5K 594 107
                                    

Hai! Chapter yang ini sedikit mengandung unsur 18+ (+ nya cringe), bagi kalian yang tidak nyaman bisa skip. Terimakasih~ selamat membaca~

______________________________

“Injuni?” panggil Jeno ketika masuk ke dalam kamarnya yang cukup hening.

Biasanya saat ia pulang ia mendengar suara TV yang cukup keras yang dibunyikan oleh Injuni, tapi hari ini sangat sepi.

“Injuni kamu kemana?” Jeno berjalan dengan hati-hati sambil masih melihat ke sekeliling, dia akhirnya menemukan Injuni, masih tertidur di kamarnya.

“Astaga.. pasti karena menonton drama.”

Iya, Injuni yang baru saja mengetahui drama Korea, dia menjadi bersemangat marathon beberapa drama. Bahkan tidak tidur semalaman, tadi pagi saja dia membuatkan Jeno sarapan dengan masih terus fokus pada tablet Jeno, melihat drama.

“Injuni~” Jeno memanggil Injuni sekali lagi, dia sedang berganti baju sekarang.

“Ya, kucing!” Injuni tidak menjawab, hanya menggeliat di atas kasur, memeluk gulingnya erat.

Jeno tertawa pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Setelah selesai berganti baju dia melompat ke ranjang dan memeluk Injuni erat.

“Injuni~ kenapa kamu ngga bangun-bangun?”
“Hng~”

Injuni berbalik meninggalkan gulingnya dan memilih memeluk Jeno.

“Aku sudah menyelesaikannya.” ujar Injuni pelan setengah berbisik,
“Hm? Apa? Drama?” tanya Jeno, Injuni mengangguk.

Jeno tersenyum lalu mengelus rambut Injuni,
“Seru?”
“Umm~” Injuni mengangguk-angguk lagi.

“Tapi Jeno.. aku masih tidak mengerti satu hal..” Injuni mendongak menatap Jeno,
“Mm? Apa itu?”

“Itu.. ketika Sangyun dan Yura (tokoh dalam drama umpamanya) berada di kamar, mereka melakukan ini—” Injuni mengecup bibir Jeno kilat,

“Seperti ini, tapi saaaangat lama! Mereka melakukannya juga sambil berpelukan, setelah itu mereka bergerak ke arah ranjang, Jeno-yah~ lalu—”
“Ah, geuman.. geuman.” (Berhenti.. berhenti.) wajah dan telinga Jeno memerah hanya dengan mendengar Injuni menceritakan adegan dalam drama itu.

Tanpa dilanjutkan Jeno sudah tahu bagaimana akhir dari adegan itu.

Kamu! Readers, tahu juga 'kan pastinya?

“Kenapa?” tanya Injuni,
“Itu.. itu adegan dewasa.”

Aduh, sial, muka Jeno sudah 11 12 sama kepiting rebus nih alias merah banget.

“Adegan macam apa itu?”
“Itu.. Injuni.. aduh- besok-besok jangan lihat drama deh, kamu lihat kartun saja yang ada kucing-kucingnya.” ujar Jeno sambil menggaruk tengkuknya,

“Kenapaaa~? Kan drama bagus, Jeno?”
“Iya.. tapi kamu lebih cocok melihat kartun.”

Injuni mem-pout-kan bibirnya, lalu mendecih ke arah Jeno.

“Apa ini? Belajar darimana kamu dengan ekspresi itu?” tanya Jeno,
“Yura! Yura melakukannya saat dia kesal dengan Sangyun. Geurigo.. (*dan juga) dia juga melakukan ini—”

“Ah~ing~ oppa~”
“Seperti itu saat dia ingin meminta sesuatu pada Sangyun.”

Mata Jeno membulat sempurna, dia salting lihat Injuni aegyo. Jeno pun tertawa kecil lalu mengeratkan pelukannya pada Injuni.

“Panggil "oppa" lagi coba..”
“Oppa?”

“Yang imut kaya tadi.. pake "ah~ing~" gitu gitu.. coba-”
“Ah~ing~ oppa~”

Furrytale | noren (ljn + hrj)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang