1

153 19 22
                                    

Tepat hari ini, Nadia akan resmi menjadi murid SMA, rasanya baru kemarin dia mendaftarkan diri di SMP, huhh gak kerasa sudah SMA aja.

"Bundaa, Nanad udah SMA huwaaaaa," teriak Nadia sambil menuruni tangga. Ya, Nadia tidak jauh berbeda dengan Arjun, tidak bisa diam dan kalem saat berada di rumah.

"Iyaa, anak bunda udah besar yaa. Kayaknya kamu kemarin masih bunda gendong," ucap Bunda sambil menyiapkan roti bakar untuk bekal Cinta

"Bang Arjun mana bun?"tanya Nadia. Padahal, harusnya tidak usah bertanya karena pasti Arjun masih tidur.

"Lagi di kamar tuh, kayaknya udah mau siap-siap."

Bertepatan dengan selesai bunda berbicara, ada seorang mahasiswa yang baru saja keluar dari kamarnya. (anjass sudah mahasiswa)

"Banggg, khusus hari ini antar Nanad dulu ya, kan pertama kali masuk SMA biar spesial," pinta Nadia.

"Ciee bocil udah SMA aja," ujar Arjun sambil menyentil dahi Nadia pelan.

"Ish, SMA itu udah bukan bocil tauu, udah remaja. Inget bang, Nanad udah REMAJA!"

"Dihh, sok jadi remaja. badan tuh tinggiin, jangan pendek terus."

"Udah jangan berantem, nih bunda titip roti bakar buat Cinta," Bunda mengeluarkan kotak bekal yang entah sepertinya tidak hilang-hilang dari beberapa tahun yang lalu,"Terus ini buat Nanad."

"Makasih bunda buat bekalnya, pasti enak banget nih. Nadia berangkat dulu ya. Doain semoga punya temen kelas yang baik dan gak kayak bang Arjun," Nadia mencium punggung tangan bundanya.

"Iya jaga diri, jangan nakal ya."

"Siap bundaa, Assalamualaikum."

*****
Akhirnya Nadia sudah sampai di sekolahnya, sekolah barunya yang kini sangat ramai dengan murid-murid yang masih berseragam putih biru.

"Kak, Nanad berangkat dulu yaa," pamit Nadia kepada Cinta.

"Iyaa, jangan males belajarnya."

"Bang, Nanad sekolah dulu ya, nanti jemput. Jangan bucin terus kalian berdua."

"Iya siap Nanad, awas cari temen yang bener, terus kalo ada cowok yang ngajak kamu kenalan jangan diterima, ya kalo ganteng kayak abang gapapa sih, terus kalau ada yang macem-macem sama kamu jangan takut lapor, terus—"

"Siap bangg, sana dah cepet pergi, hushh," husir Nadia yang segera turun dari mobil.

"Oke, byeeeee," teriak Arjun dan Cinta dari dalam mobil,"Jaga diri ya bocil."

Nadia yang mendengar itu tersenyum sambil melambaikan tangannya. Huh untung aja Nadia cuma punya abang satu, kalau dua atau tiga mungkin Nadia tidak akan sanggup.

Setelah itu Nadia pun berjalan masuk ke dalam sekolahnya dan berhenti tepat di depan papan pengumuman untuk melihat dia diposisikan di kelas mana.

Nadia membaca satu persatu nama-nama siswa disana sambil mencari namanya.

"Nahh, ketemu," Nadia menunjuk namanya agar tidak bersusah payah mencari namanya lagi,"Kelas 10 IPS-2."

"Wahh IPS-2, berarti temen-temen gue pinter semua nih," ujar Nadia kagum.

"Ehh ada Nadia," ujar seseorang sambil menepuk bahu Nadia.

Nadia pun menoleh dan mendapatkan senyuman dari cowok menyebalkan yang selalu muncul di hidupnya sejak 2 tahun yang lalu.

"Kita ketemu lagi dan sekarang malah sekelas," Nadia yang mendengar itu pun langsung pergi menuju arah kelas.

"Bener ya, kalo jodoh ga kemana kayak kita," teriak Aldo membuat semua murid yang ada di sana menoleh menatapnya.

Aldo yang ditatap pun hanya nyengir tanpa rasa bersalah dan segera menyusul Nadia yang sudah pergi ke kelasnya.

"Gue boleh duduk sini ga," tanya Aldo untuk keempat kalinya yang tidak kunjung mendapat jawaban.

"Nad, gue boleh duduk sini ga," tanya Aldo lagi.

"Nad—"

"Bisa diem ga sih, gue gak mau duduk sama cowok, apalagi cowoknya berisik kayak lo."

"Ohh, okey. Gue duduk di belakang lo ya, jadi kalau lo kangen tinggal noleh, jangan malu," ujar Aldo sambil berjalan ke arah bangku di belakang Nadia.

****
Saat ini kelas masih saja belum dimulai dan tidak ada guru yang mengawasi, kata kakak osis tadi sih biar kenal satu sama lain.

"Nad, cowok di belakang kita ganteng ya," ujar Bela, teman sebangku Nadia.

"Ganteng apanya, gila lo," jawab Nadia. Padahal, sebenarnya Aldo memang ganteng tapi ketutupan sama sikapnya yang gila itu.

"Gue pengen kenalan, gimana yaa," ujar Bela lagi dengan suara yang agak pelan.

"Ya tinggal kenalan, apa susahnya sih."

"Kan seragam kalian berdua sama tuh, panggilin dong. Lo pasti kenal dia kan Nad," pinta Bela.

"Gue ga kenal sama dia Bel," ujar Nadia singkat.

"Dasar ansos, yaudah gue panggil sendiri aja deh."

"Ehh lo temennya Nadia pas SMP ya? Seragamnya sama. Kenalin gue Bela, temennya Nadia sekarang,"
Bella menjulurkan tangannya untuk berkenalan, sekaligus modus.

"Oh iya, kenalin gue Aldo, calon pacarnya Nadia," ujar Aldo tanpa menerima uluran tangan Bela.

"Dih gila," umpat Nadia pelan tapi masih dapat terdengar oleh Aldo.

"Beneran? Nadia bilang ga kenal sama lo tadi," ujar Bela jujur,"Nad kok lo ga bilang daritadi sih kalo punya gebetan ganteng gini."

"Mungkin Nadia gengsi kali," ucap Aldo lalu menatap ke arah Nadia sebentar,"Gue kesana lagi ya."

"Iya iya gapapa kok," jawab Bela,"Ciee gue pikir lo polos gitu, gaada gebetan atau pacar, ternyata gebetan lo ganteng juga Nad."

"Apaansih ucapan dia yang tadi jangan didengerin."

"Bilang aja kali Nad, dia ganteng kok patut buat dibanggakan," ujar Bela sambil menepuk pundak Nadia.

Nadia hanya mendengarkan tanpa menjawab.

"Kalo gue jadi lo ya, gue langsung pacaran aja tanpa pdkt gitu, terus gue kenalin sama semua murid sekolah deh, kalau dia tuh pacar gue, cuma punya gue."

"Udah bel lo gausah ngayal, tuh ambil aja gue ga peduli," ujar Nadia.

"Ciee ga pedulii, emang iyaaa. Padahal di dalem hatinya tuh ngomong, 'iya juga ya, kenapa gue ga pacaran sama dia. Dia ganteng banget, apa gue pacaran ya sama dia, gue juga mulai suka sama dia nih.' hahaha," Nadia tertawa setelah menirukan suara Nadia seolah berbicara.

"Cowok kayak gitu aja disukain. Gue tuh maunya cowok yang cool, yang ga banyak tingkah, yang bisa jagain gue. Pokoknya yang cuek sama semua orang dan banyak bicaranya sama gue doang, intinya ga pecicilan dan ga malu-maluin," Jelas Nadia.

"Itu mah lo yang halu. Emangnya kenapa sih, malah cowok pecicilan itu yang seru, bisa diajak seru-seruan bareng tau."

"Gak, gue udah punya abang di rumah yang kelakuannya hampir sama kayak Aldo gitu, gue ga betah, berisik."

"Lo punya abang Nad? Pasti ganteng yaa, duhh pengen dong kenalan. Nanti pulang sekolah gue ikut lo deh, Boleh yaa."

"Abang gue udah punya tunangan."

"Yahh, hancur deh harapan gue. Mana Aldo ga dapet, terus Abang lo juga udah ada yang punya," ujar Bela kecewa.

*****
Halo kalian yang lagi baca, semoga suka sama cerita ini yaa, jangan bosan tunggu update dan yang terpentin VOTE sekarang jugaaa, love you^^

My Chatty Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang