6

58 9 18
                                    

Malam ini di ruang makan sudah ada Nadia, Arjun, Bunda dan juga Ayah. Makan malam bersama memang sudah menjadi rutinitas mereka.

"Gimana sekolah Nanad?" tanya Ayah sambil membantu bunda menghidangkan piring yang berisi masakan-masakan bunda di atas meja makan.

"Biasa aja sih yah, ya kayak sekolah biasa gitu," jawab Nadia yang kini sedang duduk di kursi yang bersebrangan dengan Arjun.

"Punya temen baru ga?"

"Punya satu," Nadia menunjukkan jari telunjuknya kepada Ayah memberi isyarat angka satu.

"Siapa? Cewek atau cowok?" tanya Ayah kepo.

"Cewek yah, namanya Bela. Dia tuh baik gitu sama Nanad, dia juga duduk bareng Nanad. Dia juga agak cerewet gitu, ga bisa diem. Terus wali kelas Nanad tuh tadi namanya Pak Akmal orangnya suka bercanda gitu, seru banget. Tapi Ayah tau gak, di kelas Nanad tuh ada cowok nyebelin banget. Dia itu dulu temen sekolah Nanad pas SMP, beneran se-nyebelin itu orangnya. Coba aja kalau ayah yang ketemu sama dia, pasti ayah juga ikutan benci sama dia," ujar Nadia panjang lebar menceritakan tentang kelasnya, tepatnya menceritakan tentang Bela, Aldo dan juga Pak Akmal. Ya, beginilah Nadia jika di rumahnya, berisik.

"Kalau cerita aja semangat banget," ujar Arjun dengan nada mengejek.

"Bang diem dulu ya, Nanad mau cerita sama Ayah bukan sama Abang."

Ting ( kali ini suara bel bukan notif, perasaan suaranya sama semua ya aokwkwk, buat yang tau suara bel yuk komen xixixi )

"Ada tamu tuh Nad," ujar Arjun sambil menunjuk pintu.

"Ya terus?"

"Sana cepet buka, bunda kan lagi sibuk."

"Sana Abang aja."

"Kamu lah, kan kamu paling muda. Harus nurut sama Abang, hush."

"Nanad ga mau deh bang, takut tamunya penculik," ujar Nadia memberi alasan yang tak masuk akal, lagian penculik mana coba yang pencet bel dulu.

Ting

Suara bel kembali berbunyi dan Nadia pun tetap duduk di tempatnya.

"Nad," panggil Arjun lagi.

Mau tak mau Nadia berdiri dari tempat duduknya,"Bun ikut Nanad buka pintu yuk."

"Gapapa bunda aja deh sendirian," ujar Bunda yang sedang mencuci tangannya.

Nadia menghadap ke arah Arjun yang kini sepertinya seolah sedang berbicara melalui tatapannya,"Kok malah nyuruh bunda sih."

"Nanad ikut buka pintu juga ya bun," ujar Nadia kemudian lalu mengikuti langkah bundanya.

Di depan pintu kini sudah ada seorang cowok dengan tinggi yang tentunya melebihi Nadia sedang berdiri sambil membawa sebuah kantong plastik berwarna merah.

"Halo tan, saya Kevin baru pindah kesini tadi sore, salam kenal," ujar Kevin lalu mencium punggung tangan Bunda.

"Ohh iya, rumah saya ini di sebelah tante," Kevin menunjuk ke arah rumahnya.

"Wahh kita punya tetangga baru Nad," ujar Bunda.

Kevin melirik ke arah Nadia lalu tersenyum.

"Maaf ya tante mama saya masih sibuk bersih-bersih jadinya ga bisa antar ini kesini, dia cuma nitip salam aja katanya," Kevin memberikan kantong kresek yang sedari tadi ia pegang kepada Bunda.

"Makasih ya Kevin, jadi ngerepotin gini."

"Gapapa kok tante."

"Kamu kelas berapa?" tanya Bunda basa-basi.

"Kebetulan saya sekelas sama Nadia tante," ucap Kevin, sedangkan Nadia hanya menyimak tidak ingin untuk berbicara.

"Nad kok kamu ga bilang sih daritadi kalau dia temen kamu."

"Cuma sekelas bun, dia bukan temen Nanad."

"Itu mah namanya temen, ya udah bunda masuk dulu ya. Kalian ngobrol dulu deh," Bunda tersenyum ke arah Kevin sebelum kembali masuk ke dalam rumahnya.

"Udah ga ada lagi kan?" tanya Nadia datar lalu membalikkan badannya.

"Masih ada," ucap Kevin yang membuat Nadia memberhentikan langkahnya.

"Jangan lupa follback gue ya, tetangga."

Nadia hanya diam lalu melanjutkan langkahnya.

"Itu serius, jangan lupa follback yaa."

"Kalau masih belum difollback gue besok jemput lu buat sekolah," ucap Kevin dengan suaranya yang agak nyaring hingga Nadia pun menutup pintu rumahnya.

"Ya Allah semoga aing beneran di follback sama Nadia," doa Kevin sambil menatap ke arah langit.

*****
"Asikk punya tetangga cowok nih," ujar Arjun dari meja makan menyambut adik kesayangannya ini yang sedang berjalan dengan muka yang agak cemberut.

"Bisa kali Nad dia nanti jadi pacar kamu, kayak Abang sama Kak Cinta tuh," ujar Arjun lagi.

Nadia duduk di kursinya tanpa mendengarkan ocehan Arjun.

"Seru tau punya pacar yang rumahnya deket."

"Bun, Nanad mau ayam gorengnya dong satu," pinta Nanad menunjuk ke arah sepiring ayam goreng di dekat bunda mengalihkan topik pembicaraan.

"Kalau deket enak, bisa pacaran tapi irit ongkos Nad."

"Besok kesana yuk Nad, Abang pengen tau muka calon pacar kamu."

Nadia diam pura-pura tidak mendengar.

"Tetangganya temen Nanad ya?" tanya Ayah.

"Nggak bukan," jawab Nadia cepat.

"Iya dia temen Nadia, mana mereka sekelas lagi," ucap Bunda menjawab pertanyaan Ayah.

"Bagus dong, sekarang kamu jadi punya dua temen," Ayah menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya kepada Nadia mengisyaratkan angka dua.

"Ga Nanad ga mau punya temen kayak dia," ujar Nadia sambil memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Kenapa?"

"Dia agak gila gitu yah."

"Beneran? Padahal ganteng loh," ucap Bunda mempercayai perkataan Nadia.

"Iya dia agak gila kayak Bang Arjun," lanjut Nadia lalu menatap tajam Arjun.

"Astaghfirullah bun, anakmu yang ganteng ini dia bilang gila. Parah Nanad ga mengharagai ciptaan tuhan bun."

"Makan bang, Nanad pusing ish kalau Abang berisik terus."

"Ciee bilang aja kali kalo sekarang masih deg-deg ser gegara ketemu gebetan barusan."

"Yah Abang berisik banget," ujar Nadia mengadu kepada Ayah.

"Udah-udah lanjut makan aja, jangan berantem terus ya," ucap Ayah menenangkan kedua anaknya ini.

"Dihh Nanad cepu," ujar Arjun.

"Biarin, Abang berisik."

"Bocah cepu."

"Biarin daripada ga cepu tapi ngoceh mulu, kek ibu-ibu di jalan-jalan."

"Dihh, bun masa Nanad bilang semua ibu-ibu ngoceh mulu."

"Ishh Abang ga asik cepu."

Arjun terkekeh pelan karena kelakuan adiknya yang super gemesin ini, ga deng menurut Arjun Cinta tuh tetep yang nomer satu ga ada yang bisa ngalahin.

"Cepu kok teriak cepu, wlekkk."

Nadia menatap Arjun kesal, kenapa coba dia ditakdirkan untuk mempunyai Abang yang super berisik dan ngeselin ini.

Ting ( kali ini suara notif )

Kevinorlando_ : jangan lupa follback! kalau nggak, gue besok ke rumah lo pagi-pagi nih!

Nadia hanya membaca pesan itu tanpa ada niat untuk membalas lalu melanjutkan makan sesuap nasi dan juga ayam gorengnya.

*******
Makasih buat yang udah selalu vote dan komen, love you!

My Chatty Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang